Student Preneur : Mengasah Kemampuan Berwirausaha Sejak Dini

Anandha Shalu S, Cempaka Nawang Ulan dan Suryandini Solehatin. (FOTO: SS 1/IST).

Disusun oleh:

Anandha Shalu S, Cempaka Nawang Ulan dan Suryandini Solehatin.
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen Semester 5, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Tridinanti (Unanti) Palembang.

BERWIRAUSAHA sejak dini menjadi langkah strategis bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri dan mempersiapkan masa depan yang lebih mandiri.

Dengan memulai wirausaha sejak dini, mahasiswa tidak hanya belajar mandiri tetapi juga mampu menciptakan peluang bagi diri sendiri dan orang lain. Ini adalah investasi berharga untuk masa depan yang lebih cerah dan berdaya saing.

Bagi sebagian kalangan anak muda, khususnya mereka yang masih berada di rentang sekolah dasar. Yaitu 6 – 12 tahun. Kegiatan berwirausaha seakan menjadi momok yang menyeramkan, bahkan terkesan wajib dihindari. Tentu hal ini tidaklah mengherankan, mengingat pola pikir anak-anak di umur tersebut masihlah sangat polos dan belum terlalu terbuka.

Kebanyakan anak-anak merasa bahwa kegiatan berbisnis hanya berkutat pada perhitungan yang rumit, di saat mereka lebih cenderung suka hal-hal yang sederhana dan tidak memberatkan. Anak-anak juga cenderung belum berpikir terlampau jauh mengenai keuntungan dan kerugian, serta apa itu modal. Meski sebenarnya, kebiasaan anak-anak sehari-hari sangat erat kaitannya dengan kewirausahaan.

Antara Anak-anak dan Kewirausahaan

Sering kita jumpai di kalangan anak-anak, maupun kita sendiri bila mengingat kenangan di masa kecil. Ada saja momen-momen tertentu yang menjadi bukti kedekatan anak dengan kegiatan berwirausaha, khususnya dalam hal memperoleh keuntungan dari apa yang mereka cintai.

Contohnya jual beli koleksi mainan, kita kerap melihat sekumpulan anak-anak yang bermain binder, kelereng, maupun layang-layang. Lalu di antara mereka, ada salah satu anak yang menawarkan mainannya kepada anak lain dengan harga dan jumlah tertentu.

Kadang mereka tidak benar-benar memperhitungkan keuntungan, mengingat modal yang diperoleh untuk mendapatkan mainan tersebut kemungkinan jauh lebih besar dibanding keuntungan yang mereka patok. Namun bagi anak-anak, kebahagiaan dalam memperoleh untung dari penjualan meskipun sedikit sudah dirasa cukup.

Atau dalam konteks yang lebih sederhana, ketika seorang anak meminta uang jajan kepada orang tuanya dan diberikan sesuai jumlah. Maka keberhasilan mereka dalam menabung sebagian uang jajan tersebut sudah dianggap sebagai pencapaian luar biasa dalam pemikiran mereka.

Maka sebenarnya, kesadaran pada usia anak-anak terhadap berwirausaha sesungguhnya sudah ada. Namun yang membedakan ialah, berwirausaha tidak sekadar menjual sesuatu. Tapi juga mampu berinovasi dan menciptakan solusi bagi kebutuhan pasar. Sesuatu yang tentu masih terlalu berat untuk dipikirkan seorang anak-anak.

Student preneur adalah istilah untuk pelajar atau mahasiswa yang berwirausaha, yang bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini. (FOTO: NET).

Mengapa Student Preneur Penting?

Dalam dunia yang terus berkembang dengan cepat, keterampilan berwirausaha menjadi semakin penting bagi generasi muda. Kemampuan untuk berpikir kritis, berinovasi, dan mengambil inisiatif merupakan kualitas yang sangat dibutuhkan di era globalisasi.

Student preneur adalah istilah untuk pelajar atau mahasiswa yang berwirausaha, yang bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini. Mereka mengembangkan ide bisnis, menciptakan produk atau layanan inovatif, dan mencoba menyeimbangkan kegiatan bisnis dengan studi mereka. Program student preneur sering kali menggabungkan teori dan praktik kewirausahaan, dengan fokus pada pengembangan keterampilan seperti berpikir kreatif, pemecahan masalah, dan kemampuan digital marketing.

Hal yang bisa dilakukan oleh orang dewasa, dalam rangka meningkatkan pemahaman dan keberanian anak-anak untuk mulai berwirausaha. Ialah menciptakan pelatihan maupun penyuluhan, sebuah program yang dapat melatih keahlian dan kepekaan siswa dalam menciptakan sesuatu dan berani mempromosikan serta memperhitungkan keuntungan akan apa yang dihasilkan. Program seperti ini bisa kita sebut dengan student preneur.

Dalam sebuah program student preneur, terdapat beberapa poin penting yang harus ada dalam sebuah kegiatan student preneur :

Mentoring Public Speaking

Anak-anak diajarkan bagaimana cara berkomunikasi dan mempromosikan produk tertentu melalui kemampuan lisan. Di sini juga ditekankan, bagaimana siswa mampu menghadapi tantangan dalam berkomunikasi dengan teguh dan percaya diri. Sehingga informasi mengenai produk yang ingin dipromosikan dapat tersampaikan dengan baik.

Mentoring Content Creation

Hal ini terkait dengan kecakapan siswa dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk wirausaha. Dari membuat konsep konten, hingga proses pengeditan. Agar produk yang ingin ditampilkan siswa ke dunia Maya dapat terlihat menarik bagi siapapun yang melihat.

Mentoring Penentuan Minat dan Proses Pembuatan Produk

Pada tahap ini siswa akan diajak berdiskusi terkait produk bisnis apa yang ingin diciptakan dan diarahkan terkait proses pembuatannya. Pada rentang usia anak-anak, produk yang biasa akan diarahkan cara membuat produk sederhana. Seperti makanan, minuman, maupun kerajinan tangan sederhana seperti membuat buket bunga.

Di beberapa wilayah di Indonesia, sudah diterapkan beberapa program student preneur oleh lembaga sosial nirlaba yang peduli akan perkembangan anak-anak. Bahkan, tidak hanya jenjang sekolah dasar. Seperti Dompet Dhuafa, Kidspreneur, dan Junior Achievement Indonesia. Student preneur pun juga semakin digalakkan di lingkup SMP.

Namun ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan agar penyelenggaraan student preneur di masa depan bisa semakin baik. Antara lain kesiapan teknologi pendukung, hingga kurikulum yang harus terus menyesuaikan dengan minat wirausaha anak.

Student preneur atau entrepreneurship adalah lebih dari sekadar pendidikan kewirausahaan. Ini adalah landasan bagi mahasiswa untuk tumbuh menjadi individu yang kreatif, inovatif, dan adaptif. Dengan pendekatan holistik dan pengalaman belajar yang praktis, mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi pemimpin dan pengusaha yang sukses di masa depan. *

Catatan :

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Kewirausahaan Universitas Tridinanti.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here