Lahat, SumselSatu.com
Meski hasil panen terus menurun, namun harga kopi dua tahun terakhir mengalami kenaikan. Karena itu, para petani kopi di Kabupaten Lahat langsung menjual hasil panen mereka.
Dari informasi yang dihimpun, harga kopi sejak awal tahun terus mengalami kenaikan berkisar Rp30 ribu- Rp35ribu. Namun, panen kopi menurun menjadi 400 kilogram (Kg) biji kopi kering. Padahal sebelumnya, satu bidang kebun menghasilkan 1ton biji kopi kering.
Rian salah satu petani kopi asal Lahat mengatakan, dulu saat panen kopi mampu menghasilkan 1 ton. Tapi sejak dua tahun terakhir sekitar 400kg hasil panen.
“Paling parah memang tahun ini. Memang harga naik karena permintaan kopi tetap tinggi, jadi panen langsung jual,” ujar Rian, petani kopi asal Lahat, Rabu (24/5/2023).
Ipli, petani kopi lainnya mengatakan, agen kopi atau pengepul kopi mencari biji kopi ke rumah petani agar mau dijual karena kebutuhan kopi masih tinggi.
“Simpanan orangtua ada sekitar 10 karung kopi gerinting (buah kopi kering belum dikupas-red). Dibeli pengepul kopi langsung datang ke rumah,” katanya.
Toto, pria yang bekerja sebagai salah satu pengepul biji kopi mengatakan, permintaan kopi memang meningkat sepanjang tahun, namun hasil kopi musiman. Sehingga ketika musim panen, harga kopi anjlok. Sedangkan ketika tidak musim harga naik.
“Karena banyak petani serentak menjual saat panen. Sedangkan ketika tidak musim panen, kami yang mencari petani kopi untuk memenuhi permintaan per bulan. Jadi harga naik agar petani yang menyimpan kopi mau menjualnya,” ujarnya.
Menurutnya, kalau penjualan kopi tidak serentak, harga kopi akan sesuai permintaan pasar karena permintaan biji kopi untuk ekspor dan mengisi pabrik berlangsung per bulan sepanjang tahun. #Tria