Palembang, SumselSatu.com
Gempa yang mengguncang Nusa Tenggara Barat (NTB) berdampak luar biasa pada pariwisata di sana. Pascagempa, diperkirakan Lombok kehilangan kunjungan 100 ribu wisatawan mancanegara (wisman) dengan kerugian sekitar Rp1,4 triliun pendapatan di bidang pariwisata.
Besarnya dampak gempa bagi bidang pariwisata di Lombok diungkapkan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Arif Yahya usai acara pemecahan Rekor MURI sajian pempek ber-SNI terbanyak 18.018 diselenggarakan Badan Standarisasi Nasional (BSN) di pelataran Benteng Kuto Besak, Palembang, Rabu (8/8/2018).
Arif mengatakan, pihaknya telah mengecek lokasi gempa di Lombok dan telah ada konfirmasi kalau tidak ada wisatawan mancanegara yang tertinggal. Kalaupun masih ada orang asing, jumlahnya sekitar 40 -50 orang dan mereka adalah ekspatriat yang bekerja di sana. “Mereka bisa menjadi owner atau pekerja resort. Jadi mereka memang bekerja di situ,” ujarnya.
Arif menjelaskan, untuk efek fisik pasca gempa belum dihitung. Namun untuk kerugian kehilangan kunjungan wisman pasca gempa sekitar 100 ribu wisman. “Kalau dihitung sekitar 100 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 1,4 triliun,” katanya.
Menurut Arif, kehilangan wisman pasca gempa d Lombok diperkirakan 10 persen dari kehilangan kunjungan wisman di Bali saat bencana. “Waktu letusan Gunung Agung, Bali kehilangan kunjungan wisman sekitar 1 juta orang. Nah untuk Lombok ini, persentasenya 10 persen dari wisman Bali yakni sekitar 100 ribu wisman,” paparnya.
Ketika disinggung masa pemulihan pasca gempa di Lombok, Arif menuturkan, dibutuhkan waktu sekitar tiga minggu. “Dulu waktu erupsi letusan Gunung Agung masa pemulihannya tiga bulan. Tapi untuk kejadian gempa di Lombok ini saya perkirakan tiga minggu sudah selesai masa pemulihannya. Sehingga kita sudah bisa menerima kunjungan wisatawan lagi. Bahkan, untuk akomodasi yang tidak rusak, itu bisa dioperasionalkan kembali dan itu sudah saya sosialisasikan,” pungkasnya. #nti