Palembang, Sumselsatu.com – Sekretaris Tim Sriwijaya FC (SFC) Achma Haris menyesalkan sikap Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terkait sanksi yang dijatuhkan pada dirinya. Haris menilai, dalam kasus ini, harusnya Komdis melihat faktor sebab akibat.
Seperti diketahui, Haris mendapatkan sanksi larangan mendampingi tim sebanyak dua pertandingan serta denda Rp20 juta. Sanksi diberikan karena Haris mendatangi bench (bangku cadangan) tim Madura United saat kedua tim bertemu di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Sabtu (27/5/2017).
Saat itu Haris terlibat cekcok mulut dengan Pelatih Kiper Madura United Hermansyah. Haris sendiri saat kejadian tengah membela Kapten SFC Yu Hyun Koo yang dibentak-bentak oleh Hermansyah.
Karena emosi, Haris mendatangi Bench Madura United sehingga terjadi keributan. Buntutnya, Komdis Komdis PT Liga Indonesia Baru (LIB), memberikan sanksi karena tindakan itu dianggap tidak sportif.
“Saya akui tindakan saya mendatangi bench lawan itu salah tapi ada hal yang mendasarinya. Saat terjadi benturan di lapangan yang melibatkan Yu Hyun Koo dan Peter Odemwingie, Hermansyah melakukan provokasi sekaligus intimidasi. Dia melontarkan makian tidak pantas ke Yu Hyun Koo, tidak itu saja Hermansyah juga mengeluarkan sebuah kalimat yang menyinggung sebuah daerah di Sumsel,” jelas Achmad Haris, Jumat (2/6/2017).
Dia kemudian lantas mempertanyakan mengapa Hermansyah, dengan nada tinggi menyebut salah satu daerah atau suku di Sumsel tersebut.
“Sepakbola tidak boleh dikaitkan dengan suku atau daerah, karena itu saya sempat adu mulut dengannya. Tapi usai kejadian, Hermansyah sudah menghubungi saya via inbox dan menjelaskan maksud perkataannya tersebut. Dia juga meminta maaf terkait hal ini dan saya juga menganggap semua sudah selesai,” ungkapnya.
Namun yang disesalkannya, Komdisi seharusnya bisa melihat sebab di balik peristiwa ini. Selain itu, Haris mengaku tidak pernah dimintai keterangan terkait insiden ini. Sementara protes yang diajukan SFC terkait Teja Paku Alam belum juga direspon Komdis PSSI.
“Saya juga bukan tipikal orang yang melakukan sesuatu tidak ada dasarnya. Selain itu, saya juga bingung karena surat protes SFC sebelumnya juga tidak mendapatkan tanggapan. Kita sama-sama melihat bagaimana Teja Paku Alam, penjaga gawang SFC sampai sekarang masih harus absen karena cedera akibat benturan keras lawan. Tidak ada perlindungan terhadap pemain, tetapi surat protesnya menguap,” keluhnya. (Ari)