Palembang, SumselSatu.com
Meski malang melintang di kompetisi sepakbola Eropa, pemain anyar Sriwijaya FC (SFC) Mohamadou Ndiaye ternyata tidak bisa berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris. Usut punya usut, rupanya Ndiaye merambah negara-negara yang tidak menggunakan Bahasa Inggris.
Pada usia 16 tahun, ia sudah meninggalkan kota kelahirannya Bamako, Mali untuk menjajal kompetisi di Maroko. Maroko merupakan salah satu wakil Asia berlaga di Piala Dunia 2018.
Di sana selama empat tahun, membuat Ndiaye pandai berbahasa Arab. Lalu setelah meninggalkan Klub Wydad Casablanca asal Marako pada 2010, Ndiaye mengepakkan sayapnya ke Portugal dengan memilih Victoria SC. Selama tiga tahun di sana, membuatnya piawai berbahasa Portugal.
Kemudian, kehidupan sebagai pesepakbola pun membawanya ke Prancis dengan memperkuat klub Liga 2 yakni Troyes. Tiga tahun bersama klub membuatnya mahir berbahasa Prancis dan sekaligus membawa klub ini terpromosi ke Liga 1 Prancis. Lantas, bagaimanakah kiranya ketika Ndiaye bermain di Indonesia, yakni negara pertama tempatnya hijrah bermain di Asia.
“Saya akan belajar juga Bahasa Indonesia,” kata Ndiaye melalui rekannya Makan Konate, yang diwawancarai di suatu kesempatan.
Agen Worldfood Agency Doucoure Mahamadou mengatakan, Ndiaye merupakan sosok pemain yang cerdas dan sekaligus dewasa karena sudah ditempa untuk hidup mandiri sejak usia belasan.
“Sriwijaya sangat beruntung mendapatkannya. Bukan karena skill-nya saja yang di atas rata-rata tapi secara personal juga sangat baik orangnya. Dia juga sangat religius,” ujar agennya. #ari