Palembang, SumselSatu.com
Pemerintah Kota (Pemko) Palembang akan memerpanjang penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga 16 Juni 2020. Hal itu untuk memaksimalkan pencegahan penyebaran penyakit akibat serangan Virus Corona 2019-19 atau Corona Virus Disease (Covid-19).
“Kami kembali akan memerpanjang PSBB untuk tahap kedua hingga 16 Juni,” ujar Walikota Palembang H Harnojoyo usai menggelar Rapat Evaluasi Penerapan PSBB di Rumah Dinas Walikota Palembang, di Jalan Tasik, Palembang, Selasa (2/6/2020).
Harnojoyo menjelaskan, Pemko Palembang saat ini masih harus melakukan pengajuan PSBB tahap kedua secara tertulis kepada Gubernur Sumsel kemudian untuk diajukan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Sehingga baru bisa terlaksana setelah mendapatkan keputusan dari Kemenkes.
“Prosedurnya memang seperti itu, bila PSBB selesai dan ketika dilanjutkan harus diajukan kembali. Tapi untuk semua aturan di lapangan masih sama seperti saat PSBB tahap pertama, check point pun masih akan disiagakan,” kata Harnojoyo.
Lebih lanjut dia menjelaskan, berdasarkan hasil evaluasi Tim Gugus Tugas dan kajian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unsri, terjadi penurunan penyebaran penyakit akibat Virus Corona selama pemberlakuan PSBB tahap pertama yang berakhir pada Selasa (2/6/2020).
Kendati kurva menunjukkan penurunan penyebaran penyakit, puncak Covid-19 diprediksi pada minggu pertama di bulan Juni. Hal itu berdasarkan indikator dari angka insenden penyakit sebelumnya, jumlah penduduk, angka transmisi 2,5 persen, dan angka contact rate.
“Kajian terkait puncak tersebut dilakukan sejak awal April, sehingga kami memrediksi puncak penyebaran Covid-19 ini akan terjadi di tanggal 8 Juni 2020,” kata Harnojoyo.
“Berdasarkan pertimbangan dari hasil paparan perilaku masyarakat selama PSBB, dinyatakan sebanyak 30 persen masyarakat berada di rumah, 16 persen ada kegiatan kantornya, 15 penduduk pelayanan kesehatan, dan lima persen masyarakat yang berada di pasar. Bahkan, pada 20 Mei angka reproduksi efektif (RT) 1,29 sementara di 31 Mei terjadi penurunan penyebaran 0,92,” kata Harno. #nti