Palembang, SumselSatu.com
Chairul S Matdiah, MH, MKes,
menceritakan awal mula munculnya ketertarikan terhadap Partai Demokrat. Chairul mengungkapkan ketertarikan kepada partai berlambang Mercy itu mulai muncul di tahun 2000.
“Saya bergabung ke Partai Demokrat pada tahun 2000. Saat itu pak Dr H Achmad Djauhari menjabat sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel,” ujar Chairul saat dibincangi di ruang Komisi I DPRD Sumsel, Senin (21/8/2023).
Ia mengatakan, diajak bergabung ke Partai Demokrat oleh Dr H Marzuki Alie, SE, MM, yang saat itu menjabat Direktur Keuangan PT Semen Baturaja.
“Pak Marzuki Alie ajak saya gabung ke Partai Demokrat. Saat itu saya adalah lawyer atau penasihat hukum dari PT Semen Baturaja,” katanya.
Tawaran Marzuki Alie, belum langsung disetujui, termasuk saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengarahkannya untuk gabung ke partai setelah SBY memutuskan pensiun lebih dini dari militer.
“Saya kenal dengan pak SBY saat beliau menjabat Komandan Korem (Danrem) 072/Pamungkas Yogyakarta tahun 1995. Saat itulah masa SBY ditunjuk untuk memimpin pasukan perdamaian PBB di Negara Bosnia-Herzegovina. Kemudian saat menjadi Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997),” ujar Chairul.
“Meski diarahkan dan diajak bergabung ke Partai Demokrat, tapi saya belum minat karena kesibukan saya menjadi lawyer di Palembang dan Jakarta. Namun setelah berpikir panjang, baru akhirnya saya menerima tawaran gabung Partai Demokrat,” sambung pria kelahiran Gajah Mati, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), 2 Juli 1964.
Ditinggal dan Dilengserkan
Setelah bergabung Partai Demokrat, tahun 2007 Chairul dipercaya menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kayuagung. Di sinilah, cerita dia akan dilengserkan oleh rekan sesama partai.
Chairul mengatakan, pada tahun 2010, menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat Sumsel, dia ditinggalkan DPC Demokrat yang lain dan justru dilengserkan jelang Musda.
Jelang Musda Demokrat Sumsel, ada beberapa nama yang muncul seperti Ishak Mekki (Bupati OKI), Herman Deru (Bupati OKU Timur) dan Eddy Yusuf (Wakil Gubernur Sumsel). Namun dia hendak dilengserkan karena dituding tidak mendukung Ishak Mekki, melainkan condong ke Herman Deru.
“Saya dituduh tidak mendukung Ishak Mekki dan lebih memilih Herman Deru, padahal saya belum ada pilihan, namun justru ditinggalkan oleh DPC lain. Pada saat itulah saya hendak dilengserkan dan diganti kader Demokrat OKI. Namun saya tidak melawan dan akhirnya kudeta batal dan saya tidak jadi diganti, karena mereka tahu saya adalah kader Partai Demokrat yang loyal,” terang Wakil Ketua DPD Demokrat Bidang Hukum itu.
Masih di tahun 2010, sebelum Musda digelar, Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum meminta Ishak Mekki menemui Marzuki Alie untuk menjadi Ketua DPD Provinsi Sumatera Selatan karena urusan pencalonan di Sumsel atas keputusan Anas Urbaningrum.
“Lalu saya ditelfon Ishak Mekki untuk berangkat ke Jakarta karena dia tahu kedekatan hubungan saya dengan Marzuki Alie. Kemudian Ishak Mekki bertemu dengan Marzuki Alie di ruangan kerja Ketua DPR RI. Saat itu Marzuki Alie merestui pencalonan Ishak Mekki,” katanya.
“Jadi melalui saya akhirnya bisa bertemu Marzuki Alie yang saat itu menjabat Ketua DPR RI. Akhirnya Ketua DPC Demokrat se-Sumsel secara aklamasi mendukung Ishak Mekki dan tuduhan bahwa saya tidak mendukung Ishak Mekki terbantah,” Chairul menambahkan.
Ishak Mekki Menang Aklamasi
Hasil akhir Musda Partai Demokrat Sumsel di Ballroom Hotel Novotel Palembang, Senin (9/8/2010), Ishak Mekki, yang namanya tidak begitu gencar disebut dalam bursa pencalonan Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel, periode 2010-2015, secara mengejutkan terpilih secara aklamasi. Ishak meraih dukungan 14 dari 17 hak suara yang ada. Secara otomatis, Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) tersebut menang aklamasi.
Dukungan berasal dari 13 DPC dan satu suara dari DPP Partai Demokrat, sementara Herman Deru memperoleh dua suara. Sedangkan calon lainnya, Drs Ahmad Jauhari, Ketua DPD Partai Demokrat demisioner hanya meraih dukungan satu suara.
Musda Partai Demokrat Sumsel dihadiri dan dibuka langsung Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Demokrat Eddy Baskoro Yudhoyono dan beberapa Wakil Ketua Umum.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin sempat datang di ajang Musda tetapi tidak begitu lama. Alex hadir untuk bertemu dengan Anas Urbaningrum dan jajaran DPP lainnya, termasuk mantan Gubernur Sumsel Prof Dr dr H Mahyuddin Natimbul Same’a, SpOG(K). Setelah itu, Alex langsung meninggalkan Ballroom Novotel untuk mendampingi Menteri Pertanian H Suswono menuju Kabupaten Pagaralam.
Sebelumnya, kandidat yang disebut-sebut bakal maju sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel, yakni Herman Deru dan Ishak Mekki terlihat hadir dan duduk di barisan kursi terdepan. Sedangkan Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel Eddy Yusuf yang juga disebut-sebut akan maju, pada saat pembukaan Musda hingga penutupan tidak kelihatan.
Pada rapat pleno membahas Tata Tertib (Tatib) Pemilihan, dan diputuskan kandidat yang boleh maju dalam bursa pemilihan apabila didukung sekurang-kurangnya enam suara dari DPC. Selanjutnya, calon yang diusulkan DPC, mengajukan diri dengan mengambil formulir dan diteliti kelayakan oleh tim.
Selanjutnya, masing-masing calon menyampaikan visi dan misinya sebagai Ketua DPD Partai Demokrat. Namun, jika ternyata DPC mengusulkan lebih dari 50 persen plus satu, maka secara otomatis calon yang didukung langsung dinyatakan menang sehingga tahapan pemilihan tidak diberlakukan lagi.
Begitu Ishak Mekki dinyatakan menang dan proses tahapan pemilihan tidak dilanjutkan lagi, seketika itu juga para pendukung Ishak Mekki meneriakan yel-yel dukungan terhadap dirinya dan peserta langsung memberikan ucapan selamat.
Musda yang direncanakan berlangsung dua hari, berlangsung tidak sampai satu hari karena Ketua Umum Anas Urbaningrum langsung menutup Musda.
Alasan Memilih Partai Demokrat
Sosok SBY menjadi faktor kuat bagi Chairul S Matdiah memilih bergabung Partai Demokrat. Terlebih kondisi Indonesia sangat baik saat SBY menjabat sebagai Presiden. Alasan lain memilih Partai Demokrat, karena perekonomian lebih baik dan pengangguran sangat kecil pada saat SBY menjadi Presiden.
“Tanpa mengesampingkan pemerintahan saat ini, masih ada saja warga yang rindu dengan kepemimpinan SBY. Saat ini, sosok SBY sebagai negarawan bertugas untuk menciptakan para kader terbaik dan pemimpin di masa depan. Sederetan prestasi mampu ditorehkan SBY dalam dua tahun masa pemerintahannya dan Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan di mata dunia,” terang Chairul yang juga Sekretaris Komisi I DPRD Sumsel.
Selain itu, Demokrat dinilai mempunyai ideologi yang menarik baginya, yaitu nasionalis-religius. Itu disebutnya sesuatu yang memudahkan untuk partai terjun ke masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan bahasa.
Demokrat dinilainya sebagai wadah yang dapat menampung berbagai aspirasi. Sehingga, dapat mewujudkan kepentingan dari masyarakat Indonesia yang majemuk tanpa kepura-puraan.
“Itulah kenapa partai ini pernah menjadi juara di Indonesia, karena dia benar-benar bisa berada di tengah dan bisa membawa semangat kebersamaan,” ujar suami dari Hj Anisah Chairul, SH, itu. #fly