
Palembang, SumselSatu.com
Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia (RI) Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan kabar menggembirakan bagi para penyuluh lintas agama. Kabarnya, para tenaga penyuluh agama yang non PNS akan dinaikkan honornya.
Informasi ini disampaikan Menag saat berbicara pada kegiatan Sapa 800 Penyuluh Lintas Agama PNS dan Non-PNS se-Sumsel, Rabu (31/10/2018), di Aula Asrama Haji Palembang. Kegiatan ini sekaligus meresmikan lima rumah ibadah serta 10 Gedung Balai Nikah dan Manasik Haji (KUA) Kecamatan.
Lukman Hakim mengatakan, pemerintah berusaha memberikan perhatian kepada para penyuluh agama, terutama penyuluh agama honorer atau non-PNS. Ada dua upaya yang akan dilakukan. Pertama, menghilangkan kata non alias honorer diangkat jadi pegawai negeri sipil (PNS) dan upaya kedua, meningkatkan honor.
“Insya Allah mulai Januari 2019 ada kenaikan honorarium secara resmi yang berlaku bagi penyuluh lintas agama. Ini juga berkat perjuangan Bapak Dirjen Bimas Islam,” tandas Menag.
Dalam arahannya pada kesempatan ini, Menag juga menjelaskan tentang persfektif agama. Dikatakan Menag, agama bisa dilihat dari dua persfektif, yaitu dari sisi luar dan sisi dalam. Dari sisi luar agama dilihat secara formal. Di sinilah akan ditemui banyak perbedaan dan keragaman, seperti dalam syariat dan tata cara beribadah.
Adapun dari sisi dalam, agama dilihat dari sisi esensi atau substansi. Di sini tidak ditemukan perbedaan. Setiap agama bercita-cita untuk menegakkan keadilan serta menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
“Ketika kita berada di tengah kemajemukan, mari kita lebih mengedepankan sisi dalam agama. Di sinilah peran penting penyuluh. Penyuluh haruslah mencerahkan. Saya berharap para penyuluh agama jangan pernah punya rasa benci. Sebab agama hanya bisa disebarkan dengan rasa cinta. Nasib Indonesia yang sangat religius ada di tangan kita. Kita bisa hidup damai dan rukun seperti sekarang adalah berkat jasa para pendahulu kita. Adapun nasib anak cucu kita ke depan tergantung pada kita,” tegasnya.
Kegiatan ini juga dihadiri Gubernur Sumsel H Herman Deru, Dirjen Bimas Islam Prof Muhammadiyah Amin, Rektor UIN Raden Fatah Prof HM Sirozi, Staf Khusus Menteri Agama Gugus Joko Waskito, Sekretaris Menteri Agama Khairul Huda, para Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota di Sumsel, Kepala Bidang dan Pembimas Kanwil Kemenag Sumsel, Kepala Balai Diklat Keagamaan Palembang Syafitri Irwan, Kepala KUA, serta Kasubbag dan Kasi Kanwil Kemenag Sumsel.
Mengenai lima rumah ibadah yang diresmikan, Kakanwil Kemenag Sumsel HM Alfajri Zabidi mengatakan, keberadaan lima rumah ibadah yang dibangun dalam satu komplek ini merupakan sebuah kebanggaan bagi warga Sumsel. Karena inilah simbol kerukunan, kedamaian, keharmonisan hidup beragama di Sumsel.
“Keberadaan lima rumah ibadah ini semakin menegaskan eksistensi Sumsel sebagai provinsi zero konflik. Provinsi yang bebas dari konflik umat beragama, baik intern umat beragama maupun antar umat beragama,” ujarnya.
Terkait upaya peningkatan layanan Kantor Urusan Agama (KUA) di Provinsi Sumsel, Fajri menjelaskan, saat ini Kemenag Sumsel sudah menyelesaikan pembangunan 10 gedung balai nikah dan manasik haji (KUA) yang dibangun melalui pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Selain itu, saat ini Kemenag Sumsel juga sedang membangun empat KUA SBSN yang sebentar lagi selesai pembangunannya.
“Untuk tahun depan, insya Allah di Sumsel akan dibangun tujuh gedung KUA SBSN lagi. Mudah-mudahan keberadaan gedung balai nikah dan manasik haji ini makin meningkatkan pelayanan kita terhadap masyarakat,” katanya.
Sementara Gubernur Sumsel H Herman Deru mengapresiasi terselenggaranya kegiatan sapa penyuluh serta peresmian rumah ibadah dan peresmian gedung balai nikah dan manasik haji ini.
“Acara ini begitu monumental. Apalagi saya dengar Pak Menteri akan mengaktifkan kembali keberadaan P3N. Ini kabar baik bagi masyarakat, terutama yang berada di daerah-daerah terpencil, yang jauh dari KUA kecamatan. Saya akan mengirim surat kepada bupati/walikota untuk memberikan insentif kepada P3N,” kata Deru.
Dalam kesempatan itu, Deru juga menyampaikan terima kasih kepada para penyuluh yang dinilainya memiliki peran penting dalam menjaga kondusifitas kehidupan umat beragama di Sumsel.
“Pembangunan mental dan spiritual sangatlah penting. Zero konflik di Provinsi Sumsel tidak terlepas dari peran penting para penyuluh dan Kementerian Agama. Terima kasih penyuluh,” tutur Deru. #nti