Giri Ramanda Kiemas Terima Anugerah Kesultanan Palembang Darussalam

GELAR---Giri Ramanda Kiemas saat menerima Watikah Sultan Palembang Darussalam. Giri mendapatkan gelar Pangeran Adi Giri Ramanda Kiemas, Rabu (26/7/2023). (FOTO: SS1/IST)

Palembang, SumselSatu.com

H M Giri Ramanda N Kiemas, SE, MM, menerima Anugerah Kebudayaan Kesultanan Palembang Darussalam. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Selatan (DPRD Sumsel) itu telah memiliki perhatian dan berkontribusi terhadap kebudayaan Palembang.

Anugerah Kebudayaan Kesultanan Palembang Darussalam diberikan pada Rabu (26/7/2023) malam lalu, di Gedung Al Hijrah, Komplek Al Hijrah Islamic Center di Jalan Sukabangun, Palembang. Selain kepada Giri Ramanda Kiemas, Anugerah Kebudayaan Kesultanan Palembang Darussalam juga diberikan kepada puluhan orang lainnya.

Pemberian Gelar Adat dan Kerabat Kesultanan Palembang Darussalam dipimpin Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH MKn selaku Sultan Palembang Darussalam. Giri Ramanda Kiemas diberi gelar Pangeran Adi Giri Ramanda Kiemas.

“Beliau (Giri Ramanda Kiemas-red) diberikan anugerah atas kontribusinya terhadap budaya Palembang yang diperhatikannya selama ini,” ujar Drs Raden Heri Mastari, Ketua Panitia Anugerah Kebudayaan Kesultanan Palembang Darussalam 2023, kepada SumselSatu.

Heri Mastari mengatakan, Giri Ramanda telah memberikan support dan semangat untuk tumbuh kembangnya seni budaya yang sering dilakukan seniman dan budayawan, baik pemikiran maupun dukungan lainnya.

“Beliau pernah mengumpulkan penyair Palembang untuk berpuisi sambil buka bersama,” tambahnya.

Heri Mastari menyampaikan, anugerah yang diberikan sebagai pengingat untuk Giri Ramanda Kiemas agar terus berkontribusi dalam menggali, melestarikan, dan mengembangkan seni budaya Palembang.

Giri Ramanda Kiemas berterimakasih atas anugerah yang diterimanya. Giri mengatakan, akan terus dan meningkatkan kepedulian terhadap seni budaya Palembang, termasuk juga Sumsel.

“Terima kasih atas anugerah dan gelar adat yang diberikan kepada saya. Insya Allah, mudah-mudahan hal ini akan menguatkan semangat saya untuk peduli terhadap kebudayaan Palembang, termasuk juga untuk Sumatera Selatan,” ujar Giri.

Giri yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu menyampaikan, perlu adanya perbaikan-perbaikan cagar budaya, museum di Palembang agar lebih intuitif dan aktraktif.

“Agar semakin menarik masyarakat, generasi muda, mau datang dan peduli,” kata Pangeran Adi Giri Ramanda Kiemas.

Giri berharap budaya Palembang dapat tetap lestari. “Banyak budaya Palembang yang mungkin anak-anak muda belum mengetahui. Seperti saat pemberian gelar, menggunakan Bahasa Palembang yang halus. Jika mereka telah mengetahui, oh, ternyata Palembang itu punya Bahasa yang halus,” kata Giri.

Acara Anugerah Kebudayaan Kesultanan Palembang Darussalam dimulai dengan masuknya Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH MKn bersama permaisuri didampingi Mufti Kesultanan Palembang Darussalam Pangeran Muhammad Mustofa bersama Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir.

Kedatangan rombongan SMB IV disambut Tari Sodok Piyogo yang penarinya adalah laki-laki dengan iringan musik melayu bernuansa Islami. Lalu, dilanjutkan dengan prosesi masuknya Pusaka Kerajaan Palembang Darussalam yang dibawa tiga orang pria. Ketiga pusaka itu terdiri dari Kitab Suci Alquran dan dua keris.

Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Alquran dan terjemahan menggunakan Bahasa Palembang halus oleh Pangeran Suryo Kemas Ari Panji.

“Di sini, kita lihat Kesultanan Palembang Darussalam memiliki nilai budaya dan tradisi, saat dimulai kita tampilkan tarian Sondok Piyogo dan bersyair, bersyair ini harus kita lestarikan kembali,” ujar SMB IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja kepada yang hadir.

SMB IV menyampaikan, dalam watikah yang diberikan ada tulisan Arab Melayu.

“Ke depan mari kita sama-sama melestarikan Arab Melayu bisa hidup lagi di Negeri Palembang Darussalam,” katanya.

“Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan budaya ini. Kesultanan Palembang Darussalam lebih mengutamakam kearifan dan budaya lokal bukan untuk feodalisme, karenanya kita bersama-sama saling support dan bahu-membahu untuk melestarikan adat budaya untuk mempersatukan kembali uwong kito,” tambahnya.

SMB IV mengatakan, Palembang Darussalam meliputi wilayah aliran Sungai Batang Hari Sembilan di Sumatera Bagian Selatan.

“Jadi bukan hanya di Palembang saja. Jadi gelar kekerabatan yang diberikan meliputi berbagai suku yang ada di Sumatera,” katanya.

Ia mengatakan, dahulu warga Palembang adalah campuran dari Jawa-Melayu. Suku Palembang sudah tersebar luas seiring perkembangan zaman. Saat ini hampir semua suku memiliki asal dari Melayu.

“Hal ini menandakan bahwa Palembang memiliki kekerabatan dengan suku manapun di seluruh negeri,” katanya.

“Melalui pemberian gelar ini dapat melestarikan kebudayaan dan adat istiadat yang ada di Palembang. Serta saya berharap agar kebudayaan Palembang yang saat ini mulai dilupakan dapat ditampilkan kembali ke permukaan melalui berbagai kegiatan. Seperti pada pembacaan Alquran tadi. Memakai Bahasa Melayu Palembang, ini harus dibudayakan, sehingga masyarakat mengenal bahasa ini. Bahkan dapat memakai Bahasa Melayu dalam kehidupan sehari-hari,” kata SMB IV lagi.

Pangeran Suryo Febri Irwansyah (Vebri Al Lintani) selaku pemandu acara mengatakan, ada sebanyak 55 laki-laki dan 31 perempuan diberikan Anugerah Kebudayaan dan Kekerabatan Kesultanan Palembang Darussalam. Ada 74 orang diangkat menjadi Kerabat Kesultanan Darussalam.

“Pada tahun 2022 lalu di bulan Mei sebanyak 45 orang diangkat menjadi Kerabat Kesultanan. Ini merupakan kali keduanya setelah puluhan tahun Kesultanan Palembang Darussalam belum pernah lagi memberi gelar kerabat Kesultanan. Baru pada dua tahun terakhir ini gelar ini diberikan,” katanya.

“Gelar ini diberikan atas dasar tingkat sumbangsi dari orang-orang yang memberikan dedikasi kepada Kesultanan Palembang Darussalam. Jika di kemudian hari orang atau ada di antara orang-orang ini melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan gelar yang telah diberikan, serta melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum atau membuat nama baik Kesultanan Palembang Darussalam menjadi tercoreng, maka gelar kekerabatan Kesultanan Palembang Darussalam akan diganti atau dicabut dari orang tersebut,” tambahnya.

Selain Giri Ramanda Kiemas, ada juga nama-nama yang lain yang menerima gelar. Seperti, Drs Riza Fahlavi, MM (mantan Kepala Dinas Pendidikan Sumsel) yang mendapatkan gelar Pangeran Suryo Riza Fahlevi. Lalu ada Raden M Rian Zakaria Jauhari mendapatkan gelar Pangeran Kuswo Raden M Rian Zakaria Jauhari, Dr Ridwan Saiman, SH, MH (Anggota DPRD Palembang) mendapat gelar Temenggung Ridwan Saiman. #arf

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here