Ramadan Momen Tingkatkan Keimanan dan Ketakwaan

Suasana shalat Isya dan Tarawih bersama di Masjid Ar Raiyah DPRD Sumsel, Senin (21/5) malam. (FOTO: SS1/Yanti)

Palembang, SumselSatu.com

Ramadan, DPRD Provinsi Sumsel menggelar shalat Isya dan Tarawih berjemaah diimami KH Musaddad Kholil, Senin (21/5). Tampil juga Prof DR H Jalaluddin memberi siraman rohani. Ramadan memang momen tepat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

Kegiatan dihadiri Asisten III Pemprov Sumsel Eduar Juliartha, pimpinan DPRD Sumsel dan anggota DPRD Sumsel, Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, Kasdam Kodam II/Sriwijaya Brigjen TNI Syafriyal, Ketua Pengadilan Tinggi Palembang Ohan Burhanudin Purwawangca,  Pjs Walikota Palembang Akhmad Najib, dan tokoh masyarakat H Halim.

“Kita hadir di sini di Masjid Ar Raiyah DPRD Sumsel untuk shalat Isya, Tarawih, dan Witir bersama. Selamat datang bapak ibu sekalian. Mudah- mudahan kita dapat pahala berlipat ganda, karena ini bulan rahmat dan ampunan Allah SWT,” ujar Plt Ketua DPRD Sumsel Uzer Effendi saat menyampaikan sambutan.

Uzer menuturkan, pada Ramadan banyak ibadah yang bisa dilakukan. Siang hari umat Islam menahan lapar dan hawa nafsu. Sedangkan pada malam hari menjalankan ibadah shalat Tarawih dan Witir. “Semoga ibadah kita semakin meningkat dan menambah keimanan kita semua. Selain itu, momen ini untuk menjalin silaturahmi. Mudah-mudahan Provinsi Sumsel maju, semakin gemilang dan berakhlak,” imbuh Uzer.

Sementara Sekwan DPRD Provinsi Sumsel Ramadhan S Basyeban menambahkan, acara shalat Isya dan Tarawih bersama ini merupakan rangkaian safari Ramadhan Pemprov Sumsel.

“Di sini kita melaksanakan shalat Isya dan Tarawih berjemaah. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita,” bebernya.

Saat memberi siraman rohani, Prof DR  H Jalaluddin mengatakan, ibadah puasa termasuk ibadah yang berat. Karena ibadahnya 14 jam sehari, artinya kalau sebulan 420 jam. “Ibadah puasa ini semuanya sama, presiden, panglima, masyarakat, dan pemulung sama laparnya. Walaupun menunya lain tapi laparnya sama. Bahkan untuk perempuan yang berhalangan puasa, itu wajib membayarnya. Puasa itu punya Allah, dan Allah yang membalasnya,” beber Jalaluddin.

Jalaluddin menambahkan, selama Ramadan, pintu neraka ditutup. Bahkan malaikat Jibril turun ke bumi. “Guna malaikat Jibril turun, adalah setan yang jahat diborgol dan diikat dengan rantai. Kemudian dilempar setan itu ke laut. Sehingga umat Nabi Muhammad SAW tidak terganggu. Orang yang berpuasa itu sudah disterilisasi dari setan,” paparnya.

Jalaluddin mengungkapkan, godaan setan itu adalah mengajak orang untuk kafir, membuat dosa besar, membuat dosa kecil. Manusia dilalaikan dengan perbuatan yang sia-sia.

“Hawa nafsu itu lebih jahat dari 70 setan. Rasul habis perang Badar menyatakan kita baru pulang dari perang kecil. Dari 333 pasukan Muslim melawan 1.000 pasukan kafir. Perang yang besar itu perang melawan hawa nafsu. Insya Allah kita bisa menyelesaikan 25 hari lagi puasa,” pungkasnya. #nti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here