Nama Ayah Menhub Budi Karya Sumadi Dijadikan Nama Gedung Pascasarjana Universitas Sjakhyakirti

GEDUNG A.S SUMADI ---- Menhub Budi Karya Sumadi dan Gubernur Herman Deru memperhatikan denah gedung A.S Sumadi yang baru diresmikan, Sabtu (22/12/2018). (FOTO: SS1/YANTI)

Palembang, SumselSatu.com

Universitas Sjakhyakirti Palembang meresmikan gedung baru pascasarjana yang diberi nama Gedung AS Sumadi, Sabtu (22/12/2018).

Nama ayah Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi tersebut disematkan menjadi nama gedung di kampus ini sebagai wujud penghormatan karena AS Sumadi merupakan salah satu pendiri Universitas Sjakhyakirti.

Acara peresmian dihadiri Menhub RI Budi Karya Sumadi dan Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H Herman Deru.

Terhadap peresmian ini, Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan, dirinya mengapresiasi apa yang dilakukan Universitas Sjakhyakirti.

“Pak Sumadi dan Rani telah meninggalkan pendidikan untuk universitas ini. Universitas Sjakhyakirti didirikan bapak saya. Saya mendukung rektor yang menginginkan Universitas Sjakhyakirti terpandang. Ayah saya idealis. Nama ini membanggakan saya,” ujar Budi Karya.  

Rektor Universitas Sjakhyakirti Dr. Ir. Faizal Daud, MS mengatakan, Universitas Sjakhyakirti di usia 38 tahun telah berupaya meningkatkan pendidikan dan akan terus berbenah. Universitas Sjakhyakirti sebagai wadah pendidikan terus meningkatkan sarana akademik, serta menambah dan memperbaiki sarana dan prasarana.

Gedung AS Sumadi yang diresmikan berlantai tiga dengan 18 ruang kelas yang representatif. Universitas Sjakhyakirti selalu berusaha menjadikan kampus ini nyaman bagi mahasiswa.

“Orangtua Pak Menteri Perhubungan ini, salah satu pendiri Universitas Sjakhyakirti,” ujar Faizal.

Selain pembangunan fisik, lanjut Faizal, pihaknya juga meningkatkan pelayanan online akademik dan keuangan.

“Minggu lalu, kami baru selesai dievaluasi. Insya Allah, kami dapat nilai baik. Ke depan, kami ingin lembaga ini berkembang, sehingga universitas ini berkualitas dan berdaya saing tinggi,” katanya.

Kepala LII Dikti Slamet Widodo menyatakan, banyak dana untuk sarana dan prasarana, tapi banyak yang tidak memanfaatkannya.

“Kompetisi hibah untuk perguruan tinggi swasta ini sangat ketat. Pemerintah menyediakan dana tak terhingga untuk penguatan PTS. Untuk beasiswa, di Wilayah LII Dikti baru 21 orang, padahal dana yang ada tak terhingga. Kelemahannya kurang Bahasa Inggris,” bebernya.

“Termasuk penelitian, pemerintah berikan dan Rp1,9 triliun. Sumsel hanya dapat Rp28,5 miliar. Seluruh dosen harus bersaing mendapatkan dana penelitian,” imbuh Slamet.

Gubernur Sumsel Herman Deru yang hadir pada acara ini, mengatakan, dirinya mewakili alumni menginginkan transparansi.

“Me-manage pendidikan ini tidak sederhana. Semua ingin ini baik, pengurus, alumni, dikelola dengan transparan. Ada estimasi target. Mudah-mudahan gedung baru ini dapat meningkatkan kualitas,” katanya. #nti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here