Film ‘Setelah Kita Menangis’ Siap Bersaing di Tingkat Nasional

SYUTING---Tim Musi Kreatif Indonesia melakukan syuting film 'Setelah Kita Menangis' yang menjadi film terpilih dalam Festival Film Bulanan Lokus 6. (DOKUMENTASI MUSI KREATIF INDONESIA).

Palembang, SumselSatu.com

Film pendek berjudul ‘Setelah Kita Menangis’ siap bersaing dengan 19 film lainnya dari 10 Lokasi Fokus (Lokus) di tingkat nasional dan menjadi nominasi di malam penganugerahan Festival Film Bulanan yang akan digelar pada akhir Desember 2023.

‘Setelah Kita Menangis’ adalah film pendek berdurasi 10 menit karya Rumah Produksi Musi Kreatif Indonesia. Film ini disutradarai Fani Atma Wijaya dan diproduseri Rifqi Mardhani.

Sebelumnya, film ‘Setelah Kita Menangis’ berhasil menjadi film terpilih di Festival Film Bulanan Lokus 6 yang diadakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI).

Film dari Palembang ini akan mewakili Regional Lokus yang meliputi Aceh, Riau, Sumatera Barat (Sumbar), Sumatera Selatan (Sumsel), Sumatera Utara (Sumut) dan Kepulauan Riau (Kepri). Selain film ‘Setelah Kita Menangis’, film ‘Pabaruak’, karya Sutradara Indah Septy Elliyani, asal Batusangkar, Sumbar, juga terpilih pada Festival Film Bulanan Lokus 6.

“Para pemenang film terbaik dan pemenang kategori akan berhak mendapatkan dukungan untuk hadir dan mempromosikan filmnya di Cannes Film Festival di tahun 2024,” ujar Sutradara film ‘Setelah Kita Menangis’ Fani Atma Wijaya, Minggu (30/7/2023).

Fani berharap kualitas film di wilayah Lokus 6, terlebih di kawasan Sumatera bisa bersaing dengan film dari pulau Jawa.

“Apalagi memang yang seperti kami ini tidak memiliki basic sekolah film, jadi harus terus mengasah kemampuan diri dari sisi literasi dan juga teknis film itu sendiri,” ucap Fani.

Produser Film Rifqi Mardhani mengatakan, dengan terpilihnya ‘Setelah Kita Menangis’ di Festival Film Bulanan, dia berharap ke depan akan semakin banyak film Palembang yang mampu bersaing di tingkat nasional dan juga internasional. Pasalnya, ada banyak ragam budaya dan kearifan lokal di Palembang dan Sumsel yang bisa dijadikan sebuah film.

“Sudah saatnya penggiat film di Palembang lebih peka dengan keistimewaan dan kearifan lokal yang kita miliki untuk menjadikannya sebuah produk film yang bisa dinikmati oleh generasi saat ini dan juga generasi mendatang,” ujar Rifqi.

Rifqi menambahkan, film ‘Setelah Kita Menangis’ mengambil lokasi syuting di rumah pinggir Sungai Musi, Kelurahan 4 Ulu, Kecamatan Kertapati, Palembang.

“Untuk syuting memakan waktu 2 hari, tapi untuk proses keseluruhan dua minggu. Untuk kendala paling kesulitan akses lokasi karena beberapa adegan diambil di tengah Sungai Musi,” terangnya.

Salahsatu adegan dalam film ‘Setelah Kita Menangis’ yang diambil di rumah pinggiran Sungai Musi.

Berawal dari Sebuah Kecelakaan Pesawat

Film ‘Setelah Kita Menangis’ diperankan dua tokoh utama Muhammad Bagir yang berperan sebagai Sahrul dan Muhammad Nagib sebagai Reno.

Film berawal dari kesedihan yang dialami Sahrul (48) dan Reno (10), setelah ditinggal Siti (43), orang yang mereka sayangi. Siti meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang.

Siti meninggal karena kecelakaan pesawat saat hendak pulang ke Tanah Air setelah bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri. Kematian Siti membuat Sahrul dan Reno menjadi sosok yang sangat asing dan berbeda. Mereka kehilangan istri dan juga ibu bagi Sahrul dan Reno.

Seiring berjalannya waktu, hubungan yang dulunya hangat menjadi hambar. Kesedihan yang dialami kedua lelaki ini membuat perasaan antarkeduanya semakin canggung.

Sebagai seorang ayah, Sahrul harus selalu bersikap tegar agar menjadi contoh untuk anaknya, namun sikapnya itu justru terkesan menelantarkan anak semata-wayangnya itu. Sedangkan sebagai anak, Reno tak mau dianggap lemah sebagai seorang laki-laki karena ia telah berjanji pada orang tuanya untuk tidak menjadi orang yang cengeng. Hingga pada akhirnya Sahrul tersadar ego keduanya telah mengorbankan banyak hal.

Tim Rumah Produksi Musi Kreatif Indonesia foto bersama usai syuting film.

Layak Bersaing di Luar Negeri

Salah satu tim kurator yang juga Senior Business Development Manager of IDN Media Rahma Guntari mengapresiasi karya para peserta.

“Lokus 6 ini bagus-bagus dan lebih prepare dari semua sisi. Dari segi cerita seperti gagasan, storytelling, dan voice-nya sudah prepare dengan baik. Beberapa film juga seperti sudah tahu mau dibawa untuk ke ajang festival luar negeri,” ujar Rahma.

“Kedua film ini enak dinikmati. Bagus dua-duanya. Ide ceritanya tergambarkan dari visualnya sendiri, baik narasinya, estetikanya, dan storytelling-nya,” tambahnya.

Satu suara dengan Rahma, kurator Mohamad Ariansah, yang juga sebagai Dosen Film dan Televisi serta Resensator Film menyampaikan, Lokus 6 jauh lebih baik dibandingkan lokus sebelumnya.

“Jauh dibandingkan sama bulan lalu. Kalau nyari film untuk dibawa ke luar negeri, dari lokus ini lumayan oke,” ujar Ale-sapaan akrab Mohamad Ariansah.

Menurut Ale, cara penyampaian ceritanya (storytelling) canggih.

“Aku suka Pabaruak. Level storytelling-nya sudah bukan lagi masuk ke fisik, tapi metafor dan ironi. Canggih cara penyampaian ceritanya,” tutur Ale.

Sementara untuk film ‘Setelah Kita Menangis’, Ale mengungkapkan, tim produksi memiliki kekuatan di pengadeganan.

“Kesadaran bagaimana di dalam visual bukan hanya bicara kekuatan tentang kamera saja, kekuatan editing saja, tapi koreografi pemain di-setting sedemikian rupa dan relasi antarkarakternya baik,” ujarnya.

Sutradara dan penulis skenario Rahabi Mandra, yang di Festival Film Bulanan ini juga sebagai kurator menyatakan, kedua film ini memiliki keunggulan tersendiri.

“Keduanya memiliki kaidah visual dan penggunaan audio yang baik. Lalu bagaimana mereka mencoba men-challenge secara teknis tentang pembuatan film bahwa ada perspektif, kita bisa main foreground, main tengah, main background, itu bisa dimainkan lagi,” jelas Abi.

Sementara itu, Menparekraf Sandiaga Uno memberikan apresiasi kepada tim produksi kedua film, karena sudah menghasilkan karya luar biasa.

“Kami ingin memberikan apresiasi kepada kedua film terpilih Festival Film Bulanan Lokus 6. Bangga dengan kreator film pendek Tanah Air yang sudah menghasilkan karya yang baik dan disiapkan untuk dibawa ke kancah internasional,” ujarnya.

Kedua film tersebut akan mendapat sertifikat, suvenir, kesempatan mengikuti workshop perfilman, dan menjadi nominasi di malam penganugerahan Festival Film Bulanan, yang diselenggarakan pada Desember 2023.

Sebagai bagian dari eksibisi, akan ada penayangan poster digital di sejumlah area Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf dan penayangan film di acara ‘Sinema Keliling’, bioskop maupun media Over The Top (OTT). #fly

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here