Palembang, SumselSatu.com
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan (BPS Sumsel) merilis kemiskinan ekstrem turun tajam menjadi 1,41% pada tahun 2023. Jika dibanding sebelumnya 3,19 % pada tahun 2022.
Hal itu diungkap Kepala BPS Sumsel Wahyu Yulianto, MSi, saat melakukan audensi dengan Gubernur Sumsel.Herman Deru di Griya Agung, Jumat ( 22/9/2023. Dia mengartikan penurunan kemiskin ekstrem Sumsel hampir 50 persen.
“Instrumen pendukungnya ada pendekatan Bapak Gubernur melalaui bantuan yang tepat sasaran, kemudian program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) dengan memberdayakan mereka, mengurangi beban konsumsi,” ujar Yulianto.
Selain turunnya kemiskinan ekstrem yang tidak kalah pentingnya adalah, naiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumsel yang dari dulu kelasnya hanya kelas yang sedang di bawah angka 70, sekarang sudah ke level tinggi yakni 70,90.
“Memang IPM itu adalah satu indikator yang multidimensi, berbeda seperti pertumbuhan ekonomi bisa melaju tinggi, kalau IPM itu jangka panjang. Untuk menaikkan satu poin saja, itu butuh effort (upaya-red) yang besar dari pemerintah daerah,” tuturnya.
Wahyu menyebut komponen yang menaikkan IPM Sumsel salah satunya adalah komponen kesehatan, pendidikan dan kemudian ekonomi.
“Dari sisi ketiganya berjalan beriringan tidak mau sendiri, dari sisi angka harapan hidup juga meningkat, dari sisi harapan lama sekolah kita sudah pada level D1, kemudian tingkat pendapatan perkapitanya masyarakat meningkat. Jadi tiga komponen yang perlu dipahami, kita tidak bisa kalau menggerakkan IPM hanya pada satu sisi dimensi saja ini harus bergerak sama-sama,” katanya.
Lebih lanjut Wahyu menerangkan, pertumbuhan ekonomi Sumsel juga mengalami peningkat signifikan 5,24 %. Sedangankan pertumbuhan ekonomi Nasional 5,11% itu artinya Pertumbuhan ekonomi Sumsel melampaui nasional, dan untuk ze-Sumatera, Provinsi Sumatera Selatan paling tinggi.
“Pertumbuhan ekonomi juga termasuk tertinggi di atas nasional, dan juga bahkan di Sumatera kita paling tinggi,” tegasnya.
Dijelaskan, hasil sensus pertanian mengidentifikasi ada 1,6 juta rumah tangga petani dan dalam satu rumah tangga petani itu bisa menggerakkan atau mengelola dua unit usaha, yang relevan dengan diangkatnya 2000 Tenaga Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (PPEP) oleh Gubernur H Herman Deru.
“Berdasarkan hasil pertanian sudah bisa mengembangkan usahanya jadi dua hasil, atau petani yang juga menjadi entreprenuer tanpa meninggalkan pekerjaannya sebagai petani,” tandasnya.
Sementara Gubernur Sumsel Herman Deru mengaku bangga upaya yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel 5 tahun terakhir berhasil menurunkan kemiskinan ekstrem di Sumsel.
“Good news betul ini, ini merupakan legacy bagi pelaku pemerintahan, dan ini juga akan menjadi sprit bagi masyarakat, saya nonstop ke lapangan itu berarti tidak salah terapi,” katanya.
Deru menegaskan sudah ada pradigma perubahan pengembangan petani utuh atau original, menjadi petani berjiwa entreprenuer yang relevan dengan diangkatnya 2000 PPEP.
“Artinya betul kita tidak salah terapi dari 1,2 menjadi 1,6 juta berprofesi petani, yang tidak meninggalkan profesi petani, tapi mengembangkan komoditasnya produksinya. Ini sangat keren, terimakasih saya sampaikan untuk semua unsur elemen masyarakat, bersama-sama kita membawa Sumsel Maju untuk Semua,” katanya. #ari