Jokowi Minta Tim Lakukan Kampanye Door To Door

KAOS JOKOWI ------ Anggota Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumsel memamerkan kaos Jokowi pada acara pelantikan TKD Sumsel. (FOTO: SS1/IST)

Palembang, SumselSatu.com

Calon Presiden (Capres) Republik Indonesia (RI) nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), meminta seluruh anggota Tim Kampanye Daerah (TKD) dan relawan melakukan kampanye secara door to door untuk mensosialisasikan kinerja Jokowi.

Permintaan ini disampaikan Jokowi saat melantik Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumatera Selatan (Sumsel) di gedung Sulthan Convention Center, Palembang, Minggu (25/11/2018).

Dalam sambutannya pada acara pelantikan ini, Jokowi mengatakan, pada era sekarang landscape ekonomi, politik, sosial, dan budaya sudah berubah. Dengan adanya media sosial (medsos), perubahan tidak hanya terjadi pada landscape internasional, namun secara nasional bahkan daerah juga berubah.

“Yang saya liat, misalnya di Inggris tiga minggu sebelum pemungutan suara, saya ketemu David Cameron. Saya tanya menang atau kalah, dia jawab menang besar atau paling menang tipis. Dia memastikan pasti menang. Namun kejadian akhir, David Cameron kalah. Padahal  dia optimis menang besar atau menang tipis. Contoh yang kedua Hilary semua survei menyatakan menang. Akhir kejadiannya Hilary kalah. Ini ada landscape yang berubah. Ini yang harus diwaspadai,” kata Jokowi.

Jokowi mengingatkan, kampanya tidak lagi cukup dengan memasang baliho di banyak tempat di kabupaten atau kota, ini kecil sekali pengaruhnya. Saat ini masyarakat butuh penjelasan lisan secara langsung dari anggota tim kampanye. “Ada isu sedikit saja, masyarakat goncang. Isu beredar gampang sekali,” ujar Jokowi.

Jokowi sendiri mengaku optimis, khususnya untuk di wilayah Sumsel di mana tokoh-tokoh masyarakat yang sudah punya nama, bergabung untuk memenangkan pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01.

“Di Sumsel sudah bergabung pak Syahrial Oesman, Alex Noerdin, dan Herman Deru. Ditambah pak Budi Karya Sumadi, pak Eric Tohir orang sini. Saya optimis untuk Sumsel,” bebernya.

Jokowi pun menceritakan pengalamannya pada tahun 2004 – 2005 saat ikut Pemilukada Solo. Kala itu, tidak ada yang mengenal nama Jokowi di kota itu. Padahal para saingannya sudah punya nama cukup terkenal.

“Ada incumbent, ketua kadin, dan pengusaha besar. Tidak ada yang kenal Jokowi. Saya tidak mengumpulkan massa di lapangan dan stadion. Saya pergi pagi sampai malam. Saya mengenalkan diri door to door dari pintu ke pintu. Pada pilkada kedua, saya tidak keluar uang karena saya tidak punya duit. Saya ulang lagi keluar dari pagi sampai malam, door to door menyampaikan apa yang saya lakukan. Saya sampaikan kerja saya seperti pembangunan jalan, pasar dan program kerja lainnya.  Itu saya jelaskan dari pintu ke pintu,” kata Jokowi.

Hasilnya, pada pemilukada pertama Jokowi menang tipis dengan perolehan 37 persen suara. Pada pemilukada kedua, Jokowi menang 91 persen.

LANTIK TKD SUMSEL —– Capres Joko Widodo (Jokowi) saat berbicara pada acara pelantikan Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumsel, Minggu (25/11/2018), di gedung Sulthan Convention Center, Palembang. (FOTO: SS1/YANTI)

Saat mengikuti pemilukada di Jakarta pada 2012, Jokowi melakukan hal yang sama. “Saya lakukan lagi door to door.  Dari RT dan RW mengenalkan diri. Hanya itu. Saya butuh tenaga ekstra keras untuk melakukan itu. Jadi jangan ketergantungan baliho. Kita perlukan dari pintu ke pintu, door to door, jelaskan apa yang kita kerjakan,” ucapnya.

Jokowi berharap, TKD dan relawan mencerita program yang sudah dilakukan pada masa pemerintahan Jokowi. Diantaranya pembagian Kartu Indonesia Sehat (KIS) 92 juta orang, Kartu Indonesia Pintar 19 juta, pembagian PKH 10 juta orang, sertifikat tanah dibagikan 5 juta tahun lalu,  tahun ini 7 juta,  tahun depan 9 juta.

“Itu diingatkan, banyak sekali jumlahnya. Artinya program seperti itu yang diangkat, termasuk infrastruktur di Sumsel ada LRT, Jembatan Musi IV, fasilitas di Jakabaring, penyelesaian tol,” kata Jokowi.

Jokowi mengakui, problem di Sumatera adalah harga karet dan crude palm oil (CPO) yang jatuh. Dua komoditas dunia ini, sulit didongkrak harganya.

“Malaysia juga turun. Di seluruh Indonesia produksi sawit 13 juta hektar produksinya 42 juta ton.  Gede sekali, jumlahnya sangat besar. Di uni Eropa kita dikenakan pajak tinggi. Di Tiongkok diberi tambahan 500 ribu ton. Tapi juga tidak menggoncang harga.  Karena produksi kita berlimpah.  Problem seperti ini dijelaskan ke petani. Untuk karet kita mendapatkan sedikit jalan keluar, karet petani kita ambil 5.000 ton dibeli Kementerian PU untuk buat jalan. Harga pembelian di petani Rp 7.500 sampai Rp8.000/kg. Saya minta pembelian langsung ke petani, atau lewat koperasi. Sawit kita buat program peremajaan. Penjelasan seperti ini harus diberikan kepada masyarakat,” paparnya.

Jokowi mengungkapkan, di survei terakhir di Sumsel, pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin baru di angka 37 persen. “Saya melihat kita berkumpul, saya akan survei di akhir Desember. Saya yakin bisa di atas 50 persen. Tidak usah kaget, biasa saya. Kunci yang saya sampaikan, tolong dipegang bersama.  Ada sesuatu yang harus diperbaiki. Salah satunya masalah sawit dan karet. Kita serius menangani masalah  itu,  tapi tidak mudah mencari jalan keluar,” katanya.

Pada kesempatan ini Jokowi juga mengulas isu Presiden Jokowi PKI yang muncul di banyak provinsi. Jokowi menyayangkan cara politik tak beretika seperti ini.

“Ini harus dihentikan. Kita berbeda agama, suku, budaya, bahasa. Kalau dirusak dengan cara tidak beretika akan saya kejar. Ini merusak negara. Ini sudah empat tahun berjalan. Saya sabar sabar sabar,  saya tidak jawab. Tapi sekarang saya jawab. PKI dibubarkan 1965. Saya lahir tahun 1961, artinya saya umur empat tahun. Tidak ada balita PKI. Tapi 6 persen masyarakat Indonesia percaya.  Di medsos banyak disebarkan foto DN Aidit pidato, saya belum lahir, ada foto mirip saya. Saya lihat kok mirip saya,” kata Jokowi.

Begitu juga dengan sebutan antek asing yang ditujukan pada dirinya, turut dijawab Jokowi pada pertemuan ini. Dia menjelaskan, pada tahun 1965 sumber daya alam (SDA) penghasil minyak di blok Mahakam Kalimantan Timur (Kaltim) dikuasai asing dan di masa kepemimpinannya SDA itu direbut kembali.

“Blok Rokam Riau, tahun ini diberikan ke Pertamina. Freeport 40 tahun diberi 9 persen. Tahun ini sudah 51 persen diambil konsorsoum Inalum. Dikira mudah ngambil ngambil itu?  Antek asing di mana? Politik antek asing darimana?” tukas Jokowi.

Lebih lanjut Jokowi menuturkan, pada 2016 dirinya menandatangani kesepakatan dengan Tiongkok terkait wisatawan sebanyak 10 juta. Namun dibuat isu tenaga kerja asing dari Tiongkok. Padahal tenaga kerja asing dari Cina 20 ribu atau 00,3 persen. Yang tahu pasti masalah ini adalah pihak Imigrasi. Tenaga kerja Indonesia di Cina, Taiwan, dan Hongkong mencapai 440 ribu.

“Soal isu kriminalisasi ulama, saya hampir tiap minggu keluar masuk ponpes.  Isu di medsos ada. Yang dikriminalisasi siapa? Tapi isu itu terus disebarkan,” tandasnya.

Pada acara yang sama, Ketua Tim Kampanye Daerah Sumsel Syahrial Oesman mengatakan, pihaknya bersyukur telah dilantik langsung oleh Jokowi.  “Kami di sini kumpul dari seluruh pelosok Sumsel,  caleg,  relawan, tokoh masyarakat, tokoh alim ulama dengan satu tekad bapak menang satu kali lagi,” ucap Syahrial.

Syahrial menuturkan, calon legislatif yang hadir pada acara ini mencapai 2.900 orang, relawan 111 orang,  paguyuban 88 orang. “Situasi pileg dan pilpres ini baru, kami tau strategi apa yang harus diterapkan. Menangkan dirimu, menangkan Jokowi. Di hati mereka ada bapak Jokowi. Terima kasih kami sudah dilantik. Setelah ini kami siap untuk kerja. Saya akan merangkum kekuatan sampai kabupaten dan kota. Saya akan melantik TKD kabupaten dan kota,” pungkas Syahrial.  #nti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here