Pangkalan Balai, SumselSatu.com
Pemilihan Kepala Desa secara e-Voting yang berlangsug di 48 desa pada Kamis (16/11/2017) yang lalu, ternyata masih menyisakan keluhan dari masyarkat. Pasalnya, akibat alat e-Voting sering macet, banyak warga masyarakat yang tidak dapat memberikan hak pilihnya.
Hal ini diungkapkan Sahmad, salah seorang masyarakat Desa Terentang Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin. Dikatakannya, bahwa pemilihan Kepala Desa di Desa Terentang alat e-Voting sampai berjam-jam macet dan itu terjadi berulang-ulang.
“Alat e-Voting tersebut selalu macet dan macetnya sampai berulang-ulang, sampai jam 1 siang. Akibatnya banyak warga yang pulang ke rumah dan tidak kembali lagi ke TPS,” katanya pada Sumselsatu.com, Minggu (19/11/2017).
Menurut Sahmad, diperkirakannya warga yang tidak memberikan hak suaranya mencapai ratusan mata pilih. Itu terjadi karena warga sudah banyak yang kesal menunggu dan akhirnya mereka pulang ke rumah dan tidak lagi kembali lagi ke TPS.
“Kejadian ini jelas merugikan bagi para calon. Jadi, kalau bagi saya pribadi pemilihan Kepala Desa masih enak dengan cara manual lebih simpel dan lebih mudah dari pada dengan cara e-Voting, tapi sering macet dan membuat kesal warga yang menunggu,” tuturnya.
Hal senada dikatakan Irawan, bahwa dari jam 7 pagi, begitu proses pemilihan dimulai alat e-Voting macet dan macetnya berulang-ulang, hingga proses pemilihan sampai tertunda.
“Proses pemilihan selalu tertunda karena alat e-Voting sering macet hingga sampai jam 01 siang pemilihan belum selesai dan akibatnya banyak warga yang pulang ke rumah karena kesal,” katanya.
Menurutnya, untuk lain kali, pemilihan Kepala Desa tidak perlu pakai cara e-Voting dan enaknya secara manual saja. Apalagi pengadaan alat e-Voting cukup banyak memakan anggaran APBD. “Kasihan para calon akibat kejadian tersebut bayak para pendukungnya tidak memberikan hak suaranya karena sudah kesal menunggu,” tandasnya. #Afri
