Palembang, SumselSatu.com
Gubernur Sumsel Herman Deru menunjuk Bank Sumsel Babel (BSB) sebagai bapak asuh bagi Pengurus Pembina Adat se-Sumsel.
“Hari ini saya tunjuk Bank Sumsel Babel jadi ‘Bapak Asuh’ untuk Pengurus Pembina Adat ini. Apa-apa kegiatan mereka (Pembina Adat se-Sumsel-red) asalkan disetujui Disbudpar harus di-support,” ujar Herman Deru saat mengukuhkan Pengurus Pembina Adat se-Sumsel Periode 2019-2024, di Griya Agung, Palembang, Jumat (27/12/2019) pagi.
Deru mengatakan, selama ini, persoalan adat, baik itu seni, budaya dan lainnya sudah cenderung jarang diperbincangkan, padahal semua itu adalah aset besar Sumsel yang tidak ternilai. Dengan dikukuhkannya Pengurus Pembina Adat se-Sumsel, Deru berharap adat istiadat Sumsel dapat dilestarikan sampai ke generasi berikutnya.
Gubernur mengatakan, mestinya kekhawatiran juga dirasakan bupati dan walikota se-Sumsel. Kata Deru, melestarikan adat istiadat merupakan tugas bersama.
“Kemajemukan ini adalah kekayaan yang sebenarnya dan ini aset tidak ternilai. Siapa yang bertugas menjaga ini?. Ya ini saya dan kita semua, bukan orang dari daerah lain,” kata Deru.
Deru mengatakan, harus diakui, sepeninggal budayawan Sumsel Djohan Hanafiah (almarhum), induk organisasi pembinaan adat seperti tidak ada lagi naungan. Hal itu menjadi perhatian Deru.
“Artinya kita tidak bisa bergantung hanya dengan satu orang. Jadi, ketua yang dilantik sekarang sudah harus melakukan restrukturisasi bila perlu memapankan organisasi sampai tingkat kecamatan,” kata Deru.
Kata Deru, perhatiannya yang besar pada pembina adat bukan karena dia anak seorang pesirah, namun sebagai bentuk menghargai akar budaya Sumsel.
“Jadi sekali saya katakan, bapak-bapak yang telah dilantik ini jangan khawatir. Tidak ada APBN kita pakai APBD kita pakai apa saja yang bisa. Kita akan mulai dari seragam dulu. Kalau belum tahu seragam masing-masing daerah silahkan cari di arsip nasional. Semua lengkap di situ,” kata Gubernur.
Deru berharap, setelah kepengurusan dilantik, mulai tahun depan, Pembina Adat se-Sumsel sudah bergerak melakukan agendanya.
Kata Deru, untuk menumbuhkan ketertarikan generasi muda dan masyarakat akan kekayaan budaya, pengurus bisa menggelar agenda-agenda berbau adat yang mudah dibuat.
“Misalnya ningkuk, kan bisa dilakukan dengan biaya murah. Itu kan bagus. Tapi ini memang harus dimulai dulu. Dan itu kita yang memulainya,” kata Deru.
Ketua Pengurus Pembina Adat se-Sumsel Albar Sentosa Subari mengatakan, pasca dikukuhkan dirinya beserta pengurus lain akan segera melakukan konsolidasi internal, sekaligus menyosialisasikan kepengurusan ke kabupaten/kota se=Sumsel agar terjalin komunikasi yang baik.
“Selanjutnya kami akan menyusun rencana jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Salah satunya ialah membuat perda pengakuan masyarakat adat di Sumsel,” kata Albar S Subari.
Di tempat yang sama, Dirut BSB Achmad Syamsudin mengatakan, siap menindaklanjuti arahan Gubernur Sumsel. Untuk itu mereka akan segera berkoordinasi dengan Pengurus Pembina Adat se-Sumsel tentang kegiatan apa saja yang menjadi prioritas.
“Kami akan berkoordinasi segera dengan para pengurus dan juga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, terutama untuk kegiatan yang menjadi prioritas mereka. Dan ini akan kami sesuaikan dengan core bisnis kami, karena bagaimanapun kami memang adalah bank daerah yang harus selalu support semua untuk kepentingan kemajuan Sumsel,” kata Syamsudin. #nti