Dishut Sumsel Bentuk Tim Gabungan Cek Hotspot

Kasi Penyuluhan Kebakaran Hutan dan Lahan Dishut Sumsel Safrul Yunardi. (FOTO: SS1/Yanti)

Palembang, SumselSatu.com

Menjelang pelaksanaan Asian Games, Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sumsel meningkatkan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan membentuk tim gabungan. Tim ini rutin memantau dan mengecek keberadaan hotspot.

Kepala Dishut Sumsel melalui Kasi Penyuluhan Kebakaran Hutan dan Lahan, Safrul Yunardi, ketika dijumpai di ruang kerjanya, Jumat (4/5), mengatakan, akhir-akhir ini pihaknya rutin melakukan sosialisasi ke masyarakat dan perusahaan terkait pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Bahkan pihaknya telah membuat tim terpadu yang merupakan gabungan perusahaan, masyarakat, TNI, Polri, dan instansi terkait pencegahan kebakaran hutan dan lahan. “Perusahaan konsen mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Oleh sebab itu, ketika ada hotspot harus cepat ditangani,” ujar Safrul.

Safrul mengungkapkan, beberapa hari terakhir terdeteksi hotspot di beberapa daerah. Namun itu bukan kebakaran lahan. “Ketika dicek itu hotspot bukan kebakaran lahan dan hutan, tapi bekas tanaman yang dibersihkan, namun oleh satelit terindikasi sebagai hotspot. Kemarin ada dua hotspot, hari ini juga ada hotspot. Lokasinya berada di Muaraenim dan Lahat,” bebernya.

Untuk daerah lain seperti Ogan Ilir dan OKI yang rata-rata rawa dan gambut, menurut Safrul, potensi untuk terjadinya kebakaran lahan dan hutan sangat kecil pada musim hujan. Namun wilayah itu tetap harus diantisipasi pada musim kemarau. “Kalau saat ini kebakaran hutan dan lahan sulit terjadi,” ucapnya.

Kendati demikian, lanjut Safrul, sejauh ini setiap ada hotspot harus dicek. Karena hotspot indikasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. “Semua pihak bergerak mulai dari operasi darat, laut, dan udara untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan. Kita optimis tahun ini zero asap,” kata dia.

Terkait anggaran, Safrul menjelaskan, anggaran untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan dari APBN  sekitar Rp 15 miliar dan dari APBD Rp 2,5 miliar. “Kita orientasi pencegahan sebelum terjadi kebakaran hutan dan lahan. Karena biaya yang dikeluarkan akan besar jika terjadi kebakaran,” pungkasnya. #nti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here