Palembang, SumselSatu.com
Maritim Nusantara Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar sosialisasi Empat Pilar Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI dengan tema ‘Aksi Nyata Gerakan Kemaritiman Muda Dalam Mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan’ di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang, Senin (16/9/2024).
Wakil Badan Sosialisasi MPR RI Dr H Alirman Sori, SH, MHum, MM, mengatakan, Empat Pilar MPR RI yang pertama Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara. Kedua, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR. Ketiga, Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara. Keempat, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
“Sosialisasi ini penting dilakukan, karena setelah reformasi secara formil pendidikan moral Pancasila tidak ada lagi di tingkat SD SMP dan SMA. Untuk di perguruan tinggi masih diajarkan Pendidikan Moral Pancasila,” ujar Alirman.
Dia mengatakan bahwa penyelenggaraan negara tidak mau kehilangan momentum anak-anak bangsa tidak memahami Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara.
“Seperti kita lihat tadi masih banyak ada adik-adik yang kurang paham dengan 4 pilar ini. Itulah pentingnya sosialisasi empat pilar ini kepada semua warga negara Indonesia termasuk dengan mahasiswa,” katanya.
“Harapan kita melalui kegiatan 4 pilar ini rasa jiwa kebangsaan itu tertanam di dalam jiwa kita. Kemudian rasa memiliki negara ini semakin mendalam. Karena tanpa meresap ini nilai-nilai Pancasila ini saya yakin tidak tantangan ke depan terbesar kita adalah soal globalisasi yang syarat dengan liberal kekuatan kapitalis. Anak-anak kita kalau tidak diberi pemahaman dengan Pancasila, saya khawatir terjerembab jatuh pada pergaulan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” tambahnya.
Dia mengimbau kepada seluruh warga negara Indonesia termasuk adik-adik mahasiswa mempelajari Pancasila, serta mendalami Pancasila.
“Yang paling penting adalah implementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Pengamat Politik sekaligus akademisi M Haekal Al Haffafah, SSos, MSos, mengatakan, masih banyak mahasiswa yang tidak paham tentang histori dan sejarah bangsa Indonesia. Ini karena masih kurangnya sejarah dan lemahnya literasi.
“Minimnya pengetahuan tentang sejarah, serta kurang kemampuan literasinya masih lemah dan itu perlu digalakkan kembali jati diri bangsa kita kepada adik-adik mahasiswa,” katanya.
Oleh sebab itu, kata Haekal, perlu dilakukan diskusi pendalaman kajian yang berkesinambungan sehingga ke depan mereka bisa paham, apakah perilaku sudah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila atau sudah keluar dari nilai-nilai Pancasila.
“Imbauan kepada adik-adik mahasiswa untuk tumbukan jiwa sosial, jiwa gotong royong jiwa kebersamaan dan patriotisme itu harus dikuatkan. Kemudian harus kita kuatkan literasi,” katanya.
Usai acara paparan dari pemateri dilakukan sesi tanya jawab dari peserta kepada narasumber. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cinderamata. #nti