Palembang, SumselSatu.com
Perayaan ulang tahun umumnya meriah dan membahagiakan. Namun, ada kisah sedih dan haru yang tersaji pada Hari Ulang Tahun ke-60 H Chairul S Matdiah, SH, MHKes.
Dari sisi lain perayaan hari lahir ke-60 tahun itu, ternyata ada sosok sahabat yang setia mengurus dan menemani Chairul S Matdiah dalam melewati ujian sakit yang diberikan Allah Subhanahu wa ta’ala (SWT). Siapa dia?
Sosok itu bernama Ir H Irwan Effendi, sahabat sekaligus kakak angkat dari Chairul S Matdiah. Ir Irwan Effendi adalah orang yang setia mendampingi saat Chairul saat dia divonis dokter mengalami infeksi penyakit ginjal pada tahun 2005.
“Saya kenal beliau (Irwan Effendi) sejak tahun 1979 saat saya berobat sakit ginjal di klinik dr Abla Irwan (Istri Irwan Effendi) dan berkelanjutan sampai hari ini. Jadi kami seperti kakak dan adik, saya sakit, kak Irwan yang mengurus,” ujar ujar Chairul saat dibincangi, Rabu (10/7/2024).
Sosok Irwan Effendi di mata Chairul, adalah orang yang selalu perhatian dan sabar mendampingi ketika dia divonis dokter terkena infeksi penyakit ginjal.
“Saya tidak akan lupa akan kebaikan serta kasih sayangnya. Beliau juga yang mengenalkan saya dengan Ir Syahrial Oesman, MM, yang saat itu masih menjabat Bupati Ogan Komering Ulu (OKU) tahun 2002,” sambungnya.
Chairul mengatakan, setelah divonis mengalami infeksi ginjal tahun 2005, dia langsung berobat di Rumah Sakit Primaya Pusat Gereja Indonesia Cikini atau Rumah Sakit Cikini karena ada 5 kantung nanah di dalam ginjalnya.
Setelah itu, dia dibawa Irwan Effendi, untuk menjalani operasi di Mount Elizabeth Hospital Singapura. Chairul dirawat oleh dr Lye Wai Choong, dokter internis dengan sub spesialis ginjal (nefrologi) yang praktik di Mount Elizabeth Hospital. Lye Wai Choong merupakan lulusan dokter dari Australia, Singapura, dan Inggris.
Setelah mendapat pendonor ginjal dari saudara bernama Bambang Sugiarto, Chairul langsung menjalani operasi transplantasi ginjal atau pencangkokan ginjal. Yakni, prosedur bedah untuk mengganti organ ginjal yang telah mengalami kerusakan akibat gagal ginjal kronis stadium akhir.
“Operasi pertama dilakukan tahun 2007 di Mount Elizabeth Hospital. Operasi cangkok ginjal itu berhasil, namun saya harus tetap rajin mengonsumsi obat. Kemudian saya menjalani operasi jantung di Rumah Sakit Medistra Jakarta Selatan oleh Profesor dr T Santoso S, MD, FACC, FESC. Sebelumnya tahun 2003, jantung saya juga sudah dipasang ring oleh Profesor dr Ali Gani di Rumah Sakit dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang,” katanya.
“Setelah berobat di Jakarta, saya dibawa ke Mount Elizabeth Hospital untuk menjalani kontrol bersama dokter Richard,” tambah Sekretaris Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumsel itu.
Penyakit jantung yang dialami Chairul berimbas pada kondisi ginjalnya. Operasi cangkok ginjal yang pertama hanya bertahan 11 tahun.
“Ya, cangkok pertama bertahan 11 tahun. Kata dokter tergantung kondisi tubuh masing-masing. Ada orang yang bertahan 22 tahun hingga 30 tahun usai operasi cangkok ginjal. Apalagi saya ada penyakit kencing manis. Kata dokter penyebabnya karena kecapean dan kurang minum air putih,” ucapnya.
Karena kondisi tubuh yang menurun, Chairul harus kembali mendapatkan pendonor ginjal. Kabar gembira datang di tahun 2018. Dia mendapat informasi ada pendonor ginjal di negara Kamboja.
“Tahun 2018 saya kembali cangkok ginjal yang kedua di Kamboja. Saya berada di Kamboja selama 9 hari, 7 hari menginap sebelum operasi dan 2 hari menjalani operasi. Setelah operasi berhasil, saya harus menyewa pesawat pribadi menuju Singapura untuk dirawat di Mount Elizabeth Hospital,” tutur Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) periode 2006-2009.
Sakit Menjadi Awal Perkenalan
Sementara itu, Irwan Effendi turut membagikan kisah perkenalannya dengan Chairul S Matdiah yang dimulai pada tahun 1979. Saat itu, Eluk-sapaan akrab Chairul S Matdiah tengah berobat di klinik milik istrinya dr Abla Irwan di kawasan Karang Anyar, Tangga Buntung, Palembang, tahun 1979.
“Saat itu di tahun 1992 Eluk sering sakit dan berobat di klinik kesehatan istri saya. Eluk adalah pengusaha kayu sawmil (proses pembelahan kayu bulat menggunakan mesin gergaji menjadi beberapa lembar papan dan balok kayu untuk diproses menjadi furniture atau produk kayu lainnya-red) di Mesuji, Kotabumi, Lampung,” ujar Irwan.
Selain dikenal sebagai pengusaha kayu, Chairul, kata Irwan, juga berprofesi sebagai
wartawan Majalah Fakta Surabaya dan kontributor Stasiun Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Selanjutnya, menjadi lawyer bergabung dengan Bambang Hariyanto tahun 1995.
“Tahun 1998 buka kantor pengacara sendiri bersama Koko Gunawan Thamrin, pemilik Thamrin Brothers di kawasan Kamboja Palembang. Kemudian membeli ruko saya di Jalan Kapten Arivai Nomor 1436 samping Bank Mega dan membuka Kantor Apartemen Belleza Permata Hijau di Jakarta,” kata Irwan yang bekerja sebagai kontraktor itu.
Dalam perjalanan karirnya, Chairul sering menderita sakit. Tahun 2003 sakit jantung dan harus dipasang ring oleh Profesor dr Ali Gani di Rumah Sakit dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang. Kemudian dibawa ke Mount Elizabeth Hospital Singapura tahun 2005 karena divonis infeksi ginjal.
“Sempat saya bawa ke Rumah Sakit Primaya Pusat Gereja Indonesia Cikini atau Rumah Sakit Cikini tahun 2005, tapi tidak sembuh, lalu saya bawa ke Mount Elizabeth Hospital Singapura berobat dengan dokter ahli ginjal dr Lye Wai Choong tahun 2007,” katanya.
Setelah kondisinya sempat membaik, Chairul kembali mengalami sakit dan harus menjalani operasi cangkok ginjal di Mount Elizabeth Hospital Singapura tahun 2013.
“Di tahun 2013 itu, Eluk kena serangan jantung dan dibawa ke Rumah Sakit Medistra Jakarta Selatan dan diobati oleh Profoser dr T Santoso. Tahun 2018, Eluk sakit lagi dan saya bawa cangkok ginjal yang kedua di Kamboja. Selesai cangkok ginjal, kami menyewa pesawat pribadi menuju Singapura untuk dirawat di Mount Elizabeth Hospital selama satu bulan. Alhamdulillah kondisi adik kami kini semakin membaik,” ujar Irwan dengan wajah haru.
Selama menjadi proses pengobatan, Irwan mengaku, selalu mendampingi, baik saat berobat di dalam maupun luar negeri.
“Di usia yang ke-60 tahun kami berdoa agar adik kami tetap diberikan kesehatan. Dalam pekerjaan ada pasang surut, dari wartawan, pengusaha kayu sawmil di Lampung dan Baturaja, menjadi advokat, dan sekarang sukses menjadi politisi di DPRD Sumsel,” katanya.
“Eluk orang baik, supel, cekatan setia kawan, mudah memaafkan lawan dan kawan, banyak sedekah, membangun masjid dan menara masjid, ngotot saat berurusan apa saja. Eluk sahabat yang seperti adik sendiri dan sosok yang memiliki idealis yang kuat,” tutup Irwan. #fly