Palembang, SumselSatu.com
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) menginginkan Sumsel menjadi provinsi penunjang swasembada beras nasional. Pemprov Sumsel melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) siap membantu pemerintah kabupaten/kota memerbaiki atau membangun irigasi.
Demikian benang merah yang disampaikan Kepala Dinas (Kadis) PSDA Sumsel Dharma Budi ketika diwawancarai wartawan, di sela-sela Rapat Teknis OPD PSDA Provinsi Sumsel dan OPD Kabupaten/Kota di Sumsel Tahun Anggaran 2020, di Hotel Swarnadwipa, Palembang, Kamis (20/2/2020).
Budi mengatakan, tujuan rapat teknis (Raknis) itu untuk menyamakan persepsi dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian, khususnya bagi petani padi.
“Sesuai dengan apa yang diinginkan dari visi misi gubernur, yang menginginkan Sumsel ini akan menjadi provinsi penunjang dalam rangka swasembada beras nasional,” ujar Budi,
Dia menjelaskan, Gubernur Sumsel menginginkan produktivitas pertanian meningkat. Sehingga dapat berperan dalam penyediaan beras secara nasional.
“Minimal yang kami targetkan adalah rangking lima, seperti tahun-tahun sebelumnya,” tambah Budi.
Dia menerangkan, dalam raknis itu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) PSDA menyamakan persepsi tentang pengelolaan irigasi agar produktivitas pertanian meningkat.
Kata Budi, pihaknya juga mengajak pemda kabupaten/kota di Sumsel untuk membuat berbagai program kerja guna peningkatan hasil pertanian, terutama padi. Apabila pemda kabupaten/kota tidak memiliki alokasi dana dari APBD mereka, maka Pemprov Sumsel akan membantu.
“Silahkan diajukan ke gubernur, buat proposalnya sampai tingkat penganggarannya. Nanti gubernur dengan menggunakan dana bantuan daerah, bawahan akan mencoba menyelesaikan masalah itu,” kata Budi.
Disampaikan Budi, kendala yang dihadapi pemda kabupaten/kota adalah terbatasnya uang untuk perbaikan atau pembangunan irigasi.
“Kendala utama keterbatasan dana. Kemudian ada beberapa kasus kendalanya alih fungsi sawah, tadinya sawah, sekarang jadi perkebunan, malah ada juga jadi perumahan,” katanya.
“Kemudian juga tata guna air yang salah. Contohnya di Tugumulyo, itu terjadi perebutan antara pemilik kolam air deras sama pertanian. Tadinya saluran itu pertanian, tapi karena dia berada di hulu dibelokkan ke kolam air deras, sehingga yang di hilir tidak mencukupi,” tambahnya.
Budi berharap, raknis itu menghasilkan kesamaan persepsi meningkatkan produktivitas pertanian.
Pada kesempatan itu pula, Budi mengatakan, produksi pertanian yang paling banyak dari Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), dan Lahat.
Sebelumnya Budi mengatakan, peningkatan produktifitas pertanian guna menurunkan tingkat kemiskinan di kabupaten/kota.
“Dengan adanya penurunan tingkat kemiskinan kabupaten kota, ini pasti akan menurunkan tingkat kemiskinan secara daerah, provinsi, yang tadinya 13,98 ini akan mencapai sembilan sekian, di bawah angka 10,” kata Budi. #nti