Penjual Kembang Kuburan, Mengais Rezeki di Bulan Ramadhan

Tampak beberapa penjual kembang di TPU Kebun Bunga Palembang, tengah menunggu peziarah, Rabu (24/5/2017).

Palembang, Sumselsatu.com – Jelang bulan suci Ramadhan 1438 Hijriyah yang diperkirakan jatuh pada Sabtu (27/5/2017) mendatang, penjual kembang untuk kelengkapan ziarah di kuburan meraup keuntungan berlipat ganda. Meningkatnya rezeki pedagang seiring dengan ramainya peziarah yang datang ke kuburan di hari-hari terakhir menjelang puasa.

Pantauan Sumselsatu.com di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kebun Bunga, Sukarami, Rabu (24/5/2017) pagi, jumlah peziarah yang melakukan ziarah kubur masih terlihat sepi. Hanya ada sebagian peziarah yang terlihat membersihkan makam, sekaligus mendoakan keluarga mereka yang telah berpulang ke Rahmatullah.

Yanti, salah satu penjual kembang di kuburan mengaku, peziarah baru banyak datang ke TPU Kebun Bunga, dua hari menjelang Ramadhan.

“H-2 puasa baru ramai. Kita kan puasa hari Sabtu, nah Jumat besok biasanya sudah ramai, apalagi besok hari libur,” kata Nek Ijah.

Menurut wanita berusia 50 tahun ini, pada hari biasa jumlah peziarah yang datang sepi sehingga dagangan yang terjual juga sedikit. Namun, mereka baru mengais rezeki pada bulan puasa dan Lebaran.

“Biasanya cuma terjual beberapa kantung kembang di hari biasa, tapi kalau di menjelang puasa biasa 50 kantung kembang terjual. Jumlah bisa bertambah saat Lebaran hingga H+2 Lebaran,” katanya.

Kembang yang dijual berisi irisan daun pandan, melati, dan daun kantil. Bahan kembang ini mereka beli dari para pemilik tanaman dengan harga yang bervariasi.

“Kita beli langsung ke pemiliknya, biasa harganya murah karena melati yang dijual juga melatih putih biasa dan tidak harum. Tiga kantung kembang kita jual Rp10 ribu. Kita juga menjual  botol besar air mineral untuk menyiram tanah di makam. Dua botol air kita jual Rp5 ribu,” jelasnya.

Sementara Nek Ijah, salah satu penjaga dan pembersih makam juga mendapat untung dari bulan puasa dan Lebaran. Pasalnya, keluarga dari almarhum atau almarhumah juga datang untuk berziarah.

“Kita bertugas menjaga dan membersihkan makam, jadi saat keluarga berziarah makam sudah bersih dan tidak diduduki oleh orang lain. Karena keluarga suka marah kalu kuburannya tidak terawat,” jelas Nek Ijah.

Sementara Khairul, warga Seberang Ulu I mengaku, ziarah kubur sudah menjadi tradisi. Jadi, kalau sebelum puasa tidak ke makam, sepertinya ada yang kurang. Termasuk juga melakukan ziarah saat Lebaran.

“Saya sengaja datang ke sini membersihkan makam sekaligus mendoakan Ibu yang sudah meninggal,” kata Khairul.

Dia menambahkan, juga mempercayakan pemersihan makam ibunya kepada pembersih makam di TPU Kebun Bunga. Karena dengan begitu makam menjadi lebih terawat.

“Kita kan jarang bisa datang langsung jadi kita suruh orang merawatnya. Biasanya saya kasih Rp50 ribu. Tapi, kalau saya sedang ziarah yang membersihkan makam saya langsung sekaligus berdoa dan membaca Surat Yasin,” pungkas dia. (Son)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here