Sumsel Masih Zero Difteri

Kepala Dinkes Sumsel Lesty Nurainy

Palembang, SumselSatu.com

Meningkatnya wabah penyakit Virus Difteri, yang baru-baru ini menyerang pulau Jawa mengakibatkan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) ikut khawatir akan pencemaran virus berbahaya ini. Akan tetapi, di Provinsi Sumsel belum satupun terdapat kasus virus Difteri.

Kepala Dinkes Provinsi Sumsel, Lesty Nurainy Kamis mengatakan, di Sumsel masih dalam kondisi aman terhadap penyakit tersebut. “Untuk di Sumsel sendiri virus Difteri ini nihil dalam artian Sumatera Selatan tidak ada laporan yang terkena virus Difteri ini,” ucapnya saat diwawancarai diruang kerjanya, Kamis (14/12).

Terkait pemberitaan belakangan ini yang mengatakan bahwa sudah ada masyarakat Sumsel yang terkena penyakit ini, Lesty tidak membenarkan hal tersebut dan membantah bahwa masyarakat yang diisukan tersebut bukan terkena Difteri.

“Memang ada 1 masyarakat Palembang dan 2 masyarakat Ogan Ilir yang dikabarkan terkena Difteri, tetapi setelah diperiksa mereka hanya terkena demam biasa”, ujarnya.

Difteri ini merupakan salah satu penyakit yang sangat menular dan disebabkan oleh kuman Corynebacterium diptherie yang menyerang faring, laring atau tonsil.

Menurutnya Difteri ini menimbulkan gejala berupa demam (+/-) 38 oC, dan munculnya pseudomembrandi tenggorokan yang berwarna putih keabu-abuan dan tak mudah lepas serta mudah berdarah.

“Bagi siapapun yang terkena penyakit ini akan mengalami sakit ketika waktu menelan, serta leher membengkak seperti leher sapi (Bullneck) akibat pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Selain itu terjadi pula sesak nafas disertai suara mendengkur (Stridor)”, jelasnya.

Untuk itu pencegahan yang paling utama yang mesti dilakukan adalah imunisasi, dan Indonesia telah melaksanakan program imunisasi-termasuk imunisasi Difteri – sejak lebih dari 5 dasawarsa yang lalu. Vaksin untuk Difteri ini ada 3 jenis, yaitu Vaksin DPT-HB-Hib, Vaksin DT dan Vaksin Td yang diberikan pada usia berbeda.

“Pencegahan Difteri dengan cara imunisasi sangat ditentukan oleh cakupan imunisasi, yaitu minimal 95 persen. Selain itu, kualitas vaksin dan kualitas rantai dingin harus baik, dan cara pemberian vaksin harus tepat dan benar agar orang-orang di sekitar kita terhindar dari virus Difteri ini”, tutupnya. #ard

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here