Selama Ramadan, Penumpang Boleh Berbuka Puasa di Dalam LRT

Festival perahu Bidar akan digelar pada tanggal 29 hingga 31 Agustus 2024. (FOTO: SS 1/IST).

Palembang, SumselSatu.com

Light Rail Transit (LRT) Sumsel tetap beroperasi seperti biasa dan memberlakukan aturan khusus untuk penumpang LRT selama bulan Ramadan 1444 Hijriah.

Yaitu, bagi penumpang yang naik LRT di waktu jam berbuka puasa, diperbolehkan untuk makan dan minum, tapi terbatas hanya makanan/snack ringan dan minuman di dalam botol untuk berbuka puasa. Hal ini sebagai toleransi untuk menghormati penumpang yang menjalani ibadah puasa untuk segera berbuka puasa.

Manager Humas PT KAI Divre III Palembang Aida Suryanti mengatakan, aturan di dalam LRT selama ini adalah melarang penumpang untuk makan dan minum di dalam LRT karena untuk kenyamanan penumpang itu sendiri.

“Namun selama bulan Ramadan ini, kami membolehkan penumpang untuk berbuka puasa apabila masih dalam perjalanan mengingat perjalanan LRT terakhir adalah pukul 19.01 WIB dari Stasiun DJKA dan 19.55 WIB dari Stasiun Bandara SMB II Palembang,” ujar Aida, Senin (11/3/2024).

Aida menyampaikan, petugas di dalam LRT akan mengingatkan penumpang apabila waktu berbuka telah tiba. Namun petugas juga mengingatkan agar penumpang memperhatikan dan menjaga kebersihan denga tidak meninggalkan sampah di dalam LRT, serta tetap tertib selama waktu berbuka sehingga tidak mengurangi kenyamanan bagi penumpang itu sendiri.

“Untuk jam operasional selama bulan puasa Ramadan tetap seperti biasa, dengan 94 perjalanan mulai pukul 05.06 WIB- 20.43 WIB dan jarak antar stasiun (headway) 18 menit,” lanjut Aida.

Aida mengungkapkan, data penumpang yang menggunakan LRT Sumsel selama Triwulan I tahun 2024 terus menunjukkan peningkatan, dari tanggal 1 Januari hingga 10 Maret, tercatat 740,041 penumpang dengan rata-rata 10,572 setiap harinya, dengan volume angkutan penumpang tertinggi saat ini pada tanggal 1 Januari 2024 yaitu 36,659 penumpang.

Sedangkan stasiun teratas ramai naik turun penumpang hingga pertengahan bulan Maret adalah Asrama Haji 135, 626 penumpang, Ampera 111,030 penumpang,
DJKA 100,423 penumpang dan Bumi Sriwijaya 82,900 penumpang.

Untuk kenyamanan dan pelayanan bagi penumpang juga menyediakan fasilitas tenant di Stasiun LRT Bumi Sriwijaya, Cinde, Ampera dan DJKA. Di mana tenant tersebut memberikan kesempatan kepada pelaku usaha menjual produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berupa kerajinan tangan ataupun produk makanan dan minuman ringan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian UMKM.

“Untuk syarat dan ketentuan tenant tersebut dapat melakukan koordinasi lanjut dengan Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel (BPKARSS). PT KAI sebagai operator BPKARSS berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat pengguna jasa LRT Sumsel,” katanya. #fly

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here