Ribuan Masyarakat Hadiri Haul Ke-7 KH M Zen Syukri

HAUL ---- Suasana khidmat di acara haul ke-7 Al Mukarrom KH M Zen Syukri di Masjid Nurul Hidayah, Jalan Letnan Jaimas, Palembang, Minggu (24/3/2019). (FOTO:SS1/YANTI)

Palembang, SumselSatu.com

Ribuan masyarakat Sumsel bahkan dari Malaysia, Singapura, dan Thailand hadir pada haul ke-7 Al Mukarrom  KH M Zen Syukri bertempat di Masjid Nurul Hidayah, Jalan Letnan Jaimas, belakang Pasar Cinde, Palembang, Minggu (24/3/2019).  Acara tersebut juga dihadiri Gubernur Sumsel H Herman Deru.

Dalam sambutannya, Gubernur Herman Deru mengatakan, dirinya secara pribadi ada ikatan dengan Abah Zen Syukri. “Saya ada sedikit cerita pada tahun 1996 saat mengadakan acara marhabah anak ketiga, tanpa kusadari Abah ado di tengah. Cuma singkat doake anakku, terus beliau permisi,” ujar Herman Deru.

“Sampai sekarang Abah dalam posisi tertinggi di hati kita. Beliau diterima di semua golongan. Abah sangat menjaga hubungan baik dengan semua golongan. Zuriat Abah, kita kembangkan apa yang diajak Abah. Di haul ke-7, secara fisik Abah tidak ada. Tapi ilmu beliau, ajaran Abah kita teladani. Kita patuh dengan ajaran-ajaran Abah,” tambah Gubernur.

Ketua Panitia Haul Ke-7 KH M Zen Syukri yang juga putri Almarhum yakni Dr Hj Izzah Zen Syukri, SPd, MPd mengatakan, ribuan masyarakat hadir pada kegiatan ini karena cinta terhadap Almarhum.

“Langkah kita ke sini karena cinta, ada cahaya yang mempersatukan kita di sini. Kita syukur ke hadirat Allah, karena nikmat cinta. Karena cinta bapak ibu berkenan hadiri haul ini. Hari ini kita mandi sendiri, wudhu sendiri. Suatu hari nanti, kita dimandikan dan diwudhukan,” katanya.

Berbicara tentang kematian, Izzah yakin, siapa pun yang ingat mati maka akan menjalankan perannya di dunia dengan sebaik-baiknya. Yang menjadi pemimpin akan menjadi pemimpin yang adil, yang menjadi pedagang tidak akan berbuat curang di timbangan.

“Jika ingat mati, kita akan mendapat banyak hidayah. Pergi ke majelis zikir dan melakukan pengajian,” kata dia.

Yang datang pada haul ini, sambung Izzah, ada dari Malaysia, Singapura, dan Thailand. “Abah itu panutan, lebih banyak memberikan contoh. Abah itu mengajarkan ilmu komplit, ilmu hidup dan ilmu mati. Beliau mengajarkan dengan cinta, barokah itu tidak terlihat tapi terasa. Tidak perlu melihat, tapi merasa dengan hati. Sehingga tidak sombong,” katanya.

Pada acara ini diberikan siraman rohani yang disampaikan Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia Dr KH Mujub Qulyubby, MH. Dia mengatakan, haul memberikan pendidikan yang mendalam.

“Di dunia, pendidikan paling tinggi dari orang hidup mengajari orang hidup. Ada lagi pelajaran yang bisa diambil dari haul ini, orang mati mengajari orang hidup.Hari ini kita mendengar, cerita dari murid KH Zen Syukri. Khususnya beliau mengajarkan ilmu tauhid dan tasawuf. Saking tulusnya beliau, ada beberapa yang hadir dari Malaysia, Singapura, datang ke sini, mereka tidak kenal tapi membaca buku Abah Zen Syukri,” ucapnya.

Beberapa kenangan tentang Almarhum Zen Syukri pun disampaikan para hadirin. Seperti Rektor Unsri Prof Anis Saggaf yang mengatakan Zen Syukri adalah tokoh sufi cinta kepada Allah. Walaupun sudah  meninggal tapi Abah tetap dicintai masyarakat.

Sedangkan Dosen Fakultas Pengajian Islam University Kebangsaan Malaysia Dr Ahmad Fakhruruzi bin Mohammed Zabidi mengaku tahu tentang Abah Zen Syukri sejak empat tahun lalu.

“Kami beli buku Abah Zen Syukri berjudul Cahaya Diatas Cahaya. Kami cari beliau di sini, ternyata Abah sudah meninggal. Kami ketemu anak beliau, ketemu muridnya.Kami ajarkan isi buku itu di Malaysia. Penerimaannya bagus, karena mudah dipahami. Kami jatuh hati, setiap haul kami kemari,” tandasnya.

Dia bahkan memberi penilaian kepada Abah Zen Syukri sebagai ulama millennium yang diberi Allah kemampuan ilmu hakikat.

“Ilmu hakikat ini sulit.Tapi di buku Abah mudah dipahami, barokah. Mudah dipahami dan mudah dirasakan. Kami cemburu warga Palembang bisa mengaji dan belajar ilmu dari beliau. Rugilah warga Palembang tidak mengikutinya. Karena kami tidak menemukan buku yang mudah dipahami,” pungkasnya. #nti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here