Herman Deru-Mawardi Yahya Siap Mundur

BERSALAMAN----Wagub Sumsel Mawardi Yahya bersalaman dengan para kepala OPD yang hadir di Griya Agung, Palembang, Jumat (28/12/2018) malam. (FOTO: HUMAS PEMPROV SUMSEL)

Palembang, SumselSatu.com

Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Selatan (Sumsel) mengatakan, dirinya bersama Gubernur Sumsel Herman Deru bertekad membawa Provinsi Sumsel lebih maju dari sebelumnya.

Bahkan, Mawardi menyatakan, Herman Deru dan dirinya siap melepaskan jabatan mereka sebagai Gubernur dan Wagub Sumsel 2018-2023, jika ternyata pembangunan di Sumsel justru mundur dibanding sebelum mereka menjabat.

“Tekad Herman Deru dan Mawardi Yahya Sumsel harus lebih maju dari pemimpin yang dulu.  Kalau Sumsel ada kemunduran dari sebelumnya, Insya Allah kami siap mundur,” ujar Mawardi Yahya pada acara ‘Kilas Balik Provisi Sumsel Tahun 2018 Bersama Gubernur Sumsel Menuju Sumsel Maju Untuk Semua‘, di Griya Agung, Palembang, Jumat (28/12/2018) malam.

Hadir pada acara tersebut kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel.

Di awal Mawardi menyampaikan, pihaknya perlu mencermati kinerja 2018 untuk melakukan evaluasi. Hal itu dilakukan agar pada 2019 ada perbaikan.

Mawardi mengatakan, indikator ekonomi makro di Sumsel baik. Tingkat pertumbuhan ekonomi Sumsel angkanya lebih tinggi dibandingkan angka nasional. Inflasi lebih rendah dari nasional. Namun, angka pengangguran masih tinggi.

“Itu menjadi tugas kami ke depan agar angka pengangguran kita menurun,” kata Mawardi.

Wagub menjelaskan, indek pembangunan manusia (IPM) di Sumsel menjadi tolak ukur. Pasalnya, Sumsel merupakan akumulasi dari kabupaten/kota.

“Kita punya 17 kabupaten dan kota.  Dan ada 14 kabupaten dan kota angka kemiskinannya di atas nasional. Ini tugas berat kami,” katanya.

Dikatakan Mawardi, dirinya bersama Herman Deru baru dua bulan 27 hari memimpin Sumsel. Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan di Sumsel lebih tinggi dari nasional.

“Bagaimana tugas kita ke depan agar angka kemiskinan di kabupaten dan kota ini menurun. Ini tugas kita ke depan. Kemisikinan kabupaten dan kota tertinggi itu di daerah yang luar biasa melimpah sumber daya alam.  Tapi masyarakatnya masih miskin,” katanya kepada para kepala OPD.

Wagub menyampaikan, angka kemiskinan tertinggi di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Lahat, dan Musi Banyuasin (Muba).

“Seperti di Muba, APBD-nya mencapai sekitar Rp3 triliun lebih. Angka kemiskinan tertinggi keempat adalah OKI, maklum wilayahnya luas tapi SDA-nya tidak ada,” kata Mawardi.

“Herman Deru dan Mawardi Yahya memimpin dengan keterbukaan, apa adanya.  Untuk memotivasi pemimpin kita di kabupaten dan kota. Kalaulah disebutkan peringkat daerah termiskin masih tidak malu, dak taulah nak ngomong apo lagi,” tambahnya.

Dia mengatakan, Herman Deru dan dirinya meletakkan landasan untuk berlari di 2019.

“Letak kemiskinan berada di pinggiran kota dan desa. Oleh sebab itu, anggaran kita 70 persen dialokasikan ke pinggiran kota dan desa,” katanya.

“Jangan disamakan kami dengan gubernur yang lalu. Dulu bicara internasional. Tapi sekarang OPD yang megadakan anggaran keluar negeri kami coret. Kami targetkan kemiskinan di Sumsel turun dua digit,” tambah Mawardi.

Dikatakan Mawardi, dalam Pemprov Sumsel, Herman Deru adalah nahkoda, dan dirinya sebagai pendamping untuk membantu tugas gubernur. Motornya adalah OPD Pemprov Sumsel.

“Fungsi media untuk berpartisipasi melihat kinerja yang dilakukan.  Sebelumnya, kadang yang menggerogoti Pemprov Sumsel ini tidak terekspos, terutama masalah keuangan,  kebijakan itu tidak terekspos. Kami ingin keterbukaan melangkah pada 2019, yang merugikan negara kami buka habis,” tandas Mawardi.

Di 2018, Herman Deru-Mawardi hanya tiga bulan. Sembilan bulan lalu  dikerjakan gubernur sebelumnya.

“Kalau ada yang kurang,  belum memenuhi kebutuhan masyarakat.  Mulai 2019 kami kita benahi bersama untuk Sumsel Maju Untuk Semua,” kata Mawardi kepada para kepala OPD.

Pada kesempatan itu pula, Mawardi kembali menyampaikan, visi Herman Deru-Mawardi adalah Sumsel Maju Untuk Semua.  Sedangkan misinya adalah, pertama, meningkatkan ekonomi. Kedua, meningkatkan SDM. Kata Mawardi, di bidang pendidikan tetap menggratiskan sekolah, tapi formatnya diubah. Ketiga, tata kelolah pemerintahan.

“Itu sangat penting. Visi dan misi OPD itu satu tujuan dengan gubernur,” katanya.

“Keempat adalah infrastruktur. Tahun depan dialokasikan anggaran Rp1,3 triliun untuk jalan provinsi. Insya Allah aspirasi dari DPRD kabupaten dan kota melalui bupati dan walikota alokasi untuk jalan bisa mencapai hampir Rp2 triliun, alokasinya untuk infrastruktur. Kelima adalah budaya. Mudah-mudahan Provinsi Sumsel lima tahun ke depan bisa berkurang angka kemisikinannya di bawah nasional,” kata Mawardi Yahya. #nti

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here