
Palembang, SumselSatu.com
Persediaan stok beras di gudang Bulog Divisi Regional (Divre) Sumsel Babel mencapai 22.000 ton. Dengan stok sebanyak ini, ketersediaan beras untuk wilayah Sumsel Babel aman hingga enam bulan kedepan.
Hal ini diketahui dari hasil sidak Komisi IV DPR RI ke gudang beras Bulog Divre Sumsel Babel, Rabu (30/5). Ketua Komisi IV DPR RI, Edi Prabowo mengatakan, dari pantauan di gudang Bulog, dari sisi tempatnya bagus bersih. Kalau dilihat stok berasnya, sesuai dengan target Sumsel cukup untuk tigabulan lebih. “Ini pengadaan yang aman selama tiga bulan lebih. Seperti biasa tidak pernah ada masalah di Sumsel,” ujarnya.
Edi mengakui, memang ada keluhan dari daerah-daerah di beberapa kecamatan, beras yang diterima kurang baik. Itu mungkin karena penyimpanan yang terlalu lama. “Kami minta untuk perbaiki,” ucapnya.
Selain itu, ada juga hal yang menjadi masukan mengenai cadangan beras pemerintah (CBP) ini tidak bisa diapa-apakan oleh Bulog. Mengenai impor beras, Edi mengatakan, kalau negara mengimpor dan sebagainya atau melakukan pengadaan beras, itu jadi cadangan beras pemerintah.
“Ini ya biasanya disimpan sebagai stok, hanya boleh digunakan kalau ada instruksi atau perintah atau untuk keperluan apa. Bulog sendiri tidak boleh menyentuh itu, harusnya Buloglah yang diberikan wewenang untuk mengelola. CBP ini bisa sampai delapan bulan, beras yang sampai ke Indonesia misalnya didatangkan karena impor, itu kualitas beras atau performance beras yang dimakan itu beda dengan kebutuhan masyarakat,” bebernya.
Mengenai stok, Edi menjelaskan, sejauh ini Sumsel siap untuk menghadapi Llebaran. Stok beras tiga bulan lebih cadangan aman di seluruh wilayah Sumsel.
“Insha Allah ke depan bisa menyetok beras tanpa harus impor beras ya. Komisi IV tetap menolak segala bentuk jenis impor selama cadangan dalam negeri masih bias,” ujar Edi.
Edi menjelaskan, saat ini Bulog hanya menguasai 2 persen – 4 persen stok beras. Apalagi sekarang raskin sudah dikurangi menjadi 5 juta ton dari 16 juta ton.
“Bisa dibayangkan ada potensi uang negara sebesar Rp 12 triliun sekarang dilepas ke pasar, biasanya dikelola Bulog Rp 12 triliun itu untuk membeli beras petani. Tapi sudah 1 tahun, itu dimiliki pasar. Kita minta pemerintah, Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, maupun Menteri Perindustrian juga harus duduk bareng menangani, ini kepentingan nasional. Ini kepentingan rakyat banyak konstitusi Pasal 33 mengamanahkan kita untuk menjaga segala bentuk kepentingan yang menguasai hajat hidup orang banyak,” terangnya.
Dirut Keuangan Bulog Triyana juga menjelaskan, untuk harga beras medium Rp 8.900/kg. Kalau soal impor prinsipnya semua butuh makan. Sejauh produk produksi dalam negeri tidak mencukupi maka ada impor. Namun kepentingan petani tetap terjaga. “Kita mempunyai misi jangan sampai masyarakat kemahalan beli beras,” katanya.
Sementara Kepala Bulog Divre Sumsel Babel, M Yusuf Salahuddin menjelaskan, stok beras di gudang Bulog untuk wilayah Sumsel Babel mencapai 22.000 ton beras. Itu cukup untuk kebutuhan hingga enam bulan kedepan.
“Kondisi yang sangat aman. Karena kalau dalam ketentuan di kami itu kan minimum stok itu minimal aman tiga bulan tapi kita sekarang aman untuk enam bulan kedepan,” bebernya.
Namun menurut Yusuf, ketahanan stok yang besar itu juga ternyata berdampak terhadap harga di tingkat konsumen.
Sebelum ke gudang, rombongan ini sempat melakukan kunjungan ke pasar Lemabang dan dilakukan pengecekan terhadap komoditi-komoditi pangan dan pangan pokok lainnya. “Harga yang masih sangat stabil seperti beras, tadi juga di dalam pasar ditemukan beras dengan harga Rp 9.000 dan Rp 8. 900 dengan kualitas medium, yang tentunya itu jauh di bawah HET Rp9.450/kg. Beras yang ada di gudang Bulog adalah beras baru masuk tiga mingguan lalu yang dari Vietnam,” pungkasnya. #nti