Palembang, SumselSatu.com
Ir H Irwan Effendi, kembali membagikan kisah H Chairul S Matdiah, SH, MHKes, saat berjuang melawan penyakit jantung dan infeksi ginjal.
Saat dibincangi, Rabu (24/7/2024), Irwan mengatakan, perkenalan dengan Eluk-sapaan akrab Chairul S Matdiah, berawal saat Eluk bersama ibunya Hj Rodiah Matdian berobat ke dr Abla Irwan, Sp,THT, di kawasan Karang Anyar, Tangga Buntung, Palembang.
“Eluk berobat bersama ibunya, badannya sering panas, jadi berobat sama istri saya (dr Abla Irwan) di rumah milik dr Atuf yang dijadikan klinik kesehatan. Di situ awal perkenalan,” ujar Irwan.
Selepas perkenalan itu, Eluk dan Irwan sudah jarang bertemu, mereka dipisahkan oleh kesibukan dan aktivitas masing-masing. Pertemuan kembali terulang di tahun 1997 saat Eluk sudah menjadi pengacara hebat.
“Saaat itu sahabat saya H Mashudi memperkenalkan saya dengan Chairul S Matdiah, pengacara hebat yang memegang teguh prinsip idealisme,” katanya.
“Memang sudah pernah kenal di tahun 1979, tapi waktu itu Eluk masih kecil, masih berstatus pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan sudah hampir lupa sosoknya karena sudah 18 tahun tidak bertemu,” tambahnya.
Setelah pertemuan singkat itu, keduanya kembali berpisah dan baru kembali bertemu satu tahun kemudian di tahun 1998. Eluk kemudian dikenalkan dengan Koko Gunawan Thamrin, pemilik Thamrin Brothers di kawasan Kamboja, Palembang.
“Setelah perkenalan itu Eluk menjadi pengacara Thamrin Brother dan diberi kantor untuk praktik pengacara di Kantor Thamrin Brothers Kamboja, Palembang. Kemudian membeli ruko saya di Jalan Kapten Arivai, Nomor 1436, samping Bank Mega dan membuka Kantor Apartemen Belleza Permata Hijau di Jakarta,” kata Irwan yang bekerja sebagai kontraktor itu.
Selain sebagai pengacara, Eluk adalah pengusaha kayu sawmill (proses pembelahan kayu bulat menggunakan mesin gergaji menjadi beberapa lembar papan dan balok kayu untuk diproses menjadi furniture atau produk kayu lainnya-red) di CV Dian Putri yang beroperasi di Mesuji D, Kotabumi, Lampung dan Kecamatan Peninjauan, Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).
Selain dikenal sebagai pengusaha kayu, Chairul, kata Irwan, juga berprofesi sebagai
wartawan Majalah Fakta Surabaya dan kontributor Stasiun Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI).
“Tahun 2003 Eluk kena serangan jantung saat berada di dalam mobil bersama saya di Jembatan Ampera. Lalu saya bawa ke Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang dan diobati oleh Profesor dr Ali Gani bersama kedua asistennya dr Erwin dan dr Dila. Selama menjalani operasi pemasangan ring dua batang, Eluk menjalani perawatan selama satu bulan, barulah kondisinya dinyatakan sehat. Saat dirawat di RSMH, Eluk dibesuk oleh Gubernur Sumsel Periode 2003-2008 Ir H Syahrial Oesman,” katanya.
Setelah pulih dari operasi jantung, Eluk menderita infeksi ginjal dan dirawat di Rumah Sakit Primaya Pusat Gereja Indonesia Cikini atau Rumah Sakit Cikini Tahun 2005.
“Lebih satu bulan dirawat tidak sembuh, lalu Eluk saya bawa ke Mount Elizabeth Hospital Singapura berobat dengan dokter ahli ginjal dr Lye Wai Choong dan dr Koh Wei Howe. Setelah diperiksa ternyata salurang kencingnya robek akibat
menjalani kateter (mengeluarkan urine serta mengosongkan kandung kemih pada pasien yang mengeluhkan kesulitan buang air kecil-red) oleh dr David Manuptih di Rumah Sakit Cikini. Setelah diobati ada 7 kantung nanah yang membuat Eluk sangat kesakitan,” papar Irwan.
“Tahun 2007 Eluk menjalani operasi cangkok ginjal oleh dr Lye Wai Choong, Alhamdulillah kondisinya membaik dan sehat. Tahun 2013, Eluk kena serangan jantung dan berobat ke Rumah Sakit Medistra Jakarta Selatan, diobati oleh Profesor dr Teguh Santoso dan dipasang ring 3 dan kembali sehat,” tambahnya.
Ujian sakit pun datang silih berganti. Tahun 2018 Eluk menjalani operasi cangkok ginjal yang kedua di Kamboja, diobati dokter dari Jepang dr Tasabu.
“Waktu itu bulan puasa, saya ditemani Dr Ir Hanifah atau Agua dan Joho membantu Eluk menjalani operasi kedua di Kamboja. Setelah sehat saya kembali ke Indonesia, tiba-tiba istri Eluk (Hj Anisah Mardin) menelfon dari Kamboja memberitahukan Eluk pingsan dan badannya lemah. Mendapatkan kabar buruk itu kami langsung menyewa pesawat pribadi menuju Singapura untuk dirawat di Mount Elizabeth Hospital selama satu bulan. Alhamdulillah kondisi adik kami semakin membaik,” kata Irwan yang selalu mendampingi Eluk saat berobat di dalam maupun luar negeri.
Di usia yang ke-60 tahun dia berdoa agar Eluk diberikan kesehatan dan dikaruniai umur yang panjang untuk mengerjakan kebaikan, memperbanyak ibadah, dan terus konsisten dalam ketaataan.
“Dalam pekerjaan ada pasang surut, dari wartawan, pengusaha kayu sawmill di Lampung dan Baturaja, menjadi advokat, dan sekarang sukses menjadi politisi di DPRD Sumsel,” katanya.
“Eluk orang baik, supel, cekatan setia kawan, mudah memaafkan lawan dan kawan, banyak sedekah, membangun masjid dan menara masjid, ngotot saat berurusan apa saja. Eluk sahabat yang seperti adik sendiri dan sosok yang memiliki idealis yang kuat,” tutup Irwan. #fly