Palembang, SumselSatu.com
Profesi pengacara di Indonesia identik dengan kekayaan. Hal ini bisa dimaklumi mengingat sejumlah pengacara di Indonesia memiliki penampilan dan gaya hidup yang mewah. Seperti busana mahal ataupun memiliki kendaraan mewah.
Pengacara menjadi profesi yang memiliki penghasilan yang besar. Terlebih lagi jika mereka memiliki jam terbang tinggi, semakin banyak kasus rumit yang pernah ditangani maka semakin mahal pula tarifnya. Hal ini juga sejalan dengan risiko yang dihadapinya. Tentu tidak sembarang orang bisa menekuni profesi ini.
Pentingnya penampilan bagi seorang pengacara bisa jadi karena tuntutan profesi mereka yang berhubungan dengan tokoh-tokoh penting negeri ini. Bahkan, seorang pengacara bisa memiliki deretan mobil mewah dan setelan busana yang bernilai puluhan juta, lengkap dengan aksesoris yang menempel di tubuhnya.
Chairul S Matdiah merupakan sosok pengacara yang terkenal dengan penampilan parlente. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perlente atau parlente artinya tampak gagah, bagus, apik, rapi, atau necis. Istilah ini biasanya ditujukan kepada seseorang yang suka berpakaian rapi.
Chairul dikenal pengacara yang memiliki style atau gaya berpakaian mewah dan mahal yang melekat di tubuhnya. Chairul memiliki deretan mobil-mobil yang berkategori mewah, seperti Jaguar XF, Sedan 4 D, Merzedes Benz GL 400, Toyota Alphard Tife G, Toyota Camry dan Bayerische Motoren Werke (BMW) X6.
Chairul bukan hanya pengacara, tetapi juga figur publik yang memiliki pengaruh besar. Melalui berbagai kasus yang mereka tangani, dari perselisihan bisnis hingga kasus pidana kontroversial, Chairul menunjukkan bahwa hukum bukan hanya tentang keadilan, tetapi juga strategi, keberanian dan integritas.
Chairul dikenal sosok yang tegas dan lugas dengan gaya bicaranya yang terarah. Keberanian dan kecerdasannya di ruang sidang sering menjadi sorotan, menjadikan Chairul tokoh yang disegani dalam dunia hukum. Harus diakui Chairul menjadi salahsatu pengacara terbaik di Sumatera Selatan. Sejumlah kasus besar pun pernah dimenanginya.
“Dia (Chairul S Matdiah) adalah pengacara paling parlente dan style yang dia pakai di era saat itu sangat mahal,” ujar Ridho Junaidi, SH, MH, pengacara kondang yang dulu pernah bergabung di Kantor Pengacara milik Chairul S Matdiah di Jalan Kapten Arivai, Nomor 1436, samping Bank Mega Palembang.
Ridho mengungkap alasan kenapa Chairul disebut memiliki gaya penampilan yang mahal? Pasalnya, Chairul memakai pakaian dan barang branded (bermerek).
“Jamnya saja memakai merek terkenal seperti Richard Mille, Rolex Bvlgari dan Franck Muller. Sementara jas memakai merek Zegna, dan memakai puluhan sepatu Louis Vuitton, semuanya asli. Beliau memang hebat saat masih menjadi pengacara,” katanya.
Meski dikenal pengacara dengan gaya berpakaian mahal dan mewah, Chairul adalah pengacara yang tidak mengenal lelah, meskipun pada masa itu kesehatan kurang baik karena terkena infeksi ginjal dan harus menjalani cangkok ginjal di Mount Elizabeth Hospital Singapura.
“Namun rasa sakit dan lelah itu terkalahkan oleh semangat juang yang tinggi. Chairul orang yang supel atau mudah bergaul dan mudah menyesuaikan diri masuk ke lingkungan yang baru,” katanya.
Meski berpenampilan parlente, Chairul adalah ahli sedekah. Hampir setiap hari Chairul berbagi nasi bungkus kepada warga tidak mampu.
“Waktu jadi pengacara setiap tahun menggelar buka bersama ratusan anak yatim, malahan pernah 3.000 orang yang diundang buka bersama, dan pulangnya mereka dikasih uang,” terang Ridho.
Selain itu, Chairul adalah sosok yang sangat mengayomi dan memberikan kasih sayang kepada seluruh keluarga.
“Beliau juga sosok yang dermawan, setiap tahun saat Hari Raya Idul Fitri ratusan juta dihabiskan untuk Tunjangan Hari Raya (THR). Mengumpulkan anak yatim dan berbuka bersama menjadi hal rutin setiap tahunnya,” kata Ridho.
Ridho juga masih mengingat kata-kata yang sering diucapkan Chairul saat menjadi pengacara, yakni ‘was wis was wis’, ‘Indonesia Timur’ dan ‘Indonesia Bersatu’.
“Kata itu artinya dia yakin akan memenangkan perkara yang dibelanya,” katanya.
Sementara Chairul mengatakan, mengenal Ridho Junaidi karena pernah bergabung dengan Kantor Advokat H Chairul S Matdiah, SH, MHKes, selama hampir 2 tahun, sejak tahun 2005-2007.
“Sekarang Ridho sudah sukses dan memiliki kantor sendiri. Ridho adalah pengacara Ir H Alex Noerdin (Gubernur Sumsel Periode 2008-2028),” katanya.
Ridho pernah menjadi kuasa hukum Mantan Dirut Utama PT Bukit Asam Tbk Periode 2011-2016 Emil Milawarma, yang divonis bebas oleh majelis hakim Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Palembang, Senin (1/4/2024). Dia divonis bebas bersama dengan empat terdakwa lainnya.
Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Palembang, memvonis bebas lima terdakwa kasus dugaan tindak pidana korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS) oleh PT Bukit Asam (PTBA) Tbk. Proses akusisi yang dilakukan melalui PT Bukit Asam Investama (BMI) yang merupakan anak usaha PT Bukit Asam Tbk dinyatakan tidak terdapat unsur melawan perbuatan hukum korupsi.
Unsur-unsur korupsi seperti memperkaya diri sendiri, memanfaatkan kewenangan, sekaligus terjadinya kerugian negara dalam proses akusisi yang dilakukan tidak mampu dibuktikan dalam persidangan. Majelis hakim menilai metode dan perhitungan nilai kerugian negara sudah keliru dilakukan lembaga auditor publik yang ditunjuk Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumsel.
Selain Emil Milawarma, empat terdakwa lainnya yakni Wakil Ketua Saham Akuisisi Saham PT SBS Nurtima Tobing, Eks Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk Anang Dri Prasetya, Ketua Tim Akuisisi Penambangan PTBA Saiful Islam, dan Pemilik PT Satria Bahana Sarana (SBS) Tjahyono Imawan.
“Dia pengacara hebat, pernah berhasil vonis bebas Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA),” kata Chairul.
Disinggung gaya berpakaian mewah dan parlente Chairul mengatakan, penampilan penting bagi seorang pengacara karena tuntutan profesi mereka yang berhubungan dengan tokoh-tokoh penting.
“Ya, dulu seperti itu, saya memang terbilang sukses saat menjadi pengacara,” ujar Chairul sambil tersenyum.
Dikatain Sopir Oleh Mahasiswi Kedokteran UI
Irwan S Cuwek, pengacara yang dulu pernah bergabung di Kantor Pengacara Chairul S Matdiah di Apartemen Perkantoran Belleza Permata Hijau, Jalan Arteri, Jakarta, mengakui kegemaran Chairul dalam mengoleksi barang branded dan kendaraan mewah.
“Chairul memang gemar mengoleksi dan memakai barang branded berharga ratusan juta dan mobil miliaran rupiah. Itu wajar, dia pengacara sukses, kliennya banyak, perusahaan besar banyak memakai jasanya. Wajar dia menikmati hasil jerih payahnya,” ujar Iwan.
Ada satu pengalaman yang masih membekas di benaknya. Tahun 2008, dia bersama Chairul mengendarai mobil Jaguar XF di Jalan Jenderal Gatot Subroto Jakarta. Mobil Jaguar warna kuning yang dikendarai Chairul menyerempet mobil Mitsubishi Pajero. Mobil itu dikendarai oleh dua orang wanita.
Kedua mobil berhenti saat kecelakaan terjadi. Lalu, dua wanita cantik turun dari mobil. Keduanya langsung mendatangi mobil Jaguar yang dikendarai Chairul dan Irwan dengan wajah emosi.
Merasa kecelakaan itu akibat kesalahannya, Chairul pun keluar dari mobil dan menemui wanita itu. Melihat Chairul keluar dari mobil, wanita itu langsung meluapkan kekesalannya.
“Mobil saya rusak, bapak harus ganti,” ujar wanita itu.
Chairul lalu berkata.
“Ini kesalahan saya, kalau kamu mau minta ganti rugi aku ganti, masukkan saja mobilnya ke bengkel, nanti saya yang bayar,”.
Perkataan Chairul yang sopan tidak cukup meredakan emosi si wanita. Apalagi penampilan Chairul saat itu tidak meyakinkan. Bercelana pendek, baju kaos.
“Bapak (Chairul S Matdiah) itu sopir, mana bisa ganti,” lanjut wanita itu dengan nada emosi.
Chairul tetap diam, dan menerima dengan sopan dirinya dikatakan seorang sopir. Chairul lalu mengeluarkan kartu nama berisi identitasnya sebagai pengacara yang berkantor di Bellezza Permata Hijau, Jakarta, dari dompetnya.
“Alhamdulillah kamu bilang saya sopir. Ini kartu nama saya, kalau mobil kamu rusak datang ke kantor saya, nanti saya perbaiki. Kenalkan, saya Chairul S Matdiah, pengacara,” ujar Chairul sambil menyerahkan kartu namanya.
Wanita itu kaget, tidak menyangkan pria di depannya adalah seorang pengacara terkenal, karena penampilannya saat itu tidak meyakinkan. Dia pun langsung meminta maaf.
“Maafkan saya pak, saya tidak tahu jika mobil tersebut adalah milik bapak,” katanya.
Chairul pun memaafkan wanita itu. Chairul lalu mengajak kedua wanita itu makan dan berkenalan. Di perkenalan singkat itu diketahui jika dua wanita cantik itu adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia (UI). #fly