Hari Ke-1 Porprov, Pecatur PALI Sumbang 8 Medali

MEDALI---Para pecatur PALI berfoto bersama. Di hari pertama Porprov Sumsel 2019, pecatur PALI berhasil merebut tujuh medali. (FOTO: SS1/IST/DOK.PERCASI PALI)

Prabumulih, SumselSatu.com

Pecatur Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) menunjukkan prestasi gemilang di hari pertama Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumsel 2019 di Kota Prabumulih, Selasa (12/11/2019).

Para pecatur dari kabupaten termuda di Sumsel itu berhasil merebut delapan medali. Adalah Alivia Noviansari dan Alica yang menyumbang Medali Emas Porprov Sumsel 2019 pertama bagi PALI.

Medali Perak dipersembahkan pecatur beregu putra dan putri, A rapik dan Rian Kapriaga, serta Nadila-Merika. Sedangkan Medali Perunggu diberikan Frayesi.

PALI berhasil mengumpulkan dua medali emas, lima medali perak dan satu medali perunggu. Prestasi itu mendudukan PALI yang daerah otonomi baru (DOB) berusia enam tahun itu masuk di urutan kedua. Berada di papan atas sementara adalah Musi Banyuasin (Muba) yang telah mengumpulkan tiga medali emas.

“Keberhasilan ini adalah modal awal kami menghadapi pertandingan selanjutnya. Apalagi kami punya pelatih berpengalaman yang terus membina para atlet kami,” ujar Hendrik Halim, Ketua Harian KONI PALI, saat meninjau pertandingan catur di Rumah Dinas Walikota Prabumulih.

Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) Persatuan Catur Seluruh Indonesia PALI Helman, ST, mengatakan, keberhasilan para pecatur meraih medali di hari pertama tidak terlepas dari dukungan Ketua Umum KONI PALI Ir Heri Amalindo, MM.

Alhamdulillah keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan dari Ketua Umum KONI PALI Bapak Heri dan Ketua Harian Bapak Hendrik, yang terus mendukung dan memberikan pembinaan sehingga kami mampu meraih medali pada hari pertama ini,” ujar Helman.

Helman menyampaikan kekecewaannya karena dia menilai ada ketidaknetralan instrukur pertandingan.

Hal senada juga disampaikan Agus Waldiansyah dan Rian selaku Manager Catur PALI. Dia mengatakan, Sistem Swiss yang dikenal di dunia catur mewajibkan regu yang memimpin harus bertanding dengan regu yang perolehan poinnya paling dekat.

“Kami sanggat kecewa kepada instruktur pertandingan yang tidak netral, saya berikan contoh, kabupaten memimpin dengan poin 3.5 dan satu  kabupaten lain poin berada di bawahnya, dengan poin 3.0, maka jika melihat ini, kedua tim wajib untuk bertemu, ini yang bikin kami kecewa dengan pertandingan hari ini,” kata Agus. #abi

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here