Palembang, SumselSatu.com
Tiga periode duduk sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Selatan (DPRD Sumsel), H Chairul S Matdiah, SH, MHKes, dikenal sebagai sosok yang memiliki idealisme dan dasar berpikir kuat.
Chairul tegas menyuarakan kepentingan rakyat di bidang pemerintahan dan hukum. Chairul juga sosok yang legowo dan berjiwa besar karena pernah ‘merelakan’ kursi pimpinan DPRD Sumsel tahun 2018.
Penilaian itu disampaikan Sekretaris DPRD Sumsel Periode 2011-2023 Ramadhan S Basyeban, SH, MM, saat dibincangi, Senin (22/7/2024). Ia mengatakan, sudah mengenal Chairul sejak tahun 1984, saat Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Saya di sekolah yang sama dengan istri Chairul (Hj Anisah Mardin, SH). Kami sama-sama di SMA Negeri 5 Palembang, sementara Chairul di SMA Negeri 1 Palembang. Chairul adalah sosok yang tangguh dan mandiri sejak masih muda, juga siswa yang berprestasi,” ujar Ramadhan.
Meski lahir dari keluarga serba berkecukupan, karena ayahnya adalah pengusaha kayu sawmil (proses pembelahan kayu bulat menggunakan mesin gergaji menjadi beberapa lembar papan dan balok kayu untuk diproses menjadi furniture atau produk kayu lainnya-red), tidak lantas membuat Chairul terlena berada di zona nyaman
Chairul justru lebih memilih hidup mandiri dengan berjualan kopi di bawah Jembatan Ampera, pagi hari, sebelum berangkat ke sekolah.
“Padahal ayahnya (H Matdiah Faat) adalah seorang pengusaha kayu olahan di Desa Gajah Mati, namun Chairul justru memilih berjualan kopi. Dalam satu hari 300-400 cangkir kopi berhasil dijual, hasilnya cukup untuk membiayai hidup sendiri,” katanya.
Chairul adalah sosok yang pantas menjadi panutan karena ketekunan dan kerja kerasnya. Dia juga orang yang mampu membagi waktu, antara bekerja dan mahasiswa.
“Saat menjadi mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang, Chairul sudah belajar menjadi wartawan Majalah Fakta dan Kontributor Televisi RCTI. Dia bisa membagi waktu kuliah, mahasiswa dan wartawan. Itu sesuatu yang sulit, orang lain belum tentu bisa,” katanya.
Chairul kemudian mengawali profesi menjadi pengacara pada tahun 1993, bergabung dengan Bambang Haryanto and Partners di Jalan Mayor Ruslan, Palembang.
“Belum tamat kuliah Chairul sudah magang di Bambang Haryanto and Partners, termasuk saya juga magang di sana. Waktu ambil ujian pengacara di Pengadilan Tinggi Palembang tahun 1993, kami berempat. Saya, istri saya (Hj Endang Kusnari, SH), Chairul dan Haryanto Gusnandar yang sudah meninggal dunia. Memang Chairul ini dimasaki (ditekuni-red) uji kito wong Palembang, betul betul ditekuni,” ujar Ramadhan.
Setelah aktif berprofesi sebagai pengacara, keduanya terpisah cukup lama. Tahun 1993, ia menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ditugaskan di Provinsi Bangka Belitung (Babel). Ia tidak lagi mengetahui kiprah sahabatnya itu di dunia hukum.
“Saya cuma bisa dengar dia (Chairul) hebat saat menjadi pengacara, pernah menjadi pengacara Gubernur Sumsel Periode 2003-2008 Ir Syahrial Oesman. Kami bertemu lagi saat saya bertugas di DPRD Sumsel tahun 1998. Pertemuan itu terjadi saat saya menjadi Sekretaris DPRD Sumsel tahun 2014 dan beliau menjadi Wakil Ketua I DPRD Sumsel,” ujar Ramadhan yang kini menjabat Tenaga Ahli (TA) Pimpinan dan Badan Anggaran (Banggar).
Kembalikan Uang & Tinggalkan ‘Lahan Basah’
Sama sama bekerja di gedung rakyat, Chairul dikenal sosok yang idealis dengan kepribadian yang berpegang teguh pada prinsipnya. Chairul pernah minta dijembatani atau difasilitasi dengan pimpinan DPRD Sumsel lain untuk pindah dari Komisi IV yang membidangi infrastruktur dan pembangunan yang sering disebut ‘lahan basah’. Chairul minta dipindahkan ke Komisi I yang membawahi persoalan pemerintahan dan hukum.
“Waktu itu Chairul adalah Koordinator Komisi IV DPRD Sumsel, baru 6 bulan di sana minta fasilitasi ke Komisi I DPRD Sumsel. Dia bilang tidak enak sama pimpinan lain, minta tolong kepada saya sebagai Sekretaris DPRD Sumsel untuk disampaikan ke pimpinan DPRD Sumsel yang lain pada waktu itu (Giri Ramanda N Kiemas dari PDI Perjuangan, Muhammad Yansuri dari Partai Golkar dan Nopran Marjani dari Partai Gerindra),” katanya.
“Lalu saya tanya kenapa mau pindah dari Komisi IV, apakah ada masalah? Beliau menjawab ini murni panggilan hati karena ingin fokus bekerja untuk rakyat di bidang pemerintahan dan hukum, sesuai bidang ilmunya,” sambungnya.
“Dan Alhamdulillah permintaan pindah komisi itu disetujui pimpinan DPRD Sumsel lainnya, dan sampai sekarang beliau tetap bertugas di Komisi I sebagai Sekretaris Komisi,” katanya lagi.
Contoh sikap idealis lain ditunjukkan Chairul saat mengembalikan uang Rp15 juta. Uang itu kemudian disumbangkan ke Masjid Al-Ra’iyah DPRD Sumsel.
“Dia datang menemui saya dan bilang dapat uang Rp15 juta. Saya tanya uang dari mana, dia bilang tidak mau makan duit itu, jadi tolong disumbangkan ke masjid. Lalu saya umumkan ke Masjid Al-Ra’iyah DPRD Sumsel ada sumbangan uang 15 juta rupiah dari Hamba Allah. Dan baru hari ini saya sampaikan bahwa uang tersebut dari Chairul S Matdiah,” katanya.
Selain sikap idealis, Chairul juga sosok yang rendah hati dan legowo yang menerima dengan ikhlas dan sabar terkait masalah-masalah yang sedang terjadi. Hal itu terjadi saat masa transisi, ketika Ketua DPRD Sumsel H M Giri Ramanda N Kiemas mengundurkan diri karena maju sebagai Wakil Gubernur Sumsel Tahun 2018. Chairul, merelakan posisi kursi pimpinan DPRD Sumsel kepada H M Yansuri.
“Pada masa transisi itu seharusnya yang menjadi pimpinan adalah peraih suara terbanyak (Wakil Ketua I DPRD Sumsel) yang saat itu adalah Chairul S Matdiah. Namun, Chairul lebih memilih fokus pada bidang pemerintahan dan hukum, lalu diarahkan kepada Yansuri yang waktu itu adalah Wakil Ketua II DPRD Sumsel. Chairul itu orangnya Tawaduk (Sederhana, rendah hati atau tidak sombong-red),” ucapnya.
“Selama menjadi pimpinan DPRD Sumsel, kinerja Chairul sangat baik, itu penilaian saya sebagai Sekretaris DPRD Sumsel, bukan sebagai sahabat. Dia orang yang mengayomi dan bisa diajak bertukar pikiran,” ujar Ramadhan yang hampir 13 menjabat sebagai Sekretaris Dewan.
Sementara Chairul membenarkan terkait pengembalian uang Rp15 juta itu. Dia mengatakan, tidak mau memakan uang yang tidak halal.
“Iya, saya kembalikan, saya tidak mau memakan uang yang tidak jelas, apalagi uang haram,” ujar Chairul yang tidak merinci asal uang yang dimaksud.
Dia juga membenarkan terkait ada peluang menjadi Ketua DPRD Sumsel tahun 2018 setelah H M Giri Ramanda N Kiemas mengundurkan diri.
“Secara prosedur saya yang menjadi Ketua DPRD Sumsel. Saya peraih suara terbanyak dan menjabat Wakil Ketua I DPRD Sumsel,” ujar Chairul tersenyum. #fly