
TULISAN berjudul ‘Tersesat di Hutan’ menjadi salah satu bagian dari buku Komik Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK) Army Garis Keras.
Ternyata, Farisha Naura Salsabila, penulis ‘Tersesat di Hutan’ itu adalah murid Kelas IV SD YKPP Pendopo, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan (Sumsel).
Karena ‘Tersesat di Hutan’, Farisha yang akrab disapa Rara itu, kini menasional. Ada lima anak yang menjadi penulis dalam KKPK Army Garis Keras yang diterbitkan DAR! Mizan itu. Rara satu-satunya dari Sumsel.
Hari ini, Rabu (14/8/2019), Rara berbagi tentang pengalaman menulisnya kepada ratusan murid sekolah dasar (SD) di Palembang dalam Workshop dan Talkshow Bersama KKPK. Kegiatan bertema ‘Berani Berkarya, Berani Mengubah Dunia’ tersebut digelar di Gramedia World Palembang, Palembang.
Rara menceritakan bagaimana tulisannya dapat dijadikan buku komik dan diterbitkan. Sejak kecil, Rara kerap mendengarkan dongeng dari Sang Ayah, Ferdian Andreas Lacony. Setelah bisa membaca, Rara rajin membeli dan membaca buku-buku cerita anak dan dongeng. Ia mulai membacakan buku-buku itu kepada adiknya, M Bagas Alfatih Lacony.
Hingga suatu saat, Rara bertanya kepada ayahnya tentang bagaimana cara orang bisa menulis buku. Ia pun mulai belajar menulis dari ayahnya yang kini menjabat Wakil Bupati (Wabup) PALI, dan akhirnya membuat tulisan berjudul ‘Tersesat di Hutan’.
“Ide ceritanya dari saya sendiri,” ujar Rara didampingi ibunya, Sari Widyawati Lacony, ketika dibincangi SumselSatu.
Rara mengaku hanya membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk menulis cerita imajinasinya tersebut. Tulisan itu bercerita tentang dua putri yang bersahabat dan pergi kemping. Ketika mereka hendak kembali ke tenda setelah mencari makanan, keduanya tersesat di dalam hutan. Beruntung, salah satu diantara mereka membawa dan dapat membaca peta, sehingga keduanya dapat kembali berada di tenda. Tokoh dalam tulisan itu, Rara ambil dari nama-nama teman sekolahnya.
Tulisan Rara yang menyukai lagu-lagu band asal Korea itu, diikutsertakan dalam workshop KKPK di Bandung beberapa waktu lalu. ‘Tersesat di Hutan’ masuk dalam lima tulisan terbaik yang kemudian dibukukan dan diterbitkan.
Kini, Rara yang dilahirkan di Palembang pada 8 Mei 2010 itu, tengah berharap dan menunggu buku komiknya berjudul ‘Chika dan Keysa’ yang berkisah tentang penculikan terhadap anak dapat diterbitkan.

Ayah Rara, Ferdian mengakui, anaknya memang memiliki hobi membaca. Dengan diterbitkannya tulisan Rara, Ferdian berharap akan semakin memicu anaknya untuk terus berkarya.
“Harapan saya ini untuk melatih disiplin Rara, agar ke depan bisa menjadi penulis yang lebih profesional,” kata Ferdian.
Store Manager Gramedia World Gladi Sumirat mengatakan, pihaknya sangat mendukung membangkitkan semangat literasi dan gemar membaca buku.
“Penulis buku ini siswa SD di Sumsel. Di Sumsel baru Rara yang saya temukan penulis buku masih siswa SD. Ini memang langka, jadi ketika saya tahu penulis buku masih SD, saya cari dan ketemu. Kami gabungkan dengan penerbit untuk dibuat acara ini, agar anak-anak sekolah semangat menulis buku,” kata Sumirat.
Kepala Bidang (Kabid) Persekolahan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang Herman Wiyaja yang hadir dalam workshop berharap, Rara akan menjadi inspirasi anak-anak di Sumsel untuk gemar membaca dan menulis.
“Rara ini memiliki prestasi luar biasa, bisa mengarang buku komik. Banyak anak kecil melupakan membaca buku. Dengan adanya dorongan pemerintah tentang literasi, mari kita gaungkan anak-anak gemar membaca dan cinta membaca,” kata Herman.
Pada acara itu hadir juga kelompok literasi dan pendongeng di Sumsel. Ratusan anak antusias mengikuti acara tersebut. Selain pembagian buku, ada juga pemberian doorprize kepada murid yang mengikuti game dan kuis. #nti