Harga Karet Murah Sawit Tidak Stabil

H M Subhan, Anggota DPRD Sumsel. (FOTO: IST).

Palembang, SumselSatu.com

Harga karet di sejumlah wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami penurunan. Sementara itu, komoditi lainnya yang harganya turun adalah kelapa sawit. Harga Tandan Buah Sawit (TBS) mengalami penurunan dan belum stabil.

Kondisi ini menjadi perhatian Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Selatan (DPRD Sumsel) yang membidangi persoalan perekonomian.

Sekretaris Komisi II DPRD Sumsel H M Subhan, SE, mengatakan, keluhan masyarakat saat ini adalah harga karet yang murah, tidak hanya di Lubuklinggau, Musirawas (Mura) dan Musirawas Utara (Muratara), tapi di semua wilayah Sumsel dan Indonesia.

Kemudian harga sawit yang tidak stabil, pupuk subsidi yang tidak mencukupi untuk pertanian karena pupuk subsidi ditujukan hanya kepada petani yang menanam sembilan komoditas. Yakni, padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, kakao, dan tebu rakyat. Yang menjadi persoalan, komoditas seperti sayuran tidak mendapat pupuk subsidi.

“Kami sudah bertemu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) apakah ada pupuk subsidi untuk sayuran, petani karet dan sawit, karena dengan harga jual yang rendah sementara harga pupuk tinggi ini menjadi persoalan di masyarakat,” katanya.

Belum lagi peternak ikan kalah dengan Lampung. Kota Palembang pangsa ikan terbesar, justru banyak masuk ikan dari lampung. Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel harus berkoordinasi dengan pengusaha pelet untuk mendirikan pabrik pelet ikan di Sumsel, karena selama ini pakan ikan berasal dari Lampung, sementara jarak dan waktu membutuhkan biaya.

Berawal dari Keprihatinan

Awal terjun ke politik berangkat dari keprihatinan masyarakat di Kabupaten Mura terkait persoalan ekonomi, pendidikan dan infrastruktur yang jauh tertinggal dibandingkan kabupaten lain. Kemudian, ada pemikiran dari kawan-kawan di Desa Bumi Makmur, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Mura, agar berjuang di politik.

“Lalu saya mencari partai politik (parpol) yang dapat mengakomodir dan memperjuangkan agar saya dapat duduk di kursi legislatif,” kata suami dari H Rohmiati itu.

Keprihatinkan seperti apa Pak? Dulu belum ada dana desa dan dana yang masuk ke desa sangat minim kalau tidak ada yang memperjuangkan. Oleh sebab itu ketertarikan menjadi wakil rakyat agar dapat memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Alhamdulillah sekarang hampir setiap tahun ada anggaran yang masuk ke desa melalui APBD Kabupaten, Provinsi dan APBN,” kata Subhan.

Tahun 2003 awal bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) setelah menjalin komunikasi dengan beberapa parpol. Di tahun 2003 langsung dicalonkan PKS di Daerah Pemilihan (Dapil) Mura 4 yang meliputi Kecamatan Rawas Ilir, Nibung, Rawas Ulu dan Ulu Rawas dengan memperebutkan 7 kursi.

“Setelah saya bergerak, silaturahmi dan menyampaikan visi misi kepada masyarakat, tahun 2004-2009 saya terpilih sebagai Anggota DPRD Kabupaten Mura,” ujar pria kelahiran Semarang, 4 Februari 1973.

“Tahun 2009-2014 masih dipercaya PKS di dapil yang sama, dan Alhamdulillah masyarakat masih percaya dan saya kembali duduk sebagai Anggota DPRD Muba untuk kedua kalinya,” tambahnya.

“Tahun 2013 Muratara menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB). Tahun 2014, saya mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD Sumsel dari Dapil VIII (Lubuklinggau, Mura dan Muratara), tapi saya kalah dari Almarhum H M Tukul, SE, MM, yang berstatus incumbent, karena suara saya terbanyak kedua. Lalu pada November 2017, Ustadz Tukul meninggal dunia. Lalu pada Maret 2018 saya menggantikan Ustadz Tukul sebagai Pengganti Antar Waktu (PAW) di DPRD Sumsel. Tahun 2019 kembali dicalonkan di DPRD Sumsel dari Dapil VIII dan saya kembali mendapat kepercayaan sebagai Anggota DPRD Sumsel periode 2019-2024,” katanya lagi.

Berawal dari Honorer

Subhan mengatakan, lulus kuliah Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 1997. Akhir tahun 2018 ke Bengkulu dan tiga bulan kemudian pindah ke Lubuklinggau dan bekerja sebagai tenaga honorer di Bappeda. Pertengahan tahun 2000 mundur sebagai tenaga honorer dan menikah di Desa Bumi Makmur, Kecamatan Nibung.

“Tahun 2001 saya mengajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Istiqomah. Tahun 2002-2004 menjadi Kepala Sekolah MI Al Istiqomah dan Ketua Yayasan Al Istiqomah tahun 2007-2012. Sekarang MI Al Istiqomah sudah berkembang. Ada Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Tahun 2003 saya menjadi pengurus Koperasi Unit Desa (KUD) Karya Mulya, koperasi sawit binaan PT London Sumatera Indonesia Tbk (Lonsum),” katanya.

Apa yang sudah diperbuat untuk masyarakat? Melakukan advokasi kepada masyarakat terkait usulan dan aspirasi. Misalnya, Dinas Pertanian memperjuangkan bantuan alsintan untuk kelompok tani. Dinas Perkebunan bantuan kelapa ginja dari Kebumen untuk tujuh desa, dan Dinas Kehutanan bantuan bibit durian bawor dari Banyumas untuk 10 desa.

Selanjutnya dari Dinas Perindustrian pelatihan perizinan usaha kecil pengolahan makanan dan bimbingan teknis labelisasi halal yang diikuti 20 peserta dari Lubuklinggau, 20 peserta dari Mura dan 20 peserta dari Muratara. Kemudian dari Dinas Perdagangan ada bantuan timbangan, etalase dan gerobak. Dari Dinas Koperasi ada bantuan mesin jahit. #fly

Biodata:

Nama: H M Subhan, SE
Tempat/Tanggal Lahir: Semarang, 4 Februari 1973
Alamat: Jalan Ibadah, RT 001, Kelurahan Watervang,
Kecamatan Lubuklinggau I, Kota Lubuklinggau.
Agama: Islam
Partai: Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dapil: Sumatera Selatan VIII (Musirawas, Musirawas Utara dan Lubuklinggau).

Status Perkawinan:

Nama Istri: H Rohmiati
Nama Anak:
1. Khusnul Latifah
2. Atika Tsania Faza
3. M Farhan Nur Laili Kamal

Riwayat Pendidikan:

MI Timpik Kecamatan Susukan, Semarang (1980-1986).
SMP Negeri 1 Susukan (1986-1989).
SMA Muhammadiyah Salatiga (1989-1992).
Universitas Muhammadiyah Malang-S1 (1993-1997).

Riwayat Pekerjaan:

Kepala Sekolah MI Al Istiqomah (2002-2004).
DPRD Musirawas (2004-2014).
Ketua Yayasan Al Istiqomah (2007-2012).
DPRD Provinsi Sumatera Selatan (2014-2023).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here