ACT Sumsel Terima Donasi Untuk Bangun Sumur

SUMUR------ACT Sumsel meresmikan penggunaan sumur yang dibangun melalui Global Wakaf, di Jalan Dayang Rindu, RT3/RW1, Keramasan, Kecamatan Kertapati, Palembang,Rabu (3/7/2019). (FOTO :SS1/IST/ACT SUMSEL)

Palembang, SumselSatu.com

Sebagai upaya membantu kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang secara ekonomi kurang mampu, ACT Sumsel mengumpulkan uang untuk pembangunan sumur. Tidak saja sumur, ACT Sumsel juga ingin membangun tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK).

“Bagi yang ingin berkontribusi menyalurkan hartanya melalui wakaf, ACT Sumsel membuka kesempatan melalui rekening khusus wakaf, di BNI Syariah 66-0000-940 atas nama Yayasan Global Wakaf dan konfirmasi melalui WA di 081369007979,” ujar Ardiansyah, Branch Manager ACT Sumsel, kepada SumselSatu.

Sebelumnya Ardiansyah mengatakan, saat ini pihaknya menargetkan pembangunan sumur di 20 titik di Sumatera Selatan.

Pada Rabu (3/7/2019), ACT Sumsel meresmikan penggunaan sumur yang dibangun melalui Global Wakaf, di Jalan Dayang Rindu, RT3/RW1, Keramasan, Kecamatan Kertapati, Palembang. Sumur tersebut telah dapat dimanfaatkan warga sekitar

“Selain membangun sumur, selanjutnya tim Global Wakaf juga akan meneruskan pembangunan berupa MCK dan tempat mencuci di samping lokasi sumur wakaf,” tambah Ardiansyah.

Dia menjelaskan, sumur wakaf tersebut merupakan ikhtiar yang dilakukan ACT sebagai upaya membantu masyarakat di Keramasan untuk memperoleh air bersih. Terlebih, saat ini telah memasuki musim kemarau.

“Supaya dapat memberikan manfaat lebih kepada warga di sini, adapun dana pembangunan sumur wakaf ini merupakan donasi dari wakif tetap ACT yang mengamanahkan hartanya untuk diwakafkan melalui ACT,” kata Ardiansyah.

Keramasan salah satu kawasan yang belum tersentuh penyediaan air bersih dari PDAM. Warga memanfaatkan air sungai untuk memenuhi keperluan air sehari-hari, seperti mandi dan mencuci. Namun, sungai yang terletak di antara pabrik karet dan sawit itu, tercemar limbah pabrik.

Salah satu warga, Lastri (38) mengatakan, air sungai sering tercemar limbah pabrik. Belum adanya jaringan air bersih PDAM memaksa warga harus menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari.

“Di sini belum ada PDAM, jadi sehari-hari kami mengangkut air sungai menggunakan gerobak untuk dipakai mandi dan mencuci, tapi air sungai itu terkadang membuat badan jadi gatal-gatal, warnanya juga kuning, bahkan hijau, karena tercemar limbah pabrik, apalagi di musim kemarau begini,” ungkap Lastri. #nti

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here