Palembang, SumselSatu.com
Jemaah haji asal Sumsel, Babel, dan Jambi, akan pulang ke Tanah Air mulai 17 Agustus mendatang.
“Masa pemulangan jemaah haji Debarkasi Palembang dimulai pada 17 Agustus hingga 4 September mendatang,” ujar Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi/Debarkasi Palembang H M Alfajri Zabidi, usai Rapat Evaluasi PPIH di Aula Pusat Informasi Haji (PIH), Palembang, Senin (5/8/2019).
Rapat itu sekaligus mempersiapkan masa pemulangan jemaah haji. Dalam rapat itu, persoalan keamanan mendapat perhatian dari PPIH, terutama terkait masa pemulangan.
Fajri meminta, baik di Asrama Haji maupun di bandara, hanya panitia dan pihak-pihak berwenang saja yang diperkenankan masuk. Untuk itu, pembagian kartu atau identitas panitia harus ditertibkan.
“Semua ini kami lakukan agar proses pemulangan jemaah dapat berjalan tertib dan lancar. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk adanya jemaah yang kehilangan barang. Intinya, semua harus ditertibkan,” kata Fajri.
“Koordinasi yang baik antar panitia harus dijaga. Kami juga mengimbau kepada masyarakat yang menjemput keluarganya agar bersabar dan tidak masuk Asrama Haji sampai proses pemulangan selesai dan mereka diperkenankan masuk,” tambah Fajri.
Sebelumnya, Fajri mengucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerjasama semua pihak yang terlibat, sehingga proses pemberangkatan calon jemaah haji Embarkasi Palembang tahun ini berjalan lancar tanpa ada kendala berarti. Dia mengharapkan hal serupa pada pemulangan jemaah haji.
Embarkasi Palembang memberangkatkan 8509 orang calon jemaah haji dari 8545 orang yang terdaftar. Ada 36 open seat atau kursi kosong selama masa pemberangkatan yang disebabkan calon jemaah sakit, wafat, hamil, dan menunda keberangkatan dengan alasan pribadi.
Terkait kondisi jemaah haji di Arab Saudi, kata Fajri, hingga kini ada dua orang yang meninggal dunia. Yakni, Hasan Husin dari Ogan Komering Ilir, dan Maisaro Akib dari Kota Palembang.
“Mudah-mudahan jemaah yang meninggal tidak bertambah. Meski begitu, harus diakui biasanya kondisi fisik para jemaah menurun pascapelaksanaan wukuf. Itu artinya, memang dibutuhkan kerja keras dari petugas haji dan kesadaran para jemaah untuk menjaga kondisi fisik dan kesehatannya, sehingga jumlah jemaah yang sakit dan meninggal tidak bertambah,” kata Fajri. #nti