Jakarta, SumselSatu.com
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa 99 persen faktor kebakaran hutan dan lahan (karhutlah) terjadi karena ulah manusia.
“Masih banyak praktik-praktik pembukaan lahan dengan cara dibakar karena dinilai lebih efisien dan ekonomis. Padahal hal itu jelas-jelas sudah dilarang,” ujar Suharyanto dalam keterangannya, Kamis (3/10/2024).
Suharyanto menyebut bahwa karhutla di Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi incaran para pemilik jasa helikopter water bombing, sebab menjadi wilayah terdampak paling luas.
“Padahal, negara harus mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit untuk operasi satgas udara ini,” katanya
Oleh sebab itu, Suharyanto mengajak seluruh personel satgas dan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk mengubah cara pikir agar karhutlah tidak serta merta menguntungkan beberapa pihak dan membuat penderitaan masyarakat.
Dia pun meminta agar upaya law enforcement atau penegakan hukum dilakukan. Menurut Suharyanto, hal itu dapat menjadi salah satu solusi untuk menekan kejadian karhutlah di Tanah Air termasuk di Sumsel.
“Sumatera Selatan ini primadona karena kebakarannya besar. Mereka (penyedia jasa helikopter-red) maunya ke Palembang, kalau digeser ke Riau atau Jambi tidak mau. Karena mereka menganggap penghasilannya sangat besar. Makanya coba kita ubah pola pikirnya,” kata Suharyanto.
“Jangan sampai ini kita justru membantu orang yang membakar dan mendapat keuntungan. Jangan sampai kita dihujat negara tetangga karena asap. Kita harus bisa menjaga kedaulatan rakyat,” katanya. #ari