Palembang, SumselSatu.com
Sebanyak 68 SMP Negeri dan Swasta di Palembang menerapkan kurikulum merdeka pada tahun 2023. Sedangkan tahun 2022 ada 102 SMP yang menerapkan kurikulum merdeka. Sehingga total SMP yang menerapkan kurikulum merdeka di Palembang berjumlah 170 SMP.
Kasi Kurikulum Bidang SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang Zuhdi Bay mengatakan, mata pelajaran kurikulum merdeka antara lain Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bahasa Inggris dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK).
Lanjutnya, dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) di Palembang terdapat 205 SMP Negeri dan Swasta. Sementara yang belum menerapkan kurikulum merdeka berjumlah 35 SMP.
“Untuk menerapkan kurikulum merdeka kita sudah melakukan bimbingan teknis kepada guru. Selain itu, kita melakukan pelatihan project penguatan profil pelajar Pancasila,” ujar Zuhdi saat dibincangi, Senin (3/7/2023).
Untuk kurikulum merdeka ada dua kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Untuk intrakurikuler adalah kegiatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas. Sedangkan ekstrakurikuler lintas disiplin 10 mata pelajaran menjadi satu materi membuat project.
“Karena setiap tahun sekolah yang mengadopsi kurikulum merdeka itu harus membuat 3 tema atau 3 project,” katanya.
“Sehingga melibatkan seluruh peserta didik. Jadi akan merasakan aksi nyata. Misalnya membuat jumputan, siswa bisa merasakan melihat dan langsung mempraktekkan,” tambahnya.
Zuhdi menambahkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di dunia pendidikan. Pertama adalah menciptakan suasana nyaman. Kedua prestasi siswa meningkat. Ketiga berpusat pada peserta didik.
“Jadi proses pembelajaran itu harus mengutamakan peserta didik. Di kurikulum merdeka akan mengalami pembelajaran yang berbeda-beda. Makanya ada tes diagnostik untuk mengetahui mereka mempunyai kelebihan, kekurangan dan semacam perbedaan. Makanya di kurikulum merdeka di kelas 7, 8 dan 9 kita mencari materi esensial untuk mengejar yang 2 tahun sebelumnya ketika pandemi Covid-19,” papar Zuhdi. #Nti