HIV/AIDS di Sumsel Naik Drastis, Capai 5000 Kasus!

Kepala Dinas Kesehatan Sumsel dr H Trisnawarman. (FOTO: SS 1/YANTI).

Palembang, SumselSatu.com

Kasus penderita HIV/AIDS di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

“Tahun 2024 ada 1000 kasus, sementara tahun 2025 sebanyak 5000 kasus,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel dr H Trisnawarman, MKes, SpKKLP, SubspFOMC, Kamis (24/4/2025).

“Itu pun sudah memakan obat. Kita belum tahu kasus-kasus yang lain,” tambahnya.

Kasus HIV/AIDS umumnya paling tinggi terjadi pada lelaki seks lelaki (LSL). Di samping itu, ada penderita dari Pekerja Seks Komersial (PSK) dan pergaulan yang tidak sesuai dengan ketentuan.

“Kita harapkan tokoh masyarakat, perangkat masyarakat desa, tenaga pendidikan dan semua sektor terkait untuk menuntaskan masalah HIV/AIDS. Jadi tidak hanya leading sektornya di Dinas Kesehatan saja. Ini harus kita kejar, harus kerja keras bersama seluruh stakeholder,” katanya.

“Jangan sampai melegalkan, orang-orang yang kelainan seperti lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) dan sebagainya dan tempat tersebut juga harus dibina. Tempat yang sering berkumpulnya masyarakat juga dibina. Kita juga membentuk pertemuan terkait pencapaian kasus bukan hanya di rumah sakit negeri tapi juga swasta, klinik dan lainnya dalam rangka kasus HIV/AIDS dapat ditemukan dan dapat cepat diobati,” tambahnya.

Untuk mewujudkan hal itu, butuh peran semua pihak dan semua elemen masyarakat untuk menekan angka kasus HIV/AIDS.

“Butuh peran semua elemen masyarakat, terutama orangtua untuk mengawasi anak-anaknya. Jangan sampai bersahabat dengan orang yang tidak betul. Jadi memang penyakit ini penyakit yang susah diobati,” katanya.

“Dan itu harus diobati dengan obat ARV (Antiretroviral). Harus diminum seumur hidup obatnya kalau sudah positif HIV/AIDS, agar bisa hidup normal. Tapi penderita HIV/AIDS tidak bisa sembuh, jadi dia minum obat seumur hidup. Kalau tidak minum obat maka bisa meninggal,” tambahnya.

Trisnawarman mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk bersosialisasi.

“Kita sudah melakukan sosialisasi ke sekolah, ke tengah masyarakat tempat yang ada PSK untuk sosialisasi, karena target tahun 2030 kasus HIV/AIDS menurun, sesuai dengan pencapaian World Health Organization (WHO),” katanya. #nti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here