Belitung, SumselSatu.com
Anggota Komisi II DPRD Babel Rina Tarol menyoroti sejumlah hal dalam penggunaan dana di Bank Sumsel Babel. Dia memastikan, masukan untuk Pemerintah Provinsi (Pemprov).Babel semata-mata agar keberadaan bank daerah itu memberikan manfaat bagi masyarakat Bangka Belitung.
Menurutnya, tidak hanya soal Corporate Social Responbility (CSR) atau tanggung jawab sosial saja. Tetapi, sejauh mana Pemprov Babel sebagai pemilik modal mengetahui untuk apa saja uang yang ada di Bank Sumsel Babel.
Menurutnya, Bank Sumsel Babel menghabiskan dana Rp44 miliar untuk promosi. Jumlah itu sangat besar, hampir setara dengan saham atau modal Pemprov Babel sebanyak Rp50,3 miliar hingga tahun 2024.
Berbekal jumlah saham itu, Pemprov Babel mendapatkan bagi hasil atau deviden sebanyak Rp10 miliar pada tahun buku 2022. Deviden itu masuk sebagai pendapatan kas daerah Pemprov Babel dan mendapat apresiasi Komisi II DPRD Babel.
Rina mengtetahui itu, saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama petinggi Bank Sumsel Babel di Palembang, Senin (23/12/2024),
“Ada pos anggaran Rp44 miliar hanya untuk promosi dan sosialisasi. Kenapa bisa sebesar itu, jumlahnya mendekati saham Pemprov Babel Rp50,3 miliar.
Jadi kalau dipikir-pikir, saham kita hanya digunakan untuk promosi,” ungkap Rina Tarol dilansir dari Pos Belitung.
Temuan itu kata Rina, ada di dalam pos pendapatan dan beban operasional perusahaan selain bunga. Komisi II DPRD Babel mendapati, ada beban tenaga kerja sebanyak Rp479,9 miliar dan beban lainnya Rp698,4 miliar.
“Dalam RDP itu kami menemukan Bank Sumsel Babel memasukkan beban lainnya Rp698,4 miliar. Ini beban apa, karena semua pos beban operasional sudah tertulis semua,” tanya politisi Partai Golkar ini.
Anggota DPRD Babel dapil Bangka Selatan ini, kembali mengingatkan Pemprov Babel agar bersuara terkait pos anggaran di Bank Sumsel Babel tersebut.
Menurutnya, meski Pemprov Babel bukan pemilik saham mayoritas, namun memiliki hak untuk menuntut Bank Sumsel Babel memberikan manfaat bagi masyarakat.
Rina Tarol mengingatkan saham tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Babel, yang juga artinya ada uang publik atau rakyat di dalamnya.
“Saya kira ini jangan dianggap sepele, Pemprov Babel harus lebih peduli dan aktif. Karena ada uang rakyat di komponen modal Bank Sumsel Babel,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemprov Babel bekerja sama dengan Bank Sumsel Babel sebagai bank operasional Kas Umum Daerah, sejak 1 Januari 2024. Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Babel No 188.44/1260/BAKUDA/2023 yang ditandatangani Pj Gubernur Babel Safrizal pada 23 Desember 2023.
SK ini untuk membatalkan surat keputusan sebelumnya, yang menggunakan Bank Rakyat Indonesia (BR sebagai kas umum daerah Pemprov Babel.
“Artinya sekali lagi kami sampaikan, jangan hanya kerja sama antarlembaga saja, antar bank dengan pemda. Tapi bagaimana Bank Sumsel Babel memberikan manfaat untuk masyarakat, jangan justru membuat susah,” tegas Rina Tarol.
Dia mengatakan, sejumlah permasalahan terjadi di Bank Sumsel Babel jangan sampai berimbas pada Pemprov Babel dan masyarakat. Menurutnya, proses hukum yang terjadi terkait dugaan korupsi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Babel, harusnya menjadi perhatian.
“Apalagi dugaan korupsi KUR itu melibatkan petinggi Bank Sumsel Babel di Pangkalpinang, ini patut jadi pertimbangan kerja sama Pemprov Babel dengan Bank Sumsel Babel,” ujarnya.
Alasan Rina Tarol menyatakan hal itu, karena dia tak ingin masyarakat yang tidak tahu apa-apa terlibat dalam kasus korupsi di Bank Sumsel Babel. Pasalnya, dia menerima informasi, ada KTP warga digunakan untuk pengajuan kredit tanpa persetujuan bersangkutan.
“Hal-hal ini, kami DPRD Babel mengimbau Pemprov Babel ke depan lebih selektif. Kami mengingatkan lagi, kerja sama dengan Bank Sumsel Babel harus dievaluasi,” katanya.
Pada kesempatan ini, Rina Tarol menyebutkan saham Pemprov Babel di Bank Sumsel Babel sebanyak Rp50,3 miliar pada 2023. Deviden yang diterima sebesar Rp10,026 miliar pada tahun buku 2022. Jumlah ini meningkat dari tahun buku 2021 sebanyak Rp6,2 miliar.
Sekadar diketahui, penyertaan modal Pemprov Babel di Bank Sumsel Babel dimulai pada tahun 2003 sebesar Rp1 miliar dengan deviden Rp809 juta. Lalu terus bertambah jadi Rp16 miliar pada 2010 dan Rp40,3 miliar pada 2012.
Mulai 2012 sampai 2021, tidak ada saham yang disetor. Lalu, pada 2022 ada penambahan Rp10 miliar, sehingga total saham Pemprov Babel Rp50,3 miliar. #fly