Proyek Flyover Simpang Sekip Belum Sesuai Target

Anggota Komisi V DPR RI Ir H Ishak Mekki.

Palembang, SumselSatu.com

Pembangunan proyek Flyover Simpang Sekip Palembang, belum sesuai target karena terlambat dalam pengerjaannya.

Flyover Simpang Sekip memang belum sesuai dengan target. Dari target 25 persen, tapi sekarang baru 22 persen atau masih minus 3 persen. Keterlambatan ini harus dikejar, sehingga pas kontraknya selesai pekerjaannya juga selesai sesuai jadwal,” ujar Anggota Komisi V DPR RI Ir H Ishak Mekki, MM.

Ishak Mekki menyampaikan hal itu saat pertemuan Komisi V DPR RI dengan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR dan Ditjen Perkeretaapian Kementerian PUPR di Hotel Wyndham, Kamis (10/11/2022).

Dia mengatakan, kendala yang terjadi untuk pembangunam Flyover Simpang Sekip adalah utilitas seperti pipa, jaringan listrik dan juga jaringan Telkom. Selain itu, ada juga sebagian lahan yang masuk ke Kantor Bea Cukai belum diselesaikan. Kemudian ada ruko dan tempat cuci mobil.

“Kita harapan PUPR melalui Balai Besar Jalan Nasional, Dinas PUBM, Gubernur dan Walikota juga harus turun mengtasi masalah itu. Mereka yang mendorong proyek ini supaya cepat selesai karena kemacetan ini luar biasa,” katanya.

“Segera selesaikan pengerjaan di pinggir jalan kiri kanan. Kemudian baru untuk pemancangan di tengah supaya tidak macet. Targetnya sampai November 2023,” tambahnya.

Dia menerangkan, untuk masalah Light Rail Transit (LRT) sudah ada upaya dari perkeretaapian untuk meningkatkan income.

“Kalau dulu LRT direncanakan untuk penjemputan atlet Asian Games. Sekarang Asian Games tidak ada lagi, jadi dipergunakan untuk fasilitas umum angkutan umum. Harapan kita ke depan bagaimana supaya pak gubernur juga memperbanyak kegiatan di Jakabaring Sport City (JSC) supaya lebih bertambah banyak event nasional maupun internasional karena fasilitas olahraga di JSC itu sudah lengkap,” katanya.

Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Sumsel Dharma Budi mengatakan, kunjungan Komisi V DPR RI membahas dua hal. Yakni, anggota penggunaan LRT terkait pernyataan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil jika LRT Palembang sepi sehingga Presiden merespon. Kedua masalah Flyover Simpang Sekip.

“Untuk LRT tadi sudah dijelaskan saat ini biaya operasionalnya itu kurang lebih Rp180 miliar per tahun, sedangkan penghasilan dari tiket itu Rp80 miliar. Jadi kurang lebih setiap tahun Rp100 miliar untuk menutupi itu,” katanya.

Untuk solusinya, ada studi analisa secara komprehensif dari konsultan yang kompeten dihitung semua kalau memang sudah maksimal tak bisa lagi dan setiap tahun nombok harus ada solusi, sehingga tidak merugi setiap tahun.

Solusi pertama penambahan feeder sekarang ini baru 7 feeder maka perlu ditambah menjadi 17 feeder. Berdasarkan kajian, masyarakat dulu gratis feeder, sekarang bayar Rp4000.

“Kami minta tadi supaya digratiskan lagi biar nanti disubsidi Pemprov Sumsel atau Pemko Palembang, jadi masyarakat tidak perlu bayar. Kemudian penggunaan tiang untuk iklan itu ada 700 tiang, coba pasang iklan di situ untuk menambah pendapatan. Kemudian ada mode angkutan yang terintegrasi,” katanya.

Untuk pembangunan Flyover Simpang Sekip ada 110 lahan, dan yang bermasalah hanya tiga lahan.

“Saya masih optimis bisa selesai di November 2023,” katanya. #Fly

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here