BRIPTU, Briket Biji Salak Ampas Tebu

JUARA-Tiga siswa SMAN Sumsel Azis Saputra, Surya Bima Wicaksono, dan Dewi Mirah Rezki peraih juara di event Festival Kreasi untuk Indonesia, Kamis (8/11/2018).

Palembang, SumselSatu.com

Berangkat dari rasa prihatin akan sulitnya mendapat pasokan gas elpiji bagi masyarakat yang jauh dari perkotaa, serta semakin menurunnya produksi minyak tanah, tiga siswa SMAN Sumatera Selatan menciptakan produk BRIPTU alias Briket Biji Salak Ampas Tebu.

Ketiga siswa tersebut adalah Aziz Saputra, Surya Bima Wicaksono, dan Dewi Mirah Rezki , siswa Kelas XII IPA 2 ini berhasil membuat energi alternatif terbarukan yang aplikatif bagi masyarakat dengan mengolah limbah biji salak dan ampas tebu. Briket dapat digunakan untuk memasak sehingga dapat mengantisipasi kelangkaan gas elpiji dan minyak tanah.

Selain itu, ketiganya melihat bahwa salak merupakan komoditas perkebunan terbesar ketiga setelah pisang dan nanas, sedangkan ampas tebu juga sangat melimpah. Sehingga, sangat baik untuk dimanfaatkan guna mengurangi limbah biji salak dan ampas tebu yang selama ini hanya dibuang oleh masyarakat.

Berkat penemuan cemerlang ini, tim dari SMAN Sumatera Selatan meraih juara 1 di ajang BAF Innovation Sains Festival “Kreasi Untuk Indonesia” yang diselenggarakan oleh PT. Bukit Asam, Tbk pada tanggal 7-8 November 2018. Selain menyabet juara 1, penelitian yang prosesnya memakan waktu 2 minggu ini juga dianugerahi predikat Best Idea.

Alhamdulillah, meskipun sempat terhambat kendala teknis, akhirnya perjuangan kami tidak sia-sia,” terang Aziz, Kamis (8/11/2018)

Aziz menjelaskan, kendala yang mereka hadapi selama penelitian, kendala yang dihadapi adalah keterbatasan alat. Karena pada produksi briket skala besar biasanya menggunakan mesin khusus seperti mesin press hidrolik, mesin pengaduk dan drum klin.

“Namun, karena briket yang kami buat masih dalam skala lab maka kami hanya menggunakan peralatan sederhana, misalnya pipa paralon untuk mencetak dan drum bekas untuk proses karbonisasi. Sehingga untuk membuat briket yang lebih berkualitas menjadi lebih sulit,” jelasnya.

Dia berharap apabila briket ini sudah diaplikasikan di masyarakat dan sudah diproduksi dalam skala besar, dapat menggunakan peralatan khusus seperti mesin pengaduk dan mesin press hidrolik sehingga proses produksi BRIPTU menjadi lebih efektif.

Meskipun sempat merasa nervous, Dewi, siswi yang memiliki cita-cita menjadi seorang Geolog ini mengaku senang atas pencapaian yang diraih olehnya dan tim.

“Sangat bersyukur dan bangga. Semoga acara ini dapat terus dilaksanakan, sehingga para pelajar terus termotivasi untuk meneliti dan berkontribusi dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat,” jelasnya.

Selain Dewi, Bima pun turut merasa cemas, sebab penemuan dari sekolah rival seperti SMAN 2 Sekayu, SMA Bukit Asam, SMA 3 Prabumulih, dan lainnya sangatlah bervariasi. Namun dirinya tetap yakin mampu memberikan yang terbaik bagi sekolah tercinta.

Sementara Kepala SMAN Sumatera Selatan M Ridwan Aziz menyampaikan rasa bangganya atas prestasi yang diraih peserta didiknya tersebut.

“Prestasi yang luar biasa dan membanggakan. Saya yakin prestasi yang ditorehkan oleh siswa/siswi SMAN Sumsel di bidang karya tulis ilmiah dapat melahirkan peneliti-peneliti level dunia yang dapat mengharumkan nama Provinsi Sumatera Selatan,” pungkasnya. #ari

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here