Jenuh, Tidak Ada Niat Lagi Menjadi Pengacara (Part 4)

DILANTIK---Chairul S Matdiah dilantik menjadi Wakil Ketua DPRD Sumsel periode 2014-2019 setelah tidak lagi menjadi pengacara. (FOTO: ANTARA).

Palembang, SumselSatu.com

Setelah mengalami gejolak batin dan melakukan pencangkokan ginjal, Chairul Saleh Matdiah, SH, MHKes, memutuskan mundur dari dunia pengacara yang telah membesarkan namanya.

Keputusannya untuk mundur di dunia bidang hukum itu dilakukan setelah dia memutuskan terjun ke dunia politik dan menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Sumatera Selatan (DPRD Sumsel) periode 2014-2019.

“Setelah melakukan cangkok ginjal tahun 2007 di Mount Elizabeth Hospitals, Singapura, saya sudah jenuh menjadi pengacara. Dari pagi sampai malam harus mengurusi klien dan perkara,” ujar Chairul.

Meski begiru, Chairul belum berhenti sebagai pengacara karena Fauzi Bowo atau Foke masih menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012. Kemudian, masih banyak perkara yang harus dituntaskan dan masih membangun relasi dengan sejumlah perusahaan.

“Jadi saya putuskan untuk melanjutkan profesi sebagai lawyer. Tapi di akhir tahun 2012, saat Fauzi Bowo kalah dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta, kejenuhan itu semakin meningkat,” ucap Chairul yang kini berusia 59 tahun.

Selain rasa jenuh, gejolak batin juga dirasakan Chairul saat menangani suatu perkara hukum. Pasalnya, perusahaan mau memakai jasa mereka sebagai lawyer karena saat ada kepentingan.

“Saat ada kepentingan saja perusahaan mau memakai jasa kita. Kalau tidak ada kepentingan, tidak mau dia, stop dia. Begitu juga perkara, kalau tidak dekat, tidak ngetop istilah zaman sekarang, mereka tidak mau memakai kita,” cetusnya.

Dia lantas mencontohkan saat Ir Syahrial Oesman menjadi Gubernur Sumsel periode 2003-2008. Waktu itu dia sangat dekat dengan Syahrial sehingga dijadikan pengacara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel.

“Syahrial juga ngomong, pakai saja Chairul. Kalau pakai Chairul semuanya bisa diatur. Memang betul, kalau pakai saya semua urusan selesai,” tegasnya.

Setelah tahun 2012, rasa jenuh tersebut tidak lagi tertahankan dan tidak ada niat dalam dirinya untuk kembali menjadi pengacara.

“Makanya, ketika ada klien datang bertanya apakah bisa menang atau tidak dalam perkaranya, saya jawab, di samping berusaha secara hukum, kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala,” ucap Chairul.

“Sebelum tahun 2012, jawaban saya tidak seperti itu. Kita harus menangkan perkara ini, berapa mau kasih si A, si B. Untuk memenangkan perkara itu dilakukan semua cara karena saya tidak mungkin mau kalah. Jadi orang yang berperkara terutama kasus perdata bisa menang asal ada uang, untuk ini dan untuk itu. Jadi semua itu bertolak dengan batin, dan setelah tahun 2012 baru saya rasakan,” Chairul menambahkan.

Terlebih lagi, kata Chairul, di Palembang, tidak ada lagi teman yang menopang, setelah rekannya Ishak Mekki menjadi Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel periode 2013-2018 mendampingi Ir Alex Noerdin sebagai Gubernur Sumsel.

“Ishak Mekki waktu itu menjadi Wagub Sumsel, tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali dia menjadi gubernur,” kata anak sulung dari tujuh bersaudara.

Sebelumnya, dia sempat menemani Ishak Mekki keliling Provinsi Sumatera Selatan sebagai Calon Gubernur Sumsel periode 2013-2018. Namun seiring perjalanan, Ishak Mekki harus puas hanya menjadi wakil dari Alex Noerdin.

Setelah berkecimpung di politik bersama Partai Demokrat sejak tahun 2000, Chairul akhirnya memutuskan mundur sebagai pengacara pada tanggal 2 Juli 2014. Setelah mundur, kedua adiknya yaitu H Darmiat Darmowidakdo, SH, MH,
Feni Sasriana, SH, yang melanjutkan profesi sebagai pengacara.

“Kantor pengacara saya yang di Jalan Kapten A Rivai kini berganti nama menjadi Kantor Hukum H Darmiat Matdiah. Kedua adik saya itu yang kini berkarir sebagai pengacara,” ungkap Chairul.

Pada tahun yang sama dia mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif (Caleg) DPRD Sumsel dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumsel 1 meliputi wilayah Ilir Barat (IB) 1, IB 2, Seberang Ulu (SU) 1, SU 2, Gandus, Kertapati, Plaju, Bukit Kecil dan Jakabaring.

Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014-2019, dia terpilih menjadi Anggota DPRD Sumsel dengan meraih suara tertinggi untuk Partai Demokrat, yakni 25,550 suara. Kemudian dipercaya sebagai Wakil Ketua DPRD Sumsel. Pada Pileg 2019-2024, Chairul kembali duduk di ‘Gedung Rakyat’ dengan mendulang 21,636 suara.

“Ini adalah perjuangan hidup anak bangsa yang selalu optimis, bermental baja dan penuh kesabaran sehingga berhasil meraih kesuksesan karier di dunia hukum dan politik. Semoga cerita ini menginspirasi banyak orang. Semoga Allah senantiasa melindungi dan memberikan keberkahan. Amin,” ujar Chairul mengakhiri perbincangan. #fly (Tamat….).

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here