
Palembang, SumselSatu.com
Puluhan massa aksi dari Koalisi Ormas, Aktivis dan Mahasiswa Sumsel menggelar aksi unjukrasa di Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan (Kejati Sumsel), Kamis (7/8/2025).
Massa aksi mendesak Kejati Sumsel mengusut tuntas dugaan indikasi Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) terkait pemberian fasilitas pinjaman atau kredit yang dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) kepada PT BSS dan PT SAL, serta terjadinya kerugian kegara yang diestimasi Rp1,3 triliun.
Koordinator Aksi Germaki Umar Yuli Abbas meminta Kejati Sumsel menindak lanjuti laporan kegiatan kami terkait dugaan tindak pidana korupsi yang merugikan
negara dan juga mencederai demokrasi.
Mereka mempertanyakan BRI yang telah memberikan fasilitas pinjaman atau kredit kepada PT BSS dan PT SAL.
“Kami mempertanyakan kerugian negara dengan estimasi 1,3 triliun didapat dari mana? Apakah sudah dihitung oleh pihak yang berkompeten. Kami mempertanyakan kepada pihak Kejati Sumsel yang telah mengumumkan estimasi kerugian negara dengan nilai Rp1,3 triliun atas perkara ini. Pertanyaan kami angka tersebut didapat dari rincihan apa saja dan berikan penjelasannya secara transparansi,” katanya.
Berdasarkan pengumuman lelang tanggal 3 Desember 2024, PT BSS memiliki aset sebesar Rp786.122.970 dan PT SAL memiliki aset senilai Rp955.002.000. Jika ditotal nilai aset sebesar Rp1,7 triliun.
“Berdasarkan info yang kami dapat atas pengumuman lelang yang diterbitkan oleh salahsatu media cetak di Sumatera Selatan, tanggal 3 Desember 2024. Adapun nilai lelang yang terterah dengan limit Rp995 miliar milik PT SAL, namun terakhir kami mendapatkan informasi bahwa KPKNL telah melelang perusahaan tersebut dengan nilai Rp550 miliar, artinya ada perselisihan angka yang sangat fantastis, ada apa ini? Kepada siapa terjual aset tersebut? Adakah pemenang lelang ini kaitannya dengan para pihak?,” katanya.
Dia mendesak Kejati Sumsel melakukan penyitaan seluruh aset PT BSS dan PT SAL agar tidak terjadinya kehilangan
barang bukti.
“Kami meminta Kejati Sumsel melakukan rincian secara transparan, apa dan di mana letak letak kesalahan pada PT BSS dan PT SAL, serta usut tuntas kasus korupsi dan fasilitas pinjaman yang diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia,” katanya.
Menanggapi aksi pengunjukrasa, Kasi B Kejati Sumsel Belmento, SH, MH, mengatakan, pihaknya mengapresiasi pengunjukrasa dalam memberikan informasi yang sangat berarti buat tim penyidik Kejati Sumsel.
“Kami akan menilai masukan dan informasi yang diberikan kepada kami. Tim penyidik melihat perkembangan dan data-data yang masuk. Data ini kami teruskan ke penyidik Pidana Khusus (Pidsus) untuk dibaca dan dilihat lagi sebagai materi selanjutnya terkait kredit bermasalah yang diberikan BRI,” katanya.
Sementara itu, saat awak media menghubungi melalui WhatsApp salahsatu pegawai Kantor Wilayah (Kanwil) BRI yang berlokasi di Jalan Kapten A Rivai, Palembang, belum memberikan banyak tanggapan.
“Itu bukan kewenangan region Kanwil BRI tapi kewenangan pusat untuk menjawab,” ujarnya singkat. #nti