Palembang, Sumselsatu.com – Hasil imbang 0-0 yang didapat Sriwijaya FC (SFC) ketika menjamu Perseru Serui di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Rabu (2/8/2017) malam, masih menyisakan kekesalan di skuad Laskar Wong Kito. Apalagi, tim lawan juga menerapkan permainan negatif.
Ya, Perseru terkesan mengulur-ngulur waktu dengan ‘pura-pura’ cedera dan terguling di lapangan sukses merusak pola permainan SFC. Ditambah lagi permainan monoton dan kegagalan penalti Alberto Goncalves, membuat permainan SFC makin tidak berkembang.
Caretaker Pelatih SFC Hartono Ruslan juga menyesalkan permainan bertahan total tim lawan, plus banyak pemain Perseru yang mengulur-ngulur waktu demi memaksa hasil imbang.
“Tanpa Tijani Belaid dan Hilton Moreira permainan sulit berkembang, ditambah Perseru yang bermain bertahan membuat kami kesulitan. Apalagi tadi banyak pemain yang tidur-tiduran di lapangan, kontak fisik sedikit jatuh dan perlu perawatan. Saya heran kenapa pemain diajari demikian, itu tidak sportif,” kata Hartono kecewa.
Strategi permainan Perseru itu diakui Hartono memancing emosi pemain sehingga semakin membuat permainan tidak berkembang. Bahkan penonton yang menonton di tribun juga emosi karena akting pemain Perseru yang selalu kelihatan cedera.
“Penonton saja emosi, apalagi pemain. Soal kegagalan penalti Beto biasa terjadi dalam sepakbola. Ini bukan harinya SFC, penalti dan peluang yang gagal berbuah gol, inilah sepakbola,” ucapnya.
Sementara itu, winger SFC Nur Iskandar meminta maaf atas hasil buruk ini. Dia bersama rekan-rekannya sebenarnya punya motivasi yang tinggi mengamankan tiga poin.
“Kita ingin membuat suporter senang, tapi gagal, ini hasil kurang baik. Kami minta maaf. Laga ini akan jadi pelajaran buat kami untuk tampil lebih baik di putaran kedua,” tegas dia.
Sementara itu, Pelatih Perseru Serui Agus Yuwono membantah jika banyaknya pemain yang akting cedera saat pertandingan bagian dari strategi dari pelatih.
“Itu karena pemain kelelahan, kami menempuh perjalanan yang jauh dan jadwal pertandingan yang padat. Jadi tidak benar bila ada anggapan itu bagian dari strategi. Itu karena di lapangan memang ada kontak fisik dengan pemain SFC ditambah pemain kelelahan,” pungkasnya. (Ari)