“Kemerdekaan adalah Jembatan Emas untuk menuju masa depan Indonesia yang lebih baik”
PADA Selasa (15/8/2017), sekitar pukul 16.43, ratusan orang berbaju merah dan hijau datang ke Taman Makam Pahlawan Ksatria Ksetra Siguntang Palembang, di Jalan Jenderal Sudirman, KM 4, Palembang.
Mereka adalah pengurus dan kader Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Sumatera Selatan (Sumsel), dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumsel. Ada juga pengurus organisasi sayap kedua partai politik (Parpol) tersebut.
Kedatangan mereka untuk melakukan upacara mengenang jasa Ir Soekarno dan KH M Hasyim Asy’ari serta para pahlawan yang memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) serta memperingati Hari Kemerdekaan RI Ke-72.
Adalah Ketua DPD PDI Perjuangan Sumsel M Giri Ramanda N Kiemas yang menjadi Pembina Upacara. Setelah melakukan penghormatan kepada arwah para pahlawan, Giri memimpin mengheningkan cipta untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan.
Selanjutnya, Pembina Upacara meletakkan karangan bunga di tugu yang berada di Taman Makam Pahlawan Ksatria Ksetra Siguntang Palembang. Usai memanjatkan do’a dan memberikan penghormatan kembali kepada arwah para pahlawan, Pembina Upacara beserta peserta upacara menabur bunga di makam pahlawan.
“Jangan sekali-kali melupakan sejarah, jangan sekali-kali menghilangkan jasa ulama,” ujar Ramlan Holdan, Ketua DPW PKB Sumsel, ketika diwawancarai wartawan usai upacara.
Kegiatan bersama PDI Perjuangan dan PKB yang dilakukan mengusung slogan ‘Jas Merah’ dan ‘Jas Hijau’ hari ini, bertujuan mengenang perjuangan Soekarno atau Bung Karno dan KH M Hasyim Asy’ari serta para pahlawan yang telah rela berkorban jiwa dan raga demi Indonesia. Jas Merah singkatan dari jangan sekali-kali merlupakan sejarah. Sedangkan Jas Hijau, jangan sekali-kali menghilangkan jasa ulama.
“Kami ingin mengingatkan kembali kepada generasi muda agar sejarah ini tidak terputus. Kalau sejarah terputus, kecintaan terhadap negeri ini akan luntur,” kata Ramlan.
“Pemaknaan Jas Hijau dan Jas Merah hari ini tidak lain, tidak bukan dalam rangka kami mengingatkan kembali betapa pentingnya sejarah,” tambah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumsel tersebut.
Dia mengingatkan, generasi muda harus paham peran ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada masa sekarang, ulama mengisi kemerdekaan dengan tetap mempertahankan NKRI.
“Jangan sampai negeri yang sudah dibangun ini terkoyak-koyak kembali. Kecintaan terhadap negeri ini bagian dari iman,” tandas Ramlan.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPD PDI Perjuangan Sumsel Giri Ramanda Kiemas.
“Kemerdekaan ini hal yang sangat luar biasa, berkah yang luar biasa, dan keberanian yang luar biasa dari para pendahulu kita, para pejuang bangsa yang mereka ketika memekikkan kata ‘Merdeka!’ mereka pun sudah siap mengorbankan jiwanya,” ujar Giri.
Pekikan ‘Merdeka!’, menjadi ciri khas PDI Perjuangan hingga kini. Hal itu mengingatkan perjuangan para pejuang meraih kemerdekakan bangsa tidaklah mudah.
“Inilah bagian dari jangan sekali-kali melupakan sejarah,” kata Ketua DPRD Sumsel tersebut.
Bung Karno mengibaratkan kemerdekaan itu sebagai Jembatan Emas untuk menuju masa depan Indonesia yang lebih baik.
“Kemerdekaan adalah Jembatan Emas untuk menuju masa depan Indonesia yang lebih baik” kata Giri.
“Membangun Jembatan Emas ini butuh banyak pengorbanan para pejuang. Mereka tidak memikirkan diri mereka sendiri, mereka memikirkan bagaimana bangsa ini bisa merdeka, anak keturunannya bisa hidup di alam kemerdekaan,” tambahnya.
Jika ada pemikiran atau tindakan untuk membubarkan NKRI, mengadopsi ideologi dari luar yang mengancam NKRI, maka hal tersebut tidak menghargai perjuangan para pendiri bangsa dan para pahlawan kemerdekaan.
“Pendahulu kita sudah sangat luar biasa mengorban jiwa dan raga untuk kemerdekaan bangsa ini,” kata Giri Ramanda Kiemas. (arf)