Palembang, SumselSatu.com
Berdasarkan data by name by addres jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan kepada 860 ribu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mencapai Rp10,5 triliun (T).
“Tahun ini lebih kurang KUR yang disalurkan Rp10,5 T. Penyaluran KUR bisa membantu UMKM,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumsel Ir H Amiruddin, MSi, saat diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis (22/12/2022).
Dia menjelaskan, jumlah UMKM berdasarkan laporan dari kabupaten dan kota mencapai 2,2 juta UMKM. Namun yang terdata by name by address sekitar 860 ribu UMKM.
“UMKM ini bukan hanya usaha tetap seperti tokoh atau warung, tapi pedagang online, pedagang keliling juga UMKM. Namun yang terdata by name by addres 860 ribu UMKM,” katanya.
Amiruddin mengatakan, UMKM di Sumsel meliputi bidang kuliner, fashion, kriya, kecantikan dan kebugaran dan banyak lagi. Sumbangsih dari UMKM sangat besar untuk menggerakkan ekonomi.
“Karena 90% usaha ini digerakkan oleh UMKM. Berarti di UMKM ini berkontribusi terhadap perkembangan perekonomian di Sumsel dan tersebar di 17 kabupaten kota,” terangnya.
Kategoti MKM berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 7 Tahun 2021 yang mengatur emudahan perlindungan pemberdayaan koperasi dan UMKM, yang dikatakan usaha mikro itu kalau mempunyai modal usaha sampai Rp1 miliar (M) di luar bangunan dan tanah.
Kemudian, modal usaha Rp1 sampai Rp5 (M) itu disebut usaha kecil. Kemudian modal Rp5 (M) sampai Rp15 (M) disebut usaha menengah. Untuk omset per tahun sampai dengan Rp2 (M) disebut mikro. Omset Rp2 (M) sampai Rp15 (M) itu usaha kecil. Omset per tahun di atas Rp15 (M) sampai Rp50 (M) usaha menengah.
Untuk pembinaan kepada UMKM yaitu pelatihan, pendidikan, membantu pemasaran melalui marketplace dan ekspo.
“Hampir setiap Minggu kita ada pameran UMKM. Ini termasuk pembinaan bekerja sama dengan komunitas. Ada bazar UMKM. Semua itu bentuk pemberdayaan terhadap UMKM,” katanya.
“Kita juga membina UMKM untuk melek teknologi. Pemasaran pedagang melalui online, laporan keuangan, pelatihan digital itu sudah banyak kita laksanakan. Kita mengadakan pelatihan digitalisasi memfasilitasi melalui katalog lokal yang ada di pemerintah daerah. Kita bantu untuk memasarkan di lokal kita juga membantu di marketplace. Contohnya ada melalui marketplace Sumsel Mall dan In Building System (IBS). Kemudian masuk di dalam perindustrian ada rumah kemasan. Melalui marketplace pemasarannya dan banyak dinas mempunyai marketplace UMKM, tidak hanya di dinas UMKM dan koperasi,” tambahnya.
Meski begitu, UMKM memiliki tiga permasalahannya. Yakni, keterampilan, permodalan dan pemasaran.
“Kalau permasalahan tadi sudah kita bahas. Masalah permodalan, akses permodalan ini ada akses permodalan melalui KUR, itu bunganya rata-rata 6% di subsidi oleh pemerintah sisanya. Kalau konvensional bisa 15% per tahun bunganya. Tapi kalau di KUR hanya 6% bunganya per tahun. Itu salah satu upaya-upaya untuk mendorong UMKM,” bebernya.
“Perbankan itu bisa melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), di mana ada 11 bank pemerintah untuk penyaluran KUR. Ditambah Bank Central Asia (BCA) dan banyak swasta yang juga ikut menyalurkan KUR. Untuk KUR itu maksimal pinjaman modal Rp500 juta. Kemudian dilihat jenis usaha peminjam dan bankable atau kemampuan nasabah memenuhi persyaratan dari bank,” tambah dia. #Nti