
Palembang, SumselSatu.com
Kementerian Pertanian (Kementan) memasukkan tiga komoditas unggulan ke dalam fokus pembangunan pertanian di Provinsi Sumsel yakni karet, kelapa bulat, dan kopi.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian Ali Jamil saat menyerahkan Sertifikat Kesehatan Tumbuhan atau Phytosaniatary Certificate PS sebagai persyaratan ekspor negara mitra dagang sekaligus pelepasan ekspor komoditas unggulan, di Palembang, Jumat (15/3/2019).
Provinsi Sumsel sendiri berada di urutan ke-10 dalam kontribusi di sektor ekspor nonmigas dengan mencatat angka 1.454,40 juta dolar Amerika Serikat atau berkontribusi 0,89 persen terhadap total ekspor nonmigas Indonesia senilai 162.810,20 juta dolar Amerika pada tahun 2018. Hal ini berdasarkan data yang dilansir Badan Pusat Statistik.
Ali menjelaskan, masuknya tiga komoditas tersebut dalam fokus pembangunan pertanian sejalan dengan instruksi Presiden RI, untuk menggenjot ekspor nonmigas guna meraup devisa negara.
Petugas karantina pertanian pun melakukan pemeriksaan dokumen dan fisik, memastikan komoditas pertanian tersebut bebas hama dan penyakit. Jika ditemukan adanya investasi hama, maka dilakukan tindakan karantina seperti fumigasi atau tindakan karantina lainnya guna mengeliminasi hama tersebut.
“Hal ini agar tidak terjadi penolakan saat tiba di negara tujuan. Kami berkomitmen lakukan percepatan layanan ekspor komoditas pertanian, tujuannya agar para petani dan pelaku usaha bisa mendapat nilai tambah yang proporsional, selain menjadi masukan devisa bagi negara,” tambahnya.
Kepala Karantina Pertanian Palembang, Bambang Hesti Susilo memaparkan, jumlah komoditas yang diekspor adalah karet berjumlah 1.108 ton dengan nilai Rp21,6 miliar atau setara dengan 1.550.000 dolar dengan tujuan Jepang dan Finlandia. Kemudian, kelapa berjumlah 500 ton dengan nilai Rp1,3 miliar atau setara 95.000 dolar dengan tujuan Cina, dan komoditas kopi berjumlah 210 ton dengan nilai Rp 4,2 miliar atau setara dengan 301.770 dolar dengan tujuan ke negara Inggris.
Bambang juga menyampaikan, berdasarkan data sistem aplikasi perkarantinaan, pada tahun 2018 tercatat ekspor komoditas pertanian dari Provinsi Sumatera Selatan berupa karet sebanyak 249.000 ton dengan nilai Rp3,9 triliun, kelapa bulat sebanyak 129.001 ton dengan nilai Rp 245,1 miliar, dan kopi sebanyak 2.195 ton dengan nilai Rp39,5 miliar.
Gubernur Sumsel Herman Deru yang hadir dan melepas ekspor ini, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi terhadap semua pihak, khususnya Kementerian Pertanian yang telah melakukan upaya khusus terhadap komoditas unggulan di wilayah kerjanya.
Herman Deru menuturkan, pelepasan ekspor adalah momentum untuk menguatkan komitmen dalam upaya meningkatkan nilai tambah dari hulu ke hilir. “Pelepasan ekspor komoditas pertanian dari Provinsi Sumsel diharapkan menjadi titik tolak bagi kita semua untuk senantiasa peduli terhadap peningkatan kesejahteraan petani yang merupakan faktor penting dalam upaya kita untuk peningkatan ekspor komoditas pertanian,” tandasnya.
Bersamaan dengan pelepasan ekspor yang ditandai dengan penyerahan PC kepada masing-masing eksportir yakni PT Surya Indo Cocos, PT Hevea Muara Kelingi, dan PT Budi Wahana, atas nama Kementerian Pertanian, Kepala Barantan juga menyerahkan aplikasi peta komoditas pertanian unggulan ekspor bagi Provinsi Sumatera Selatan kepada Gubernur Sumsel.
Aplikasi IMACE atau Indonesia Maps of Agricultural Commodities Exports ini merupakan aplikasi yang dapat digunakan seluruh pemangku kebijakan, baik pusat maupun daerah, dalam memetakan potensi ekspor di wilayahnya. Aplikasi yang baru saja diluncurkan oleh Menteri Pertanian, Rabu (13/3) ini, diharapkan mampu menjadi tools bagi landasan pengambilan kebijakan peningkatan ekspor produk pertanian. #nti