Hajikan Kedua Orangtua dan Mertua (Part 4)

H Matdiah Faat dan Hj Rodiah Matdian, orangtua dari Chairul S Matdiah. (FOTO: SS 1/IST).

Palembang, SumselSatu.com

Memberangkatkan orangtua pergi haji adalah cita-cita semua orang. Apalagi kalau punya rezeki lebih, pasti kita ingin memberangkatkan orangtua ke Tanah Suci.

Cita-cita itu pula yang diwujudkan Chairul S Matdiah, SH, MHKes, setelah sukses menjadi pengacara. Dia dua kali memberangkatkan haji kedua orang tuanya, H Matdiah Faat dan Hj Rodiah Matdian.

“Bapak dan Umak (Ibu-red) sudah dua kali saya berangkatkan haji, pertama tahun 1997 dan kedua tahun 2003. Saya semua yang membiayai,” ujar Chairul.

Dia mengatakan, secara penghasilan, ayahnya H Matdiah Faat mampu untuk berangkat haji tanpa harus dibiayai karena dia seorang pengusaha kayu.

“Tahun 1997, Bapak tidak mau naik haji pakai uang dia, karena dia ingin naik haji memakai uang hasil keringat dan jerih payah anaknya. Padahal Bapak mampu berangkat haji, karena dia seorang pengusaha kayu,” ucapnya.

Tidak hanya naik haji, kedua orangtuanya juga secara rutin diberangkatkan umrah ke Tanah Suci hampir setiap tahun, setelah dia sukses menjadi pengacara sejak tahun 1995.

“Hampir setiap tahun Bapak dan Umak berangkat umrah, setelah saya sukses menjadi pengacara. Mereka sudah 10 kali umrah ke Tanah Suci,” ujar suami dari Hj Anisah Ardin, SH, itu.

Memberangkat haji orangtua, kata Chairul, bukan hanya bentuk baktinya sebagai anak, tapi juga sebuah penghormatan kepada keduanya atas segala pengorbanan yang begitu besar untuk dirinya.

“Namanya anak pasti banyak salahnya. Mumpung orangtua waktu itu masih hidup, saya ingin berbakti. Saya senang sekali bisa memberangkatkan orangtua ke Tanah Suci,” tuturnya.

“Bapak dan Umak sudah meninggal dunia. Umak menghadap Allah Subhanahu wa ta’ala pada tanggal 27 Februari 2015, sementara Bapak 15 Februari 2017. Umak meninggal karena darah tinggi, sementara Bapak kena penyakit ginjal. Mereka dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat, Lemabang, Palembang,” tambah Chairul dengan raut wajah sedih.

“Bapak dan Umak meninggal dunia saat saya menjabat Wakil Ketua DPRD Sumsel. Alhamdulillah saya bersyukur, sebelum meninggal mereka sudah melihat saya sukses,” katanya lagi.

Tidak hanya orangtua, politisi dari Partai Demokrat itu, juga memberangkatkan mertua perempuan Hj Cikhon haji dan umrah.

“Mertua perempuan sudah dua kali naik haji, pertama tahun 1983 biaya sendiri. Kemudian saya berangkatkan lagi haji tahun 2003 bersama Bapak dan Umak. Tahun 1998, mertua saya berangkatkan umrah bersama kedua orangtua saya,” tuturnya.

“Sementara mertua lanang (laki-laki-red) H Mardin tidak sempat saya naik hajikan karena sudah meninggal dunia tahun 1983, atau sebelum saya menikah dengan istri saya (Hj Anisah Ardin). Sementara mertua perempuan meninggal dunia tahun 2014,” sambungnya.

“Kalau saya sudah dua kali naik haji tahun 2000 dan 2007, dan satu kali umrah tahun 2017. Jadi saat ke Tanah Suci tidak pernah berbarengan dengan orangtua maupun mertua,” lanjut Chairul.

Chairul juga memberi pesan bahwa sangat mudah untuk menjaga keharmonisan keluarga, yakni jangan membedakan antara orangtua dan mertua.

“Jadi, orangtua umrah, mertua juga umrah,” ucap Chairul yang menjabat Sekretaris Komisi 1 DPRD Sumsel.

Chairul mengatakan, menikah dengan istrinya Hj Anisah Mardin tahun 1991. Dari hasil pernikahannya itu, mereka dikaruniai empat orang anak. Yakni, dr Dian Permatasari (Dokter), Yeni Rosa Damayanti, ST, (Karyawan DPRD Provinsi Sumatera Selatan), Muhammad Jaya Saputra, SE (Caleg DPRD Sumsel Dapil Sumsel 2) dan Rizki Prawira (Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya).

“Saat menikah 21 November 1991, istri kerja di perusahaan swasta, lalu saya suruh berhenti setelah dua tahun menikah, saat saya memulai karir menjadi lawyer. Kenapa berhenti?, karena kodrat seorang perempuan tugasnya mendidik anak-anak,” tegas Chairul.

“Kalau anak-anak semuanya kuliah di Universitas Sriwijaya (Unsri). dr Dian Permatasari dan Yeni Rosa Damayanti, juga sudah menikah, suami mereka Saidina Umar, SE, dan Muhammad Ivandri Al Haq, S,Sos, bekerja di Bank Negara Indonesia (BNI). Saya juga sudah punya dua cucu, Muhammad Sandi Al-Fatih (4 tahun) dan Muhammad Randi Alfahri (2 tahun),” ujar Chairul. (Bersambung……).

Biodata Keluarga H Chairul S Matdiah:

Orangtua:

Ayah: H Matdiah Faat
Ibu: Hj Rodiah Matdian

Istri : Hj Anisah Mardin, SH (Ibu rumah tangga).

Anak:

1. dr Dian Permatasari (Dokter).
2. Yeni Rosa Damayanti, ST (Karyawan DPRD Provinsi Sumatera Selatan).
3. M Jaya Saputra, SE (Caleg DPRD Sumsel).
4. Rizki Prawira (Mahasiswa Hukum Unsri).

Menantu:

1. Saidina Umar, SE (Suami dr Dian Permatasari).
2. Muhammad Ivandri Al Haq, S,Sos (Suami Yeni Rosa Damayanti).

Cucu:

1. Muhammad Sandi Al-Fatih (4 tahun)
2. Muhammad Randi Alfahri (2 tahun)

Saudara Kandung:

1. H Darmiat Darmowidakdo, SPd, SH, MH (Pengacara dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten OKI 2009-2014).
2. Misnaida, SPd (Guru)
3. Yusroisah (Tidak bekerja)
4. Aguspianto (Anggota DPRD Sumsel Periode 2014-2019
5. Feni Sasriana, SH (Pengacara)
6. Hatipah (PNS, Puskesmas Seberang Ulu 1 Palembang).

Mertua:
1. H Mardin
2. Hj Cikhon

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here