Tolak Tes DNA, Rugikan Herman Deru

Denny JA

Palembang, SumselSatu.com

Pemberitaan skandal seks antara Herman Deru dengan pembantunya, Ans, merebak menjelang Pemilukada Sumsel 2013 silam. Kala itu, Herman Deru menjadi Calon Gubernur Sumsel dan berpasangan dengan Maphilinda Boer.

Kini, menjelang Pemilu Gubernur-Wakil Gubernur (Pilgub) Sumsel 2018, pemberitaan dugaan hubungan seks Herman Deru dengan pembantunya itu kembali muncul. Herman Deru saat ini kembali menjadi peserta Pemilukada Sumsel dan berpasangan dengan Mawardi-Yahya. Penolakan Herman Deru untuk melakukan tes DNA, guna mengetahui apakah AF adalah hasil hubungannya dengan Ans atau bukan, dinilai merugikan Herman Deru dalam Pemilukada Sumsel 2018.

DNA adalah deoxyribonucleic acid, sejenis biomolekul yang menyimpan dan menyandi instruksi-instruksi genetika setiap organisme dan banyak jenis virus. Dengan melakukan tes DNA, dapat diketahui hubungan kekeluargaan.

“Herman Deru kurang beruntung. Tuduhan skandal masa silamnya semakin diungkit dan diketahui publik. Luas diberitakan Herman Deru bahkan menolak tes DNA, yang merupakan uji ilmu pengetahuan sederhana untuk membuktikan ia memang bukan ayah dari seorang anak yang selama ini dipergunjingkan,” ujar Denny Januar Ali atau Denny JA, dalam siaran pers, Senin (18/6/2018).

Pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) itu menyampaikan, publik belum mengerti mengapa Herman Deru menghindari tes DNA yang sangat sederhana untuk mengakhiri rumor yang ada.

“Bahkan motivator Mario Teguh juga melakukan tes DNA itu untuk anaknya. Setelah tes, tak ada lagi keraguan. Herman Deru yang menolak tes DNA, segera menjadi rumput kering, yang di era pertarungan keras, membakar dan merugikan reputasinya,” kata Denny JA, seperti dilansir metrosumatera.com.

“Padahal dalam persaingan yang ketat, kehilangan suara sedikit saja dapat menentukan kalah dan menang. Masih ada waktu buat Herman Deru melakukan damage control (pengawasan kerusakan) agar isu skandal itu bisa ia minimalisasi atau ia tangkis secara meyakinkan,” tambah Denny JA yang kelahiran Palembang itu.

Selaku peneliti, Denny JA, tidak tahu apakah tuduhan skandal itu benar atau tidak. Ia hanya merekam opini publik tentang tuduhan skandal itu, dan efeknya terhadap perolehan suara Herman Deru-Mawardi Yahya pada Pilgub Sumsel.

Awal Juni lalu, LSI Denny JA telah merilis hasil penelitian mereka tentang opini publik terhadap Pilgub Sumsel 2018. Pasangan Calon Gubernur (Cagub)-Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel H Dodi Reza Alex Noerdin-H M Giri Ramanda N Kiemas menduduki posisi teratas dengan perolehan 27,7 persen suara koresponden.

Dodi-Giri mampu mengalahkan Herman Deru-Mawardi Yahya (23,2%), lshak Mekki-Yudha Pratomo Mahyuddin (18,4%), dan Saifudin Aswari Rivai-Muhammad Irwansyah (8,6%). Survei dilakukan pada 1-5 Juni 2018, dengan tatap muka terhadap 1000 responden. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling. Tingkat kesalahan survei atau margin of error sebesar sekitar +/- 3,1 persen. Koresponden yang belum menentukan pilihan masih tinggi, yakni 22,1 persen.

Denny mengatakan, Dodi Alex Reza lebih beruntung karena Gubenur Sumsel saat ini, Alex Noerdin, dianggap berhasil oleh mayoritas pemilih.

“Untuk daerah tertentu, menjelang lebaran dan setelahnya, pasangan Dodi juga giat mengkampanyekan program unggulannya, sembako murah. Di kalangan pemilih dari grassroot yang mayoritas, mereka sangat suka dengan program itu,” kata Denny JA.

Hasil survei LSI sejak November 2017 hingga Juni 2018, dukungan untuk Dodi terus menaik. Sementara untuk Herman Deru terus menurun. Pasangan lain, Ishak Mekki-Yudha dan Aswari-Irwansyah akan sulit merebut pemenang pertama, karena sudah ada Dodi dan Herman Deru di sana. Denny mengibaratkan, pertarungan Dodi dengan Herman Deru ada di Divisi I. Sementara Ishak Mekki dan Aswari ada di Divisi II.

“Tapi sekali lagi, siapa yang lebih bisa mengambil swing voters yang masih 22,1 persen, itulah yang akan menjadi Gubernur Sumsel berikutnya,” kata Denny.

Herman Deru Pernah Bantah AF Adalah Anaknya 

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari Herman Deru atas apa yang disampaikan Denny JA. Namun, Herman Deru telah pernah memberikan klarifikasi atas pemberitaan skandal seks itu pada 2013 lalu.

“Herman Deru sebagai Bakal Calon Gubernur Sumatera Selatan mempunyai anak di luar itu adalah tidak benar dan fitnah besar, karena itu kami sudah melaporkan ke pihak kepolisian,” ujar Alamsyah Hanafiah yang kala itu menjadi Kuasa Hukum Herman Deru, seperti dilansir republika.co.id, Selasa (16/4/2013).

Dikatakan Alamsyah kala itu, pada 2010, saat kliennya maju sebagai Calon Bupati OKU Timur, kasus itu juga muncul.

“Sekarang saat klien saya maju sebagai Bakal Calon Gubernur Sumsel, kasus ini kembali muncul. Ini jelas, bagian dari kampanye hitam,” katanya.

Seperti dilansir dari tribunnews.com, pada Jumat (12/4/2013) silam, Ans mengaku pernah berhubungan badan dengan Herman Deru, sekitar 2003. Setelah hamil, Ans dipecat, dan harus angkat kaki dari rumah Herman Deru. Ans mengaku telah mengadukan perbuatan Herman Deru ke Mapolda Sumatera Selatan pada 11 Maret 2013, dengan Nomor Laporan LP 165/III/2013/Sumsel.

Ans melalui kuasa hukumnya kala itu menyatakan, pihaknya hanya ingin mendapat pengakuan dari Herman Deru, bahwa AF adalah darah dagingnya.

Herman Deru pernah membantah kasus itu, saat ditemui usai mengembalikan formulir Calon Gubernur Sumsel 2013-2018 silam.

“Kasus tersebut hanya isu murahan. Laporan tersebut harus memiliki dasar hukum yang jelas. Menjelang Pilgub Gubernur Sumsel, diharapkan agar para kandidat menggunakan cara-cara positif dalam berpolitik,” kata Herman Deru kala itu. #arf

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here