Palembang, SumselSatu.com
Akademi Sekretaris dan Manajemen Sriwijaya (ASMI Sriwijaya) Palembang menyambut baik dibentuknya Tim Koordinasi Daerah Vokasi Provinsi Sumatera Selatan (TKDV Sumsel).
Hal ini selaras dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Vokasi dan Pelatihan Vokasi serta mendorong pengangguran berpendidikan.
Hal tersebut disampaikan Pj Direktur ASMI Sriwijaya Palembang Drs H A Kadir Arsyad, MM, didampingi Pembantu Direktur III Toni Fauzi, SH, MM, saat menghadiri Focus Group Discussion (FGD) di Wyndham Hotel Palembang, Senin (30/10/2023). Dalam kegiatan ini ASMI Sriwijaya juga melakukan kerjasama dengan Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri).
Direktur ASMI Sriwijaya Palembang Drs H A Kadir Arsyad mengatakan, ASMI Sriwijaya Palembang terus berkomitmen dalam rangka menciptakan lulusan yang siap terjun di Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
“Guna mendukung capaian tersebut ASMI Sriwijaya Palembang telah bekerja sama dengan melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan berbagai industri,” ujar Kadir Arsyad.
PD III ASMI Sriwijaya Palembang Toni Fauzi mengatakan, TKDV mendorong Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Palembang untuk menyalurkan para lulusan agar terserap ke DUDI. ASMI Sriwijaya Palembang mencatat serapan lulusan masih di bawah 50 persen.
“Kami berharap melalui terbentuknya TKDV ini, serapan lulusan ke DUDI bisa mencapai 80 persen,” harapnya.
Selain melalui TKDV, ASMI Sriwijaya Palembang terus melakukan berbagai langkah dan terobosan untuk melakukan link and match dengan berbagai DUDI sehingga serapan lulusan bisa sesuai yang diharapkan.
Semenyara Direktur Polsri Dr Ing Ahmad Taqwa, MT, mengatakan, vokasi ini adalah hal utama dalam rangka menciptakan lulusan yang siap pakai di DUDI. Baik itu lulusan SMK maupun lulusan Politeknik.
Namun sejumlah permasalahan di lapangan banyak ditemui terutama lemahnya koordinasi antara pendidikan dan stakeholder. Sehingga melalui FGD ini diharapkan terbentuk TKDV Sumsel.
“TKDV Sumsel ini nanti akan membentuk sebuah ekosistem bagaimana ke depan lulusan ini bisa berkesinambungan. Seperti lulusan SMK sebagai tenaga lapangan dan lulusan Politeknik sebagai tenaga analisis. Dan ini nanti akan link and match ke dunia usaha dan dunia Industri,” ujarnya.
Taqwa menambahkan, FGD menjadi terobosan baik untuk pendidikan di Sumsel dalam rangka menciptakan lulusan yang lebih siap pakai. Sehingga peran pendidikan lebih efektif dan efisien karena sejumlah permasalahan di lapangan cepat terserap solusinya melalui kordinasi yang intens di TKDV.
Sekretaris Dinas Pendidikan Sumsel Awaluddin, SPd, MSi, mengatakan, TKDV Sumsel akan menjawab tantangan pengentasan pengangguran baik di sektor lulusan SMK maupun pendidikan tinggi.
Pasalnya, sejauh ini SMK yang berada di bawah Dinas Pendidikan Sumsel bersifat parsial yang pengelolaan SMK berdiri sendiri. Mulai dari menselaraskan kurikulum, mendatangkan guru tamu dan mengirim guru ke DUDI, termasuk didalamnya penelitian.
“Mudah-mudahan dengan terbentuknya TKDV ini menjadi wadah yang di dalamnya bersama-sama mendorong bagaimana generasi muda kita terserap ke DUDI dan bisa juga menjaga wirausahawan,” harapnya.
Sementara itu Dr Husyam Usman perwakilan dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumsel mendorong para generasi muda untuk terserap ke dunia usaha dan dunia industri setelah lulus baik SMK maupun pendidikan tinggi.
“Kita juga telah membuat aplikasi KADIN Pacak Begawe yang di dalamnya ada lulusan anak-anak kita dan juga lulusan DUDI. Sehingga di sana lengkap, ada yang mencari kerja dan ada yang mencari tenaga kerja. Bahkan di aplikasi tersebut menyediakan pelatihan yang mendorong generasi muda terserap di DUDI. Apalagi, saat ini setiap tahun ada 35,000 lulusan yang mencari kerja,” katanya. #nti