
Palembang, SumselSatu.com
Ketua Umum (Ketum) Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Hj Mufidah Jusuf Kalla berkunjung ke Palembang, Jumat (11/5). Kesempatan ini tidak disia-siakan para pengrajin songket. Mereka pun curhat saat Mufidah menyempatkan diri berdialog bersama pengurus Dekranasda Kabupaten dan Kota se-Sumsel di Griya Agung Palembang.
Selain masalah pengembangan motif, corak, dan warna songket, beberapa pengurus Dekranas Kabupaten dan Kota juga ada yang meminta solusi terkait makin sulitnya para pelaku UKM mendapatkan benang emas dan sutera untuk membuat songket.
Tak hanya itu, para pengrajin songket juga meminta agar Ketum Dekranas memberikan lebih banyak peluang ke mereka, seperti diajak untuk mengikuti pameran di luar negeri. Termasuk meminta Ketum Dekranas untuk memfasilitasi agar perusahaan swasta mau mengucurkan dana CSR lebih banyak guna meningkatkan daya saing mereka.
“Kami sangat mengharapkan agar Dekranas mengimbau perusahaan untuk mengalokasikan lebih banyak bantuan melalui CSR, supaya kami para UKM dapat bersaing di kemudian hari dan kami juga berharap diberi tempat untuk menyambut Asian Games,” ujar Leli, perwakilan Dekranasda Lubuklinggau.
Menanggapi sejumlah unek-unek dan masukan tersebut, Ketum Dekranas Mufidah Jusuf Kalla mengatakan, untuk pewarnaan songket, Dekranas memang telah mengadakan pelatihan khusus.
“Mengenai pengembangan motif dan pewarnaan itu memang mesti ada pelatihannya. Kita (pusat) akan bantu. Kebetulan orang yang ahli pewarnaan ini lagi di Amerika. Dia ahli betul mewarnai,” ujar Mufidah.
Demikian halnya mengenai kebutuhan benang emas yang sulit didapat dan alokasi CSR dari perusahaan, Mufidah mengatakan akan segera mengonsultasikan dengan pihak terkait.
“Untuk benang emas itu kita akan konsultasikan dengan ahlinya sedangkan soal CSR kita akan koordinasikan ke Menteri BUMN. Sebelum Asian Games akan diusahakan ke kementerian, nanti akan saya langsung beri tahu,” ujarnya.
Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas, Bintang Puspayoga menambahkan, Dekranas telah berupaya memenuhi keinginan daerah mengenai pengembangan kerajinan. Diakuinya pula saat ini Dekranas memang fokus orientasi ke depan soal pewarnaan alam seperti dilakukan di Tuban.
“Kalau soal motif setiap daerah ada pakem dan itu harus dilestarikan. Tapi itu tidak menutup kemungkinan menuruti selera pasar tapi tidak boleh keluar pakem yang merupakan warisan daerah yang harus dipertahankan,” ujarnya.
Dialog interaktif berlangsung sekitar satu jam, dilanjutkan dengan kunjungan rombongan ke pameran kerajinan di ruang bagian tengah Griya Agung. Selain songket, jumputan, dan blongsong yang merupakan kain khas tradisional Sumsel, juga turut dipamerkan sejumlah aksesoris bebatuan yang cantik.
Saat berkunjung ke stand pameran, istri Wapres Jusuf Kalla itu singgah ke tiap-tiap tenan dan tampak serius mengamati beragam jenis kain yang sudah dimodifikasi menjadi aneka blouse, gamis, dan gaun yang cantik.
Saking antusiasnya Ibu Mufidah Jusuf Kalla terlihat membeli beberapa jenis hasil kerajinan. Usai puas menikmati keindahaan kain kerajinan Sumsel, barulah sekitar pukul 13.15 WIB rombongan ini beranjak meninggalkan Griya Agung dan bertolak ke Bandara SMB II Palembang. #ard